Semua orang menyaksikan kisah tentang siti Baheram dalam pertunjukan randai. Mereka menikmati alur ceritanya. Kisah seorang wanita cantik yang kaya raya yang pernah hidup pada masanya. Namun dia tewas ditangan sanak saudaranya yang gila judi bersama dengan sahabatnya ditengah malam. Begitulah ceritanya, digambarkan bahwa selain dia cantik dan kaya, dia memiliki budi pekerti yang baik. Saking baiknya dia pernah menawarkan orang yang akhirnya membunuhnya bernama Bujang Juki dan Gandoie. Didalam pertunjukan ini Risu mengetahui bahwa siti Baheram ini punya mamak dan suami yang tidak baik. Tapi Siti Baheram ini sangat baik. Dalam pikirannya, kenapa Siti Baheram dibunuh? Apa kesalahannya?
Seseorang yang menyaksikan ini menangis sesegukan. Dia adalah Iqra yang mulutnya menganga melihat menyaksikan ini. Seolah-olah dia merasakan apa yang ada didalam cerita itu. Airmatanya berlinang tanpa henti.
Sehingga Risu dengan spontanitas mengeluarkan tissue lalu diberikan kepadanya. Remaja itu mengambilnya. Tapi Iqra benar-benar menangis akan kejadian ini. Dia menunduk macam orang yang terpuruk. Risu melihat ini seolah-olah macam anak gadis yang baru saja menyaksikan adegan sedih didalam drama Korea. Pertunjukan seperti ini biasanya orang-orang takjub melihatnya. Karena terlihat Indonesia memiliki aneka keragaman budaya. Ini menangis.
Risu tidak mempedulikan semua. Dia melanjutkan menonton pertunjukan randai. Dimana adegan siti Baheram memberikan makan kepada Tokoh bernama Gandoei dan Juki yang diperankan oleh Rifki dan juga Alif.
"Siti Baheram ini baik banget. Udah kaya, dermawan lagi" kata Monra memuji. Monra menatap wajah Alif yang memakai baju randai. Dia sangat tampan sekali.
"Dia memang sangat cantik, dan dermawan. Kenapa ada orang yang begitu jahat padanya? Orang itu tidak tau diuntung. Seharusnya orang yang jahat tidak boleh dibiarkan berkeliaran."Kata Iqra meracau sendiri.
"Lee Yeon" kata Lupita memanggil Iqra serasa dia adalah sosok Nam Ji Ah.
"Eh ... Dia bukan Lee Yeon" ujar Nisa menjitak kepalanya.
"Kayanya semua orang ganteng pasti disamakan dengan Lee Dong Wook dah" Kata Andini protes.
Lalu berlanjut pada adegan saat Siti Baheram yang diperankan oleh Amanda berjalan ditengah malam. Kejadian ini, membuat Iqra menutup kedua telingannya. Ia melihat ada sosok seperti dirinya sedang menikam seseorang bersama dengan orang berbadan gendut. Orang itu menikam secara sadis dan tak ada ampun, sehingga korbannya mati lalu diambilnya semua perhiasan yang melekat pada tubuh korbannya. Lalu mereka membuang mayatnya. Ingatan itu membuat Iqra menampakan wajah miris.
Melihat kejadian itu, Risu terpaksa permisi membawa Iqra jauh dari keramaian. Ia menggandeng tangan Iqra yang sedari tadi menangis tak tau wujud.
"Kamu kenapa Iq?"
"Aku mau pulang aja" ujar Iqra menangis tersedu-sedu.
"Hah?" kata Risu bingung.
"Aku nggak mau ngeliat pertunjukan ini. Aku....aku.. permisi dulu"
Risu makin tambah tidak mengerti, apa yang terjadi sebenarnya. Iqra kemudian berlari masuk kedalam sebuah mobil. Risu tidak bisa memaksanya untuk berada diantara orang-orang ramai.
Setelah ini, dia kemudian balik lagi ketengah keramaian. Risu kemudian menonton kembali pertunjukan itu. Sembari masuk kesana lagi, ia mematikan rekaman awalnya pada kamera yang sedari tadi ia gantungkan kelehernya. Kemudian dia merekamnya kembali. Terlihat adegan dimana salah satu pengawal yang mengumumkan siti Baheram menghilang, hingga pada saat adegan mayatnya ditemukan. Ada yang berperan sebagai mandenya siti. Mande ini artinya ibu kandung. Menangis meratapi anaknya. Disini Risu yang menyaksikan adegan peradegan mau menangis. Kasihan sekali, orang sebaik siti Baheram harus meninggal secara mengenaskan.
Didunia ini tidak hanya siti Baheram saja yang mendapatkan perlakuan yang tidak adil. Siti Baheram, sudah suaminya kejam, pamannya kejam juga ditambah sanak saudaranya juga tidak tau diri. Diluar sana juga ada yang demikian. Sudah ditolong, mala dibunuh atau sudahlah tidak merawat malah ingin mendapatkan harta warisan.
