3 april. Aku mati setelah hidup 28 tahun di bumi. Kupikir inilah akhir hidupku, namun entah kenapa Aku berada di tempat ini. Sebuah ruangan yang begitu megah dengan ornamen mewah yang bisa kau di setiap furniturnya. Didalam ruangan itu bukan hanya aku seorang. Ada seorang wanita hamil yang tengah duduk di ranjang yang besar itu. Ia sangat cantik dengan rambut pirang keemasannya yang panjang dan halus. Ia tengah mengelus perutnya yang membesar sambil berbicara kepada calon bayinya.
"Halo. Permisi Nona Aku ingin bertanya...." Aku mencoba berbicara padanya namun seketika aku sadar. Suaraku tak bisa terdengar olehnya, bahkan Aku tak dapat mendengar suaranya. Aku melihat seluruh bagian tubuhku hampir transparan. Aku saat ini berwujud sebuah jiwa saja. Bahkan dari tadi Aku tidak sadar tubuhku saat ini melayang diatas tanah. Kenapa ini? Bagaimana bisa jadi seperti ini? Kenapa Aku berada disini?
Seketika aku sadar apa yang terjadi disini. "Aku akan bereinkarnasi! Dan Dia adalah calon ibuku." Aku sedikit bahagia karena Aku bisa hidup kembali. Apalagi ibuku wanita yang sangat cantik, Ayahku orang yang sangat beruntung. Aku penasaran ingin melihat ayahku tapi Aku akan menundanya sampai aku lahir nanti. Saat ini yang terpenting adalah masuk ke dalam perut ibuku.
Gimana cara masuknya ya? Aku bahkan tidak bisa menyentuh tubuh ibuku, tanganku langsung menembusnya. Entah kenapa secara insting Aku berpikir mungkin yang harus ku sentuh adalah tubuh janinnya.
Saat Aku hendak memasuki perutnya, Aku mendengar sebuah suara. Suaranya sangat kecil namun terdengar seperti sebuah teriakan. Namun suara itu semakin kuat sangat cepat.
"Hey! Bajingan! Menjauhlah dari ibuku!" sesosok jiwa sama sepertiku berlari setelah menembus pintu. Apa? Maksudnya? Dia membuat wajah yang menyeramkan seperti ingin membunuhku. Aku seketika panik dan lompat memasuki perut ibuku. Kata-kata terakhir yang kudengar darinya hanyalah umpatan dan makian saat Aku mulai masuk kedalam janin. Semoga saja tak masalah.
Beberapa bulan kemudian. Pada malam yang tenang, mansion duke tengah dalam kondisi tegang karena Duchess akan segera melahirkan. Sang Duke hanya dapat menunggu dengan tidak sabar diluar ruangan menunggu kabar dari dokter. Perasaan gundah dari seorang calon ayah yang hanya dapat berdoa berharap anak dan istrinya selamat. Keheningan pecah dikarenakan suara tangis bayi. Setelah menunggu dengan sabarnya, kebahagiaan yang tak terkira datang padanya.
Air mata tak dapat tertahan namun wajahnya begitu bahagia. Ia melihat Istri dan anaknya selamat dalam keadaan sehat.
Aku akhirnya membuka mataku pertama kalinya setelah Aku lahir. Ayahku seorang pria dengan wajah tampan dengan rambut hitam bagiakan gelapnya malam. Aku juga menoleh dan melihat wajah ibuku yang lemas namun begitu bahagia. Kehangatan keluarga ini sudah lama tidak kurasakan, Aku akan melakukan yang terbaik untuk kehidupanku yang sekarang.
Namun disamping Ayahku terdapat sosok jiwa yang terlihat familiar, ekspresi wajahnya terlihat sangat marah terhadapku. Hey! Jangan seperti itu! Aku ingin lihat orang-orang berwajah bahagia disekitarku.
"Terima kasih sayang karena sudah berjuang keras melahirkan anak kita." {Agareth}
"Sama-sama Suamiku. Apa Kamu sudah memikirkan nama anak kita?" {Lucia}
"Aku akan menamai anak kita Eideth." {Agareth}
Eideth ya? Namaku sekarang adalah Eideth. Nama yang bagus. Akan lebih baik jika hantu itu tidak menatapiku seperti itu. Yang aku hanya bisa menerimanya saja, bukan seperti Aku bisa bicara atau mendengar apa yang dikatakannya. Yang mungkin hanya untuk saat ini saja.
Dua bulan kemudian.
Baiklah, ini harus berakhir. Aku tak bisa terus-terusan seperti ini. Hantu itu selalu mengikutiku kemanapun Aku pergi. Walau ia tak pernah melakukan apapun tapi tetap saja ada batasan dimana Kau bisa mengawasi seseorang. Dia bahkan terus mengawasiku saat ibu menyusuiku. Tolong beri sedikit ruang untuk tubuh bayi ini untuk tumbuh. Andai saja Aku bisa bertanya kenapa? Tak lama Aku mendapati sebuah layar status muncul.
[Nama: Eideth Raziel
Level: 1/50
Affinity: tidak ada
Skill: [Jack Of All Trades], [Luck & Misfortune], tersisa tiga skill slot lagi.
Str: 5 , Agi: 5, Int: 5, Sta: 5, Cha: 5, Con: 5, Wis: 5, (dikarenakan efek skill, semua jenis stat telah diterima).]
[Jack Of All Trades
Tingkat Skill saat ini: Beginner (0/100%)
Jack of all trades memungkinkan pemiliknya untuk menguasai hampir apapun dengan 1,5 kali kekuatan normal. Beberapa fitur tersembunyi