Rain baru saja menyelesaikan pertandingannya dengan Satria. Tentunya di menangkan oleh sang Raja Jalanan, Rain. Rain sudah dikerubungi oleh para pendukungnya, terdengar pekikan serta ucapan selamat yang diberikan untuknya.
Tiba-tiba ia merasa ponselnya bergetar di saku jaketnya, ia langsung mengambil ponselnya dan nama yang terpampang di layar ponselnya berhasil membuat pria itu tersenyum, membuat para wanita di sekelilingnya sudah memekik, kagum dengan senyum yang tidak pernah diperlihatkan Rain.
Pria itu langsung menggeser tombol hijau yang ada di layar, "Halo-,"
Rain langsung disambut dengan deru nafas gadis itu yang sudah tidak beraturan, "K-Kak Rain! To-tolongin aku p-please aku mohon tolongin aku! Sumpah aku takut!" suara gadis itu sudah bergetar.
DEG
Jantung Rain langsung berdetak tidak karuan, "Tenangin diri kamu, sekarang kamu bilang kamu dimana, biar aku kesana sekarang!" suara Rain sudah berubah, panik. Anggota Scorpio lainnya pun yang sudah berdiri tidak jauh dari Rain langsung mengalihkan tatapan mereka ke arahnya.
"Gu-aku gak tau i-ini dimana Kak, p-please Kak tolongin aku!" Rain dapat mendengar suara isakan yang keluar dari bibir gadis itu membuatnya semakin panik.
"Share location kamu sekarang! Teleponnya jangan dimatiin!"
Tidak lama untuknya mendapatkan lokasi Iris, ia pun langsung menaiki motor hitamnya.
Rain sudah ingin menjalankan motornya tetapi tiba-tiba ia mendengar jeritan yang berasal dari ponselnya, Iris, "Iris?! Iris?! KAMU KENAPA?!" membuat Nando, Dion, Bara, dan Gavin terbelalak kaget ketika Rain menyebutkan nama Iris.
Tidak ada jawaban dari gadis itu, yang Rain dengar hanya, "Oh ini dia, jalang kita yang sangat amat berani." ucapan pria itu berhasil memancing emosi Rain. Rahangnya sudah mengeras. Tangannya sudah terkepal erat membuat urat-uratnya terlihat.
"WOI?! Iris?!"
Masih tidak ada balasan dari panggilannya tadi, melainkan ia hanya mendengar gelak tawa pria di sana, "Ka-kalian m-mau apa?" Rain dapat mendengar jelas suara Iris yang bergetar bercampur dengan isakan tangis gadis itu membuat detak jantung pria itu semakin tidak karuan.
Sedangkan anggota Scorpio yang lainnya sudah menatap ketuanya itu bingung dan ikut panik juga karena yang dapat mereka ketahui sekarang, gadis bernama Iris itu sedang tidak baik-baik saja.
"Kamu semua-" Rain sudah menunjuk para anggotanya, "Ikut aku sekarang! Iris dalam bahaya!" membuat Nando, Dion, Bara, dan Gavin terdiam. Terutama Bara dan Gavin, jantung mereka ikut berdetak tidak karuan, "Kacau anjing."
Mereka berempat sudah menaiki motor masing-masing.
"Udah aku bilang, kita bakalan senang-senang malam ini."
"ANJING!" Rain bersumpah akan menghancurkan orang itu, tanpa sisa.
"MINGGIR KAMU SEMUA!" teriakan Rain membuat semua orang langsung menggeser posisi mereka, membuka jalan untuknya.
Rain sudah menjalankan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Ia sudah tidak dapat berpikir jernih, yang di pikirannya sekarang hanya Iris.
Untungnya lokasi yang tadi Iris kirimkan tidak jauh dari tempat balapannya, sesampainya di lokasi, Rain langsung memarkirkan motornya asal, diikuti anggotanya yang lain.
"KITA NYEBAR! CARI IRIS DI SEKITAR SINI! KALAU ADA YANG KETEMU LANGSUNG KABARIN!" Rain langsung berlari dengan Dion dan Nando. Sedangkan Bara dan Gavin sudah ikut menyebar dengan anggota yang lain karena anggotanya yang lain tentu tidak tahu Iris itu yang mana.
Rain, Dion, dan Nando sudah mulai menelusuri gang kecil di sekitar sana, tetapi nihil.
Dion sudah mengedarkan pandangannya ke sekeliling jalan, tiba-tiba matanya menangkap segerombolan orang di seberang jalan yang membelakanginya, Dion semakin memicingkan matanya,"Rain! Di sana!" Dion sudah menunjuk jalan kecil di seberang mereka, dapat ia lihat segerombolan pria yang membelakanginya.
Rain mengikuti arah telunjuk Dion, tatapan Rain menggelap. Rain langsung berlari mendekati segerombolan pria itu, jaket jeans bertuliskan 'Rampage' terpampang di bagian punggung mereka. Mereka semua masih tidak menyadari keberadaan Rain di sana.
"BANGSAT!"
