Setelah menyelesaikan sarapan, aku membuat sebuah ruangan menggunakan sihir tanah, dan membuat bak mandi menggunakan sihir air.
ya, aku sedang membuat sebuah kamar mandi.
Selama ini, diperjalanan aku hanya sering menggunakan sihir asli dunia ini, [Clean] untuk mandi.
mumpung suhunya dingin, maka akan cocok jika aku berendam menggunakan air hangat.
"Hah.... berendam memang sangat menenangkan.."
Aku masih kepikiran dengan kata-kata Aragara tentang reinkarnasi.
dengan melihat pakaian yang mereka gunakan, maka pasti sang Raja Naga itu adalah seorang reinkarnasi. walaupun ada kemungkinan kalau dia diberitahui oleh pahlawan terdahulu, namun aku yakin soal reinkarnasi itu.
"apa mungkin..."
apa mungkin kalau, ada orang yang reinkarnasi dari bumi yang tinggal didunia ini?
setelah berendam beberapa saat, aku akhirnya membilas tubuhku dan menggunakan kembali pakaianku.
dan akhirnya memasang kacamata ku.
"Claire, berendamlah. kita masih punya sedikit waktu sebelum melanjutkan perjalanan"
"hm? baiklah~"
Claire bergegas menuju kamar mandi bergantian denganku.
Naramuna dan Aragara sudah kembali kerumah mereka. sekarang hanya aku sendiri disini.
'sepertinya aku butuh persediaan daging lagi...'
aku berdiri dan menuju kedalam hutan. jalanan dipenuhi oleh salju. banyak kelinci yang berwarna putih berlarian.
"hah.. kelinci tidak akan memuaskan perut Claire. aku butuh sesuatu yang berdaging besar.."
aku terus menyusuri hutan, dan akhirnya menemukan sekelompok beruang putih.
"haha, jackpot"
[All See Eyes diaktifkan]
[Beruang Salju Gila]
level:100
ini sudah cukup.
"Sihir Api, Tombak Api"
sekitar sepuluh buah tombak terbuat dari api muncul.
tombak menari-nari menusuk beruang-beruang itu.
"Groaa!!"
seekor beruang yang lolos dari kejaran tombak mencoba menyerang ku.
"MultiSlash"
aku mengambil pisau dari dalam 'Item Box' dan memotong-motong tubuh beruang.
"Repair"
aku menggunakan skill Repair untuk memperbaiki daging yang telah terputus-putus tersebut.
saat aku melihat kearah sekelompok beruang tadi, mereka sudah mati tertusuk oleh Tombak Api.
"selesai, 'Item Box'"
aku memasukkan semua dagingnya kedalam Item Box dan kembali ketempat Claire.
"Oh, kau sudah selesai ya"
"ya, apa kita langsung berangkat? aku juga sudah mengemas tenda"
"ya, jika kita tidak bergegas, aku khawatir desa akan rata dengan tanah"
"Baiklah~"
aku dan Claire mematikan api unggun yang sudah tinggal bara.
"ayo kita-!?"
"?!"
seketika, sebuah getaran amat dahsyat terasa.
ini tidak mungkin dilakukan oleh manusia.
karena penasaran, aku mengaktifkan skill deteksiku.
[Deteksi diaktifkan]
radar deteksi menangkap sebuah objek yang sangat besar didekat area kami berada.
"Ayo Claire"
"ya!"
kami segera bergegas kesana.
sesampainya disana. aku melihat sesuatu yang mirip dengan Asteroid raksasa yang jatuh dari luar atmosfer.
[All See Eyes diaktifkan]
[Telur???]
level:-
Telur apa ini?
"Hei, Leo!"
dari kejauhan, 2 ekor Naga yang amat besar datang dari arah timur dan barat gunung.
"Wow... apa ini wujud asli Paman Aragara dan Naramuna?"
Claire yang melihatnya terkejut.
setelah cukup dekat, mereka segera berubah lagi menjadi wujud terbatas dengan tubuh manusia bertanduk, ekor, dan sayap naga.
"Leo, apa yang terjadi disini?"
