"Tuan Siye-ku, siapa yang menyerangmu?" Yi Feng bertanya penasaran saat melihat kepala Ye Xiao yang terlilit kain perban.
"Apa nenekmu tidak memberitahumu bahwa kamu harus mengingat empat kata jika ingin berumur panjang?"
"Tidak, empat kata apa itu, ya?"
"Bukan urusanmu!"
"Hahaha, mau hidup lama atau tidak, yang paling penting adalah mengetahui siapa yang berani memukul kepala seorang Ye Siye. Dan apa kamu telah mencabik-cabik orang itu, Raja Neraka?"
Yi Feng bersorak.
"Apa kamu percaya jika aku bisa mencabik-cabikmu?" Ye Xiao melirik Yi Feng dingin.
"Percaya!" Yi Feng mengangguk.
"Huh." Ye Xiao mendengus dingin seraya menghisap rokoknya.
"Lin Xue'er bertanya pada semua orang tentang wanita mana yang sedang kamu sukai. Bahkan, sekarang dia juga bertanya padaku. Menurutmu, aku harus bagaimana?" tanya Yi Feng dengan senyum menggoda.
"Kirimkan empat kata tadi padanya."
"Maksudnya, 'bukan urusanmu'?"
"Bilang padanya, 'bersikaplah lebih elegan, urus-urusanmu sendiri."
"Hahaha~" Yi Feng tertawa terbahak-bahak, "Aku tidak menyangka kamu juga memiliki selera humor."
"Bukan urusanmu."
"...tidak bisakah kamu bersikap sedikit lembut padaku?"
"Tidak."
"Oke."
Yi Feng mengangkat bahu dan terus bertanya penasaran, "Kamu benar-benar tidak bisa menemukan wanita itu?"
"Kenapa? Apa kamu bisa menemukannya?"
Begitu Ye Xiao mendengarnya menyebut wanita itu, hatinya langsung agak kesal.
Di Jiangcheng, selama dia ingin menemukan seseorang, maka pasti dia akan selalu bisa menemukannya. Namun, dia tidak dapat menemukan wanita misterius yang memaksanya malam itu.
"Apa kamu bercanda? Kalau kamu saja tidak bisa menemukannya, memangnya aku bisa menemukannya? Beberapa bulan lalu, aku bertemu seorang wanita yang membuatku merasa teringat kembali akan masa remajaku. Akan tetapi, ternyata dia sudah punya suami dan sedang hamil."
Yi Feng mengingat kembali momen saat dia bertemu dengan Mi Xiaomi.
Setelahnya, dia pergi ke Kantor Penataan Barang Peninggalan untuk mencari Mi Xiaomi. Namun, ternyata wanita itu sedang hamil dan akhirnya dia memilih menyerah.
Begitu mendengar kata 'hamil', Ye Xiao pun langsung teringat pada Mi Xiaomi.
Dia membencinya setengah mati dan tidak ingin terlibat lagi dengan wanita itu. Akan tetapi begitu dia memikirkannya lagi, entah kenapa tubuhnya lebih menginginkan wanita itu.
Bukankah dia hanya seorang wanita hamil yang gemuk dan jelek?
Bagaimana bisa tubuh Ye Xiao bereaksi seperti ini?
Ye Xiao diam-diam mengutuk naluri tubuhnya sendiri.
"Ye Siye, kamu sedang terlihat ada masalah?"
Yi Feng yang menyadari perubahan samar di wajah dingin Ye Xiao pun tak kuasa bertanya.
"Bukan urusanmu!"
Ye Xiao melirik Yi Feng seraya menghembuskan rokok yang dihisapnya. Akan tetapi asap-asap itu malah membentuk wajah tembem Mi Xiaomi dan perutnya yang berbentuk aneh karena gerakan janin di dalamnya.
'Si*lan!'
Dia tidak tahan untuk tidak mengumpat. Ekspresinya terlihat sangat kesal.
Yi Feng merasa aneh!
Begitu keluar dari kantor Ye Xiao, Yi Feng yang melihat sopir Ye Xiao pun segera menghentikannya dan bertanya, "Bagaimana kepala Ye Siye bisa terluka?"
"Beliau mengantar seorang wanita hamil pulang, dan tapi tiba-tiba kepalanya sudah terluka saat beliau keluar. Saya tidak ikut masuk. Jadi tidak tahu situasinya dan tidak berani juga untuk bertanya." kata sang sopir.
"Wanita hamil? Wanita hamil yang seperti apa?" jiwa gosip Yi Feng langsung tertarik.
"Seorang wanita hamil asing. Akan tetapi sangat aneh, karena setiap kali melihatnya, Tuan Siye jadi berubah lembut."
Sopir itu menambahkan, "Jelas-jelas mereka tidak saling kenal."
"Seperti apa wanita hamil itu? Apa sangat cantik?"
"Tidak, dia wanita hamil biasa. Tubuhnya gemuk, dan perutnya membesar sangat cepat."
"Siapa namanya?"
"Saya tidak tahu. Tapi, saya tahu tempat tinggalnya."
"Katakan di mana alamatnya!" jiwa gosip Yi Feng menyala-nyala.
Sejak kecil sampai dewasa, dia tidak pernah melihat Ye Xiao bersikap lembut pada seorang wanita, kecuali neneknya.
Apalagi dengan begitu baiknya membantu seorang wanita hamil asing!
Pasti ada yang mencurigakan.