Sang sopir akan mengatakannya, tetapi dia pikir itu tidak sopan. Jadi dia hanya tersenyum dan berkata, "Ini … sebaiknya Tuan Feng tanyakan saja pada Tuan Siye sendiri. Sebagai seorang sopir, saya tidak tahu apa ini pantas saya katakan atau tidak."
"Kamu sudah tahu kan hubunganku dengan Tuan Siye-mu. Jadi, tidak apa-apa, katakan saja."
Yi Feng menepuk bahu sopir itu, "Kudengar adikmu sedang mencari pekerjaan setelah lulus dari Universitas Sains Dan Teknologi. Mungkin, ada posisi yang sesuai di perusahaanku untuknya."
Mata sang sopir berbinar begitu mendengarnya.
Banyak perusahaan yang bergerak di bidang sains dan teknologi. Jika adik laki-lakinya bisa masuk, maka orang tuanya tidak akan khawatir.
Bagaimanapun, wanita hamil itu bukanlah siapa-siapa Tuan Siye, wanita itu hanya orang asing, jadi tidak masalah kalau dia memberitahu Yi Feng, "Tuan Feng, apakah Anda benar-benar bisa merekomendasikan Adik saya ke perusahaan Anda?"
"Tentu. Bagaimanapun juga, aku yang bertanggung jawab atas perekrutan karyawan." kata Yi Feng.
"Baik. Kalau begitu, saya akan memberitahu Anda." Sopir itu memberitahu Yi Feng alamat Mi Xiaomi.
Yi Feng mencatatnya dan bergegas menuju rumah Mi Xiaomi.
Sesaat setelah dia sampai, dia langsung melihat seorang wanita hamil yang berdiri dengan ramah di depan gerbang.
Saat melihat lebih dekat, ternyata itu adalah Mi Xiaomi!
'Kenapa perutnya besar sekali?
'Dia yang memukul kepala Ye Xiao?'
'Ye Xiao bersikap lembut padanya?'
Yi Feng tidak turun dari mobil, tapi dia memperhatikan Mi Xiaomi dari dalam mobil. Tiba-tiba, dia melihat wanita itu memegangi kepalanya dengan kening berkerut. Wajahnya tampak kesakitan.
Yi Feng dengan cepat keluar mobil dan berjalan menghampiri Mi Xiaomi. Lalu dia membantunya dan bertanya, "Nona Mi, kamu kenapa?"
"Bantu aku mengambil botol obat…"
Tangan Mi Xiaomi tengah gemetar kesakitan. Dia tidak bisa memegang botol obat itu sehingga menyebabkannya jatuh ke lantai.
Yi Feng langsung mengambil botol obat seraya melirik instruksi yang ada di botol obat.
Meski instruksinya dalam bahasa Inggris, tapi itu bukan hal yang sulit baginya. Dia pernah kuliah di Universitas London.
Pereda nyeri tumor otak?
Yi Feng menjadi tegang, dengan cepat dia membuka tutup botol dan menuangkan obatnya. Lalu, dia menyerahkannya pada Mi Xiaomi.
"Terima kasih…" suara Mi Xiaomi terdengar serak. Dia mengambil obat itu dan menelannya.
Yi Feng membantunya mengeluarkan sebotol air dari dalam tasnya, membukanya, dan membiarkan Mi Xiaomi meminumnya. Kemudian, dia membantunya duduk di bangku batu yang ada di sampingnya.
Setelah minum obat pereda nyeri, sakit kepala Mi Xiaomi berangsur reda. Namun, dahinya masih berkeringat dingin.
"Nona Mi, apakah kamu menderita tumor otak?" Yi Feng bertanya prihatin.
"Ya." Mi Xiaomi mengangguk pelan, "Terima kasih. Kalau tidak, aku pasti akan lembali kesakitan setengah mati hari ini."
"Kamu sedang hamil dan sakit ini juga. Bahkan jika tumormu jinak, kamu tetap tidak boleh menjalani operasi, kan." tanya Yi Feng sambil melihat perut Mi Xiaomi yang buncit.
"Tidak bisa."
"Lalu kenapa kamu masih mau hamil?"
"Hehehe, demi kelangsungan hidup."
Mi Xiaomi menyentuh perutnya. Bayi-bayinya sedang bergerak gelisah, "Apalagi, mereka mencoba menyelamatkanku."
"Kenapa kamu bisa bilang begitu?"
"Sejak aku hamil, tumorku yang semula sudah tumbuh langsung berhenti dan sel-sel kankernya juga ikut berhenti menyebar." kata Mi Xiaomi seraya tersenyum pada Yi Feng.
"Kembar dua?" tanya Yi Feng.
"Kembar tiga."
"Keren sekali. Sudah berapa bulan?"
"Enam bulan lebih."
"Enam bulan lebih?" Yi Feng mendadak teringat bahwa Ye Xiao juga diperkosa oleh seorang wanita misterius tujuh bulan yang lalu.
'Jika wanita itu hamil, bukankah itu juga akan enam bulan lebih?'
'Mungkinkah dia adalah wanita misterius itu?'
'Jika tidak, kenapa Ye Xiao bisa begitu baik padanya?'
'Apa Ye Xiao sudah lama menemukannya?'