Setengah jam yang lalu …
Beberapa pengawal memasuki ruangan dan memberi jalan untuk bos mereka. Saat seorang pria memasuki ruangan, semua orang yang hadir di ruangan itu melebarkan mata mereka karena terkejut.
Kebanyakan dari mereka hanya melihat orang ini di televisi. Dia adalah orang terkaya di negara ini, Candra Smith.
Candra Smith adalah seorang pebisnis muda yang membangun seluruh kerajaan bisnisnya 'Smith Group' dengan sendirian. Dia dikenal sebagai orang yang dingin dan kejam. Tidak ada yang berani berhadapan dengannya tanpa izinnya.
Dia baru berusia dua puluh enam, tetapi dia memiliki semua departemen di bawah nama perusahaannya, mulai dari hiburan hingga tambang besi. Dia telah menyebarkan cakarnya di setiap bisnis dan di setiap negara asing. Ada banyak pebisnis yang mencoba mengikat kerja sama dengannya. Sebagai orang kaya dan terkenal, dia adalah bujangan paling memenuhi syarat di negara ini. Dia sangat tampan dengan perut delapan petak itu. Dia ramping, berotot, dan memiliki wajah yang sempurna. Matanya yang gelap bisa membuat gadis mana pun bertekuk lutut. Dia bisa di sebut dalam dua kata, 'panas', dan 'sexy'.
Dia adalah impian sebagian besar ahli waris keluarga kaya. Gadis mana pun dapat menelanjangi dirinya sendiri jika mereka melihat Candra secara langsung.
Tapi, Candra bukanlah orang yang easy going. Dia bisa membunuh siapa saja dengan tatapannya kepada orang-orang yang ingin menggodanya.
Candra adalah teman masa kecil dari cucu yang mengadakan acara pesta ini. Mereka pernah belajar di sekolah berasrama yang sama. Sesuai permintaannya, Candra hadir di pesta itu.
Setelah memasuki ruangan, dia melambai ke asisten pribadinya, Jason, dan Jason memerintahkan setiap pengawal untuk menunggunya di luar dan meninggalkan ruangan.
Saat pengawal dan asistennya meninggalkan ruangan, dia mendekati temannya dan memeluknya akrab. "Selamat datang kembali sahabatku." Temannya Tuan Eros balas memeluknya dan berterima kasih kepada Candra karena sudah datang ke pesta.
"Aku sangat senang kamu ternyata datang juga," ucap kakek Eros yang sedang berada di dekat mereka. Kakek Eros memang mengundangnya, tetapi dia sempat berpikir bahwa Candra tidak akan datang.
"Ya kakek, bagaimana bisa aku tidak datang ketika teman masa kecilku kembali setelah sekian tahun? Aku sangat merindukannya."
"Baiklah, kalian nikmatilah." Kakek Eros pergi untuk menghampiri tamu yang lain.
Eros menarik Candra ke lingkaran temannya dan memperkenalkan Candra kepada semua orang. "Candra, kamu tunggu di sini bersama mereka sebentar, kakekku memanggilku."
"Baiklah," kata Candra dan mengambil segelas anggur dari seorang pelayan dan duduk di sofa.
Tidak jauh dari sana, seorang wanita dengan gaun berwarna ungu tua sedang mengamati Candra dengan sangat tajam. Wanita itu memanggil asistennya dan mengatakan sesuatu di telinganya. Asistennya mengangguk dan kemudian meninggalkan ruangan tersebut, tetapi sekali lagi asisten nya memasuki ruangan setelah beberapa menit dengan sesuatu di tangannya dan memberikannya kepada wanita itu.
Wanita itu tersenyum dan mengambil segelas anggur dan mencampurkan sesuatu di dalamnya, kemudian dia mendekati Candra dengan senyum genit. "Halo Tuan Candra, apa kabar? Aku menelepon mu kemarin tetapi kamu tidak menjawabnya."
Candra mengangkat wajahnya. "Oh! Maafkan aku Nona Rosie. Aku sibuk. Bagaimana kabar ayahmu?" Baik ayah Rosie maupun ayah Candra adalah teman keluarga. Rosie selalu berusaha menggodanya tetapi Candra tidak menyadarinya. Ia selalu memperlakukan Rosie sebagai putri dari teman ayahnya. Dia tidak pernah mengira bahwa Rosie sedang memikirkan sesuatu yang lain dalam pikirannya.
"Ayah baik. Bolehkah aku duduk di sini?" tanya Rosie.
