Chereads / Ikatan Berdarah / Chapter 10 - Sebuah Misi Rahasia

Chapter 10 - Sebuah Misi Rahasia

Kantor Kepolisian Regional Incheon, Korea Selatan. Seorang pria berusia sekitar 31 tahun berjalan santai memasuki gedung. Beberapa orang menyambut dan membungkukkan badan ke arahnya.

"Irrashaimase, Takahashi-san! Kami telah menanti kedatangan Anda. Seluruh anggota divisi telah menanti di ruang rapat."

Shinsuke mengangguk dan mengikuti langak pria yang di hadapannya. Yang kini ia tahu bahwa nama lelaki itu adalah Detektif Moo Tae-gu, salah satu anggota tim Unit Kriminal Khusus.

Seluruh anggota dari Unit Kriminal Khusus sedang mengadakan rapat. Rapat dipimpin oleh Ketua Divisi Kang  Rae-ah. Detektif Moo mengetuk pintu dan masuk diikuti Detektif Takahashi Shinsuke. Semua anggota tim memberi salam dengan sedikit menundukkan kepala.

Ketua Tim Kang Rae-ah menyambut dan menjabat tangan Detektif Takahashi Shinsuke.

"Selamat datang, Detektif Shinsuke. Kami telah mendengar banyak hal tentangmu. Tentang ratusan kasus yang berhasil kau pecahkan. Kami memohon kerjasamanya."

"Saya juga banyak mendengar tentang kejeniusan Anda, Ketua Tim Kang."

"Hahaha, Anda bisa saja," ucap Rae-ah sambil sedikit menepuk pelan lengan Shinsuke. Anak komisaris ini memang terkadang lepas kontrol kalau sedang dipuji.

"Ehem!"

Suara deheman.

"Apa rapatnya bisa segera dimulai, Ketua Kang?" sergah Lee Tae-gyeon. Rae-ah menatap tajam ke arah Tae-gyeon seolah tatapannya dapat diartikan "Mengganggu saja!"

Rae-ah menghela nafas panjang dan menyuruh Detektif Shinsuke duduk di sebelah Tae-gyeon. Ia langsung berjalan anggun menuju ke depan layar besar LED Proyektor besar.

"Baiklah, kita akan membahas tentang pembunuhan yang dialami Nona Yukiko Shinoda, anggota girlband asal Jepang. Ia dibunuh saat melakukan konser bersama member lain di Incheon. Maka dari itu, Detektif Shinsuke khusus datang dari Kepolisian Nasional Jepang untuk mengusut kasus ini," ucap Rae-ah dengan tegasnya.

"Ketua Kang, sepertinya bukan Nona Yukiko saja korbannya. Pembunuhan model terkenal Moon Jae-in juga memiliki luka yang sama. Tenggorokannya ditusuk benda runcing. Kasus 2 tahun silam." Detektif Moo Tae-gu berucap.

Rae-ah memperlihatkan beberapa foto korban pembunuhan sejak tahun 2017 hingga 2022

"Yah, memang benar. Sudah dipastikan ini pembunuhan berantai. Tidak hanya model Moon, aktris yang sedang naik daun Shin Se-kyung juga mempunyai luka yang sama. Tenggorokan yang berlubang dan muka berparut," ungkap Rae-ah.

"Parut itu bukannya yang untuk mengukur kelapa itu yah, ketua??" tanya Cha Seong-chan dengan polosnya.

Plak!!!

Map berhasil mendarat di kepalanya.

"Itu namanya pemarut, bodoh!!" Tae-gyeon memukul Seong-chan.

"Senior, kau selalu menganiayaku!!!" Seong-chan mengeluh.

Rae-ah dan semua orang hanya bisa geleng-geleng melihat tingkah Seong-chan.

Detektif Takahashi maju dan berdiri di sisi Rae-ah. Ia punya kewenangan penuh dalam kasus ini.