BUGH
Rain sudah melayangkan tinjuan pada salah satu pria di sana, membuat mereka semua berbalik. Rain, Dion, dan Nando dapat melihat Iris yang sudah kacau, dengan kausnya yang sudah robek, menunjukkan perut gadis itu, mulut yang sudah dibekap dengan kain, dan tangan yang ditahan. Pria yang tadi berjongkok di hadapan gadis itu sudah berbalik badan, ketika tatapannya sudah bertemu dengan Rain, dapat ia lihat raut wajah pria itu berubah, panik.
Tatapan Rain sudah tidak dapat di definisikan ketika melihat kondisi Iris yang sudah tidak karuan itu, marah, panik, semua bercampur jadi satu.
Rain tanpa ragu langsung melayangkan pukulan ke pria yang beradu tatapan dengannya tadi. Sedangkan Dion dan Nando sudah disibukkan dengan empat pria lainnya.
BUGH
Rain sudah melayangkan tinjuannya pada rahang pria itu,
BUGH
Lalu pada pipinya,
BUGH
Rain beralih pada perut pria itu, meninjunya dengan keras, membuat pria di hadapannya langsung jatuh dan terbatuk mengeluarkan darah.
Dion dan Nando yang berhasil melumpuhkan keempat orang tadi dengan mudah, langsung mendekati Iris yang sudah duduk di pojokan dengan wajah yang tersembunyi pada lututnya. Dapat mereka dengar isakan tangis gadis itu, sangat keras.
Dion dan Nando sudah berlutut di hadapan Iris, membantu melepaskan ikatan pada bibirnya. Iris hanya meringkuk ketakutan.
Rain masih sibuk menghabisi pria di bawahnya itu yang sudah tidak berdaya dan penuh darah, melayangkan tinjuan pada wajah lawannya yang sudah pasrah dan tidak dapat berbuat apa pun lagi.
Dion langsung mendekati Rain, ia yakin kalau Rain tidak ditahan sekarang, pasti ia akan menghilangkan nyawa pria yang sedang ia pukuli itu.
"Rain!" Dion sudah menarik tubuh Rain menjauh dari pria itu dan menahannya bahunya.
"LEPASIN ANJING! GUA HARUS MATIIN DIA!" Rain sudah melangkah mendekati pria itu lagi, dan kembali ditarik oleh Dion.
Dion mendorong kedua bahu Rain, "Rain! SADAR! Iris LEBIH BUTUH KAMU! INI ORANG, BIAR AKU SAMA NANDO YANG URUS!"
Ketika Dion menyebut nama Iris, Rain langsung mengalihkan pandangannya mencari keberadaan gadis itu.
Rain dapat melihat jelas, tubuh gadis itu bergetar hebat, terdengar isakan kencang, membuatnya berlari mendekati Iris.
Rain sudah berlutut di hadapan Iris, mencoba memegang bahu gadis itu tetapi langsung ditepis oleh Iris, "P-Please, please banget j-jangan!" suara parau gadis itu membuat hati Rain mencelos.
"Iris, ini aku."
Iris akhirnya memberanikan diri mengangkat wajahnya, menatap pria di depannya yang sudah menatapnya dengan tatapan khawatir.
"K-Kak Rain-" Rain dapat melihat wajah Iris yang sudah kacau, penuh dengan air mata. Tanpa ragu, Rain langsung membawa Iris ke dekapannya.
"Sorry aku telat." ucapan Rain berhasil membuat tangisan gadis di pelukannya semakin keras, membuat Rain mengeratkan dekapannya. Tangisan Iris berhasil membuat hatinya terasa sakit. Rain memberikan kecupan-kecupan kecil pada puncak kepala gadis itu, "Kamu aman sama aku." Rain mulai mengusap kepala gadis itu, memberikan rasa tenang padanya.
Bara, Gavin dan anggota Scorpio lainnya sudah datang menyusul mereka. Beberapa anggota Scorpio sudah membantu Dion dan Nando membereskan pria-pria tadi yang mereka ketahui berasal dari geng Rampage, dapat dilihat tulisan dari jaket mereka yang seragam.
"L-kamu, ta-tadi tuh, g-aku-" Iris tidak sanggup menyelesaikan kalimatnya, "Sstt udah gak usah bahas." Rain mengusap punggung Iris, membuat gadis itu merasa aman di pelukan Rain.
Para anggota Scorpio hanya memandang sang Raja Jalanan yang masih berfokus dengan gadisnya. Tidak ada yang berani menginterupsi. Mereka ikut prihatin melihat kondisi gadis yang berada di pelukan Ketuanya itu.
Rain mendekatkan wajahnya ke telinga gadis itu, "Ikut aku ke markas ya? Kamu gak mungkin pulang dalam keadaan sekacau ini Iris." tidak ada nada datar ciri khas Rain, suara pria itu melembut. Membuat Iris menganggukan kepalanya pelan dalam dekapan Rain.
Rain membantu gadis itu berdiri. Rain dapat melihat dengan jelas rambutnya yang sudah acak-acakan, pakaiannya yang sudah kotor dan kausnya yang robek.
Rain langsung melepaskan jaket kulit yang sedang ia gunakan, menyampirkannya pada bahu Iris. Sekujur tubuh gadis itu masih bergetar hebat, ketakutan masih melandanya.
Tanpa pikir panjang, Rain langsung menggendong gadis itu, mendekati anggota inti Scorpio, "Bawa mereka semua ke markas! Aku belum selesai." yang hanya dibalas dengan anggukan oleh mereka berempat.