"Sayang, kamu kenapa?" tanya Adam yang mencekal tangan Tari. Wanita itu masih meronta sembari membuang wajahnya. Adam bingung dibuatnya. Padahal dia merasa tidak ada kejadian yang membuat istrinya bersedih. Karena suatu perasaan yang tidak terungkap sama sekali.
"Mas, jahat!" sahutnya dengan suara bergetar. Adam tersentak saat menyadari istrinya menangis.
Adam beringsut di depannya sembari memegang kedua pundak Tari dengan erat. Tari terkunci. Sekarang Adam bisa melihat ekspresi Tari dengan jelas.
"Coba katakan letak kejahatan Mas di mana?" tanya Adam dengan lembut. Tak banyak yang menyaksikan mereka, hanya beberapa pramuniaga saja yang sekedar ingin tahu.
Tari menghindari tatapan Adam. Kemelut di hatinya membuatnya tidak terkontrol. Dia marah di situasi yang tidak tepat.