"Tentu saja," jawab Candra. Saat Rosie duduk, dia menawarkan minuman itu pada Candra, "Ini, ambillah. Aku telah memesankan khusus untukmu."
"Terima kasih," kata Candra dan meneguk minumannya. Rosie tersenyum. "Bagaimana kalau kita jalan-jalan sebentar. Di sini aku merasa tercekik."
"Oke," saat Candra mulai berdiri, dia merasa sedikit pusing. Dia pikir mungkin dia telah minum terlalu banyak. Saat dia pergi keluar, Eros memanggilnya kembali. "Candra, aku telah memesan suite di hotel ini untuk mu. Aku memberikan informasinya kepada Jason. Jadi, jika kamu ingin beristirahat, kamu bisa pergi ke suite mu."
Candra tersenyum dan berterima kasih padanya. Saat dia keluar dia merasakan panas di tubuh bagian bawahnya. Rosie masih mengikutinya dan mengamati dengan cermat.
Candra tidak dapat memahami apa yang terjadi pada tubuhnya hari ini. Dia tidak bisa berjalan dengan baik dan tubuhnya gemetar. Rosie yang sedang menunggu saat ini, memegang tangan Candra dan berkata "Candra, apa yang terjadi? Apakah kamu sakit? Biarkan aku membantu mu untuk pergi ke kamarmu, Ayo." Rosie menunjukkan perhatian dalam suaranya, tetapi matanya mengatakan sesuatu yang lain.
Sebagai pebisnis yang kejam, Candra tahu penampilan itu. Dia tahu ada yang tidak beres.
Mungkinkah dia dibius? Sekarang apa yang harus di lakukan. Dia merasa sangat panas sekali. Dia butuh pembebasan akan sesuatu. Tapi ini pasti perbuatan Rosie. Jadi Candra tidak bisa membiarkan wanita ini sukses akan rencananya.
Candra sedang memikirkan cara untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Di sisi lain, Rosie menariknya ke lift. Di dalam lift, Rosie meraih tangan Candra dan meletakkannya di pinggingnya. Candra terkejut, dia mencoba menarik tangannya dari cengkeraman Rosie namun Rosie memegangnya dengan erat.
"Oh Candra! Aku menunggumu begitu lama. Akhirnya hari ini kamu akan menjadi milikku," kata Rosie dan mulai mendekatkan dirinya untuk mencium Candra. Candra mengumpulkan seluruh energinya dan mendorong Rosie menjauh.
Dia tersandung di lantai lift. Candra mengeluarkan ponselnya dan segera memanggil Jason. Jason seketika langsung berlari bersama pengawal dan penjaga lain untuk membawa Rosie pergi.
Setelahnya, Jason membantu Candra masuk ke kamarnya kemudian Jason meninggal kan Candra sendirian dan pergi untuk menangani Rosie.
Setelah mencapai kamar, Candra tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri dan dia merobek kemejanya sendiri dan berteriak. Namun ketika dia memasuki kamar tidurnya, dia tidak bisa mempercayai pemandangan di depannya. Seorang wanita cantik dengan rambut gelap sedang berbaring di tempat tidurnya!
Setelah melihat itu, Candra benar-benar tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Pengaruh obat lebih kuat dari yang dia pikirkan. Candra menghampiri tempat tidur dan keduanya tanpa ampun melakukannya sepanjang malam.
Wanita di tempat tidurnya tak lain adalah Yuni.
Yuni menjadi sedikit sadar ketika Candra memasuki ruangan, tetapi dia juga tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri.
Malam itu terasa sangat panjang. Dibawah pengaruh obat yang sangat kuat bagi mereka berdua, mereka berdua bahkan tidak tahu sudah berapa kali mereka melakukannya malam itu.
Paginya, Yuni terbangun lebih awal dari Candra. Yuni membuka matanya dan melihat bahwa dia sedang berada di ruangan asing. Dia tidak mengerti di mana dia berada sekarang? Seluruh tubuhnya sakit. Dia tanpa sadar melihat tubuhnya dan sangat terkejut melihat bahwa dia tidak sedang mengenakan apa-apa.
Apakah seseorang telah menculiknya dan penculik tersebut melecehkannya? Yuni berusaha bangkit namun matanya melihat seseorang yang juga sedang berbaring di sampingnya, itu seorang pria, dan pria itu juga tidak mengenakan apapun!
"Oh tuhan!"