"Jika dilihat dari luka di tenggorokannya, itu seperti ditusuk sumpit atau mungkin juga obeng? Dan luka berparut di wajah mereka, aku yakin sang pembunuh menggunakan kuku-kuku pasangan untuk mencakar setiap korban." Detektif Takahashi mengungkapkan analisanya.

"Anda sangat hebat rekan Shinsuke," puji Rae-ah.

Tae-gyeon yang melihatnya terlihat jengah. Sambil sesekali menggerutu,  entah apa yang dia ucapkan.

Rapat pun berjalan beberapa jam membahas tentang pembunuhan itu.

***

Kantor TW Entertainment, Tokyo, Jepang.

Seorang lelaki duduk dengan santai ruang kerjanya sambil memainkan pulpennya. Ia membaca beberapa profil artis-artisnya.

"Hmm, kalian adalah tambang emas bagiku," gumamnya sambil terus mengetukkan pulpennya ke meja hingga berbunyi

tek.. tek... tek... tek...

Seorang gadis sekitar umur 26 tahun memasuki ruang kerja Produser musik dari TW Entertainment. Ia duduk dan terlihat cemas.

"Takeru-kun!! Apa kau hanya bisa diam saja seperti ini? Artis-artis yang dibawah naungan agensimu satu persatu telah dibunuh. Kenapa kau masih santai saja? Bisa jadi setelah ini aku target selanjutnya. Taku-kun!! Apa kau mendengarku?!"

Suara Zhou Zan Da sedikit berteriak.

Takeru Watanabe, pria yang yang ada di hadapan Zan Da hanya tersenyum simpul. Ia adalah produser musik di agensi TW Entertainment. Ia dikenal sangat tenang, terkadang juga dingin dan arogan jika berhadapan dengan rival sesama produsernya.

"Kau akan aman jika menurut padaku, Zan Da-san!" ucap Takeru santai sambil bersandar di kursi putarnya.

Zan Da hanya terdiam, masih terlihat cemas seperti sebelumnya.

***

Di salah satu hotel di kota metropolitan Incheon. Seorang gadis berusia 17 tahun sedang duduk santai sambil menonton tv di kamar hotel nomor 456.

Tiba-tiba seorang lelaki berusia 27 tahun masuk tanpa permisi.

"Kenichi Nii-san!! Kenapa mengejutkanku?!"

Gadis itu mengerucutkan bibirnya.

"Ayo jalan-jalan! Sambil menunggu Shinsuke nii-san pulang!" ajak pria itu. Ia bernama Kenichi Akiyama. Kerabat jauh Shinsuke yang tinggal di Korea Selatan sejak kecil.

Kenichi ialah pengusaha sukses. CEO di salah satu perusahaan terkenal di Incheon.

Ia kebetulan tinggal di dekat hotel Shinsuke dan Kenkyo. Shinsuke yang menyuruhnya menjaga Kenkyo untuk sementara waktu.

"Ah, tapi Shinsuke nii-san menyuruhku di kamar saja. Dia takut aku diculik. Kan gadis imut sepertiku banyak yang menginginkan," ucap Kenkyo sambil memasang wajah seimut mungkin.

Kenichi sangat gemas dan mencubit pipi Kenkyo.

"Kan ada aku! Kenkyo-chan aman dalam perlindunganku. Ingat anime Samurai-X? Yang seperti itulah, aku akan menghabisi siapapun yang menggoda Kenkyo-chan."

"Hahaha, lagipula Kenichi Nii-san 'kan biasanya memegang kertas-kertas saham, kenapa jadi bertingkah seolah samurai hebat, huh?"

"Jangan heran, Kenkyo-chan! Bakat Ryousuke ji-san juga menurun ke keponakannya."

Kenichi mengerlingkan mata.

"Oh iya, kalian ada perlu apa datang ke Korea Selatan?" tanya Kenichi pada istri sepupunya itu.

"Kami sedang melakukan misi, Nii-san," ucap Kenkyo sambil tersenyum misterius.