"aku juga tidak tau. aku hanya merasa getaran, dan kemudian benda ini muncul"
"Hmm.."
Naramuna merenung sambil melihat kearah telur tersebut.
"Benda apa ini?"
"Menurut kemampuanku, ini adalah sebuah telur. tapi, entah telur apa"
"telur?"
"apa kau tau sesuatu tentang telur ini?"
"tidak..."
'huh.. sayang sekali'
"Hei, Claire. jangan disentuh itu"
Claire tanpa kusadari sudah mendekati dan menusuk-nusuk telur itu dengan jarinya.
setelah beberapa saat, telur tersebut bergetar.
"Hihh!!"
Claire terkejut dengan getaran yang tiba-tiba.
aku melompat dan mengambil Claire menjauh dari telur itu.
ditempat Claire berada sebelumnya sudah ada sebuah Duri batu berwarna gelap.
'.. kalau aku lambat, mungkin saja Claire akan mati..'
telurnya mulai retak, dan akhirnya pecah.
"Semuanya! menghindar dari cairannya!"
aku memperingatkan semua orang.
"Tembok Es Berlapis!"
Naramuna menggunakan kemampuannya dalam mengendalikan suhu dingin membuat sebuah tembok Es berlapis-lapis.
"?! semuanya lari! tembok tidak bisa menahan korosinya!"
tembok milik Naramuna meleleh setelah bersentuhan dengan Cairan dari dalam telur tersebut.
kami menghindari terkena cairan tersebut.
"$@##$&2~?"
sebuah suara muncul dari kabut tebal suhu dingin.
"apa yang kau katakan?"
Aragara bertanya sambil waspada.
"#$?@$@?$#$#@#$+!"
dia tiba-tiba menyerang Aragara dengan ganas. dia memukul Aragara dengan kuat, namun Aragara terbang untuk menghindarinya.
tempat Aragara berada hancur berkeping-keping dan tenggelam sedalam 3 meter kedalam tanah.
"Level 50.000 tidak, mungkin lebih tinggi.."
Naramuna yang menganalisis kekuatan monster tersebut terus menatap monster tersebut.
'ini aneh, All See Eyes hanya melihat namanya, namanya pun hanya terdiri dari simbol acak'
[#$&@+_)]
"Claire, cepat pergi dari sini.."
"T-tapi Leo..!"
"Sudahlah, cepat pergi. Lepas Pembatas"
"?!"
Energi meledak dari dalam diriku.
hah.. aku tak menyangka aku akan melepas lagi kekuatan penuhku.
aku melesat kearah Si monster tersebut dengan kecepatan 130.000 km/d.
"Leo!!"
"Dimensi Cermin!"
aku dan si monster menghilang bersamaan.
"Sampai jumpa lagi Claire"
seluruh ruang menjadi senyap.
*Disuatu tempat tertentu.
"Sudah dimulai?"
"Ya, sepertinya begitu"
"haha, sepertinya ini akan sangat menyenangkan~"
"Kandidat dari bumi? siapa namanya? Leo?"
"ya, sepertinya itu namanya"
"Wow, mereka akan menjadi hiburan yang seru!"
"ya, juga sepertinya 'Dia' tidak hadir lagi ya.."
"hm,hm"
disuatu ruang, sebuah meja bundar dikelilingi oleh 8 Orang dan satu kursi kosong. ditengah-tengah meja, ada sebuah layar yang menampilkan Leo yang menyeret seekor monster kedalam dimensi miliknya.
"apa tidak apa-apa 'Dia' tidak hadir?"
"tidak apa-apa. juga, sepertinya 'Tuan' sudah akan bangkit"
"oh? benarkah?"
"ya, tinggal sedikit tambahan lagi~"
"Untuk Tuan"
""""Untuk Administrator of Multiverse""""
mereka mengangkat gelas dan saling bersulang.
[Administrator Of True Reality mengamati anda]
Pesan tersebut muncul pada Leo yang kini sedang berhadapan dengan si monster itu.
"Aku harap, kau bisa Leo, tidak, Alpha"
seorang bergumam sendiri diruang kosong dan gelap.