Risu menyamakan kondisi siti Baheram dengan Anita Mui artis China favorite ibunya. Bedanya Anita Mui waktu itu kondisinya sedang sakit kanker dan berharap ingin dirawat ibunya, justru malah menginginkan harta warisan. Siti Baheram dibunuh ditengah malam gara-gara ia baru pulang dari rumah mertuanya. Konon dalam adegan scene yang ia lihat, dia waktu itu sedang mencari suaminya.
"Banyak orang memiliki perlakuan yang tidak adil seperti siti Baheram." Kata Risu.
"Benar. Separuh dari kehidupannya dikelilingi orang-orang toxic. Sedihnya dia punya anak" kata Monra.
Dari sudut yang tak terlihat, ia melihat sosok wanita itu lagi. Wanita itu juga ikut menangis melihat pertunjukan itu. Namun, ia menghilang.
"Aku akan mengirimkan doa, semoga siti Baheram tenang dialam sana. Mendapatkan kebahagiaan didunia akhirat"Kata Risu menyaksikan acara itu hingga selesai.
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Selesai latihan, semuanya membubarkan diri. Risu dan kelima gadis itu pulang. Sebelum pulang, ia merasa tanganya ditarik seseorang. Ia menoleh, ternyata seorang pria tampan yang sedang membawa sekotak snack untuknya. Risu sebenarnya tidak suka dengan ini. Bahkan para gadis kembali membicarakannya kecuali mereka berlima.
"Lepasin gak! Aku mau balik"
"Tunggu bentar. Aku bawain ini buat kamu"
"Accie-cie-cie" kata mereka berlima menggoda Risu
"Apaan sih kalian ini?"Katanya. Yanda menggenggam tangan Risu kuat sekali. Tidak mau lepas seperti cowok posesif.
"Makan aja sana. Aku udah kenyang" Kata Risu mengarahkan pandangannya ke Yanda.
"Ya udah deh. Kapan kita kerja kelompok bareng? Rumah kamu dimana?" Tanya Yanda.
"Tanya sama kakak kamu, kak Andini. Ya udah aku balik dulu. Entar keburu kemaleman."
"Ya udah deh kalau gitu. C U"
Risu pulang bersama dengan ke 5 teman-temannya. Perjalanan mereka disusul oleh ayah dan ibu Risu yang mengawasi. Jadi mereka jalan berdelapan. Gadis itu menunjukan hasil rekamannya kepada orang-orang yang ikut bersamannya.
"Kok om ngeliat randai?" Tanya Lupita pada ayahnya Risu.
"Om mau mengenang masa muda"
"Mengenang masa muda?" Tanya Monra.
"Dulu waktu muda, om ini anggota randai." Kata mamanya Risu
"Oooooh" ucap mereka berlima kompak.
"Pasti om jadi male Lead. Ia kan?" tanya Nisa.
"Ia. Om jadi pemeran utama. Dulu om jadi Anggun Nan Tongga."
Maklum, orang tampan pasti akan dijadikan pemeran utama. Sampailah mereka dirumah. Pak Arthur membuka pintu pagarnya, kemudian ia berjalan menuju pintu. Sementara yang lain mengambil motor, dan ada juga yang menunggu. Para pemilik motor menaiki sepeda motornya dan menghidupkan mesinnya. Setelah itu, yang membawa penumpang mereka nyusul naik kemotor yang mereka tumpangi.
"Om-tante kita pulang dulu" mereka pamit.
"Eh, gak tidur sini dulu?" Tanya ibu Maida menawarkan.
"Makasih tante. Lain kali aja kita nginapnya. Nanti orangtua kita marah"
"Oke-oke gak apa-apa."
"Pamit dulu ya Tante-om" kata mereka dengan menghidupkan sepeda motornya.
"Ya hati-hati" kata kedua orangtua Risu dengan tersenyum. Mereka kemudian pulang meninggalkan rumah Risu. Semuanya kembali masuk kedalam rumah.
Sampai didalam rumah mereka masuk kedalam kamar masing-masing. Namun sebelum itu ayahnya Risu memberikan pesan.
"Siapa laki-laki dibelakang kamu itu?" Tanya ayahnya dengan serius.
"Kenapa pa?"
"Jangan pernah menaruh hati sama orang itu" Risu dan ibunya bingung kemudian bingung. Memang tadi, waktu dia menonton dibelakangnya ada seorang laki-laki. Namanya Iqra.
"Emang baa pa? ( Memang kenapa pa?)" Tanya Risu bingung. Ayahnya bingung mau berbicara kepada putrinya. Tapi seakan-akan dia harus mengutarakan.
"Inyo ndak urang sabanae do (Dia bukan orang sungguhan)"
Risu tambah bingung.
"Pa tidur yuk" kata ibunya menganggap suaminya lagi ngawur.
"Tunggu dulu ma"
"Kamu boleh temenan sama dia. Tapi jangan pernah jatuh cinta sama dia." Kata ayahnya. Risu tambah bingung.
"Jika dia ngelarang kamu jatuh cinta, maka itulah aturannya. Karena nanti pada dasarnya jika kamu jatuh cinta, maka itu tidak akan berhasil. Dia beda dengan kamu. Tapi kalau sama cowok lain boleh" Kata ayahnya memperingatkan.