Ibu Mi kembali.
Dia diantar oleh orang suruhan Ye Xiao.
"Ibu, apa yang terjadi?"
Wajah ibunya tampak lelah dan lesu. Akan tetapi, Mi Xiaomi tidak bisa menahan diri untuk bertanya.
"Xiaomi, Ibu baik-baik saja. Ibu lelah dan sedang tidak ingin berbicara. Jadi, jangan tanya-tanya Ibu dulu. Ibu hanya ingin tidur. Jangan ganggu Ibu." kata Ibu Mi dengan wajah letih kepada Mi Xiaomi. Lalu, Ibu Mi mengurung diri di dalam kamar.
Mi Xiaomi belum pernah melihat Ibunya seperti ini. Entah karena sangat ketakutan atau apa.
Dia harus menelepon Ye Xiao lagi.
Saat ini, Ye Xiao sedang melakukan rapat penting di kantor.
Ponselnya berdering. Pandangannya melembut begitu melihat Mi Xiaomi yang meneleponnya. Dia dengan cepat mengangkat telepon itu. Kemudian Ye Xio memberi isyarat pada semua orang di ruang rapat agar mereka melanjutkan diskusi. Sementara dia keluar untuk menjawab telepon.
"Apa kalian melihatnya? Setelah Tuan Ye melihat ID penelepon, wajah dinginnya langsung terlihat bahagia? Apa aku yang salah lihat?"
"Tidak, aku juga melihatnya!"
"Siapa ya penelpon itu?
"Apakah dia sedang jatuh cinta?"
"Benarkah? Apa aku masih bisa melihatnya jatuh cinta dalam sisa hidupku?"
***
Di tengah perdebatan yang terjadi di ruang rapat, Ye Xiao mengangkat telepon Mi Xiaomi di luar.
"Tuan, maaf aku ingin bertanya. Apa kamu tahu detail tentang penculikan Ibuku?" tanya Mi Xiaomi.
"Ketika ibumu memberi keterangan, dia hanya mengatakan jika dia hanya pergi ke gudang itu karena terlalu lelah. Dia berkata bahwa tidak ada yang menculiknya. Jadi, polisi tidak dapat memproses kasusnya." jawab Ye Xiao, "Tapi, jangan khawatir. Meskipun Ibumu tidak menggugat masalah ini, tapi aku akan meminta seseorang untuk menyelidikinya. Aku akan memberitahumu hasilnya nanti."
"Terima kasih, maaf telah merepotkanmu." Mi Xiaomi berterima kasih lagi.
"Ya, sama-sama. Kamu bisa mencariku jika terjadi sesuatu."
Setelah menjawab dengan tenang, Ye Xiao merutuk dalam hati, 'Dia bukan kekasihku, kenapa aku harus membantunya?'
'Ye Xiao, ada yang salah denganmu!'
Setelah Mi Xiaomi menutup teleponnya, dia kembali menjaga ibunya di dalam rumah.
Hingga keesokan harinya.
Ibu Mi baru membuka pintu dan keluar.
Hanya dalam satu malam.
Mi Xiaomi merasa ibunya bertambah tua, rambutnya kering, kulitnya kendor, dan kedua matanya memiliki kantung tebal…
"Bu…"
Mi Xiaomi melangkah mendekat. Dia memegang bahu ibunya, dan bertanya cemas, "Apa kamu baik-baik saja?"
Ibu Mi menatap Mi Xiaomi sebentar. Lalu, dia tersenyum. Senyum yang terlihat dipaksakan, "Tidak apa-apa. Jangan khawatirkan Ibu."
"Bu, bagaimana bisa kamu baik-baik saja kalau seperti ini? Apa yang terjadi kemarin?"
Mi Xiaomi meraih bahu ibunya dan bertanya, "Apakah ada seseorang yang menggunakan aku untuk mengancammu?"
"Tidak, aku benar-benar tidak apa-apa. Xiaomi, jangan bertanya lagi. Aku tidak mau membahasnya." kata Ibu Mi agak kesal sambil mendorongnya menjauh.
Mi Xiaomi tidak punya pilihan lain selain berhenti bertanya. Dia mengamati dalam diam.
Setelah sarapan, Ibu tidak keluar untuk bermain mahjong seperti biasanya. Dia justru sibuk dengan bunga-bunga yang ada di halaman.
Ini benar-benar aneh.
Keanehan ini berlangsung selama tiga hari. Sebelum kemudian Ibu Mi kembali lagi bermain mahjong seperti sebelumnya. Ibu Mi tersenyum lagi pada orang-orang.
Namun, Mi Xiaomi masih bisa melihat jika senyum ibunya yang sekarang tidak selebar dulu. Ibu Mi lebih terlihat tersenyum ala kadarnya.
Di sana, Ye Xiao juga tidak bisa menemukan petunjuk apapun.
***
Mi Xiaomi duduk di kursi tunggu koridor. Dia mengantri untuk melakukan pemeriksaan kandungan.
Wanita hamil lainnya ditemani oleh suaminya masing-masing.
Hanya dia yang sendirian.
Rasa kesepian yang belum pernah dia rasakan tiba-tiba melonjak dalam hatinya seperti gelombang pasang. Hal itu membuatnya merasa sedikit tidak nyaman.
"Berapa usia kandunganmu?" tanya seorang wanita hamil di sebelahnya yang penasaran melihat perut buncit Mi Xiaomi, "Apa sudah mendekati hari kelahiran?"
"Baru 6 bulan, tapi kembar tiga. Jadi, terlihat sangat besar." jawab Mi Xiaomi mengulas sebuah senyum seraya mengusap perutnya.
"Hebat sekali bisa kembar tiga? Kenapa suamimu tidak menemanimu periksa? Bahaya sekali kalau kamu sendirian."
"Hehe, dia sibuk." jawab Mi Xiaomi sambil terkekeh.
"Tidak peduli sesibuk apapun dia. Dia tetap harus menemanimu. Benar-benar!"
Wanita hamil itu merutuk, "Ketika bayimu lahir, apa kamu juga akan menjadi seperti janda dan merawat mereka sendiri?"
"Aku bisa membayar beberapa pengasuh." Timpal Mi Xiaomi.
Wanita hamil itu terdiam.
Untuk ukuran orang yang mampu membayar beberapa pengasuh. Suami Mi Xiaomi mungkin memang orang yang sangat sibuk. Kenapa dia jadi repot-repot mengkhawatirkan orang lain?
"Wah, dokter itu tampan sekali!"
Tiba-tiba, seorang wanita hamil yang ada di depannya berteriak.
Mi Xiaomi mengikuti suara itu. Dia melihat Ji Nanfeng.