"Lu Wanyue!"
Du Xiangjun melindungi sang putri di belakang tubuhnya seraya menatap Lu Wanyue marah. Sorot matanya tampak penuh peringatan.
Dia terlihat seperti induk serigala yang sedang melindungi bayinya.
Dia akan melawan siapapun yang berani menyakiti anaknya!
Du Xiangjun tidak bodoh akan tetapi dia sangat peka. Dia jelas paham jika Lu Wanyue sengaja merendahkan putrinya dan mencoba menghancurkan hubungan antara putrinya dan orang-orang yang ada di rumah.
Memikirkan hal ini, Du Xiangjun pun semakin menatap marah pada Lu Wanyue.
Terserah jika gundik yang tak tahu malu itu merendahkannya. Akan tetapi dia tidak akan pernah membiarkan Lu Wanyue ikut merendahkan putrinya. Ini sudah kelewatan!
Lu Wanyue menundukkan kepala seolah-olah sangat takut pada Du Xiangjun.
Saat ini, suara marah seorang pria paruh baya terdengar dari sofa terdekat.
"Cukup! Kemari!"
Du Xiangjun menegang seketika saat mendengar suara pria paruh baya itu. Tanpa sadar, dia semakin mencengkram erat tangan putrinya.
Sadar akan keanehan ibunya, Lu Zijia menggenggam tangannya seraya tersenyum lembut. Dia memberitahunya bahwa dia baik-baik saja.
Du Xiangjun merasa cemas. Akan tetapi dia tetap tersenyum untuk menenangkan sang putri, "Jiajia, jangan khawatir. Ibu akan melindungimu."
Lu Zijia berjalan dengan gugup di belakang Du Xiangjun. Lu Zijia menuju ke tengah ruang tamu.
Di sana, duduk seorang pria paruh baya dan seorang pria tua berusia sekitar 70-an.
Kedua pria ini adalah Lu Bochuan yang merupakan ayah pemilik tubuh ini dan Lu Tao, kakek pemilik tubuh ini. Keduanya sangat tidak menyukai pemilik tubuh ini.
"Katakan, kenapa kamu tidak pulang semalam dan kembali dengan memakai piyama secara terang-terangan. Apa kamu tidak menganggap penting reputasi keluarga Lu!"
"Dasar tak tahu malu! Aku sangat malu melihatmu. Reputasi keluarga Lu sudah tercoreng karena gadis pemberontak sepertimu ini!"
Lu Bochuan tampak begitu marah, seolah-olah dia benar-benar tidak tahu kenapa Lu Zijia tidak pulang semalaman.
Meskipun Tuan Besar Lu hanya diam. Akan tetapi mata tuanya yang tajam melirik Lu Zijia dengan sorot menghina.
Terlihat jelas jika dia tidak menyukai Lu Zijia, cucu perempuannya yang sudah menjadi pengecut sejak kecil.
"Lu Bochuan, jangan memfitnah putriku. Reputasi keluarga Lu sudah lama hancur karenamu. Sekarang, kamu malah menyalahkan putriku?"
"Lu Bochuan, kamu pria atau bukan!"
Ucapan Du Xiangjun merujuk pada perselingkuhan yang dilakukan Lu Bochuan. Tindakan pria itu yang membawa pulang kedua anak haramnya secara terang-terangan.
Awalnya, Du Xiangjun memiliki perasaan pada Lu Bochuan. Jika tidak, dia tidak akan mau menikah dengannya tanpa restu keluarga.
Tetapi, setelah tahu bahwa Lu Bochuan berselingkuh dan memiliki seorang putri yang lebih tua dari putrinya, sebagian perasaannya yang masih tersisa pun langsung lenyap.
Alasan kenapa Du Xiangjun tidak mau bercerai adalah karena tidak mau memberikan posisinya pada Sang Gundik sehingga membuat keduanya menjadi pasangan yang legal.
Yang paling penting adalah Du Xiangjun ingin membantu sang putri mendapatkan semua haknya.
Alasan yang kedua, Du Xiangjun sudah tidak punya muka untuk kembali ke rumah ibunya. Dia tidak tahu harus ke mana selain ke rumah ibunya.
Singkatnya, Du Xiangjun akan bertarung sampai akhir dengan Lu Bochuan dan gundiknya.
Brak~~
"Du Xiangjun, dasar jal*ng ber*ngsek! Siapa yang menyuruhmu berbicara di sini? Cepat, kembali ke kamarmu sekarang!"
Lu Bochuan menggebrak meja dengan marah. Sepasang matanya yang tajam terlihat seperti akan memakan orang.
Dalam beberapa tahun terakhir, Du Xiangjun seringkali dianiaya oleh Lu Bochuan. Mau tak mau dia merasa takut saat melihat kemarahan pria itu.
Akan tetapi demi sang putri, dia bersikeras bertahan dan tidak mau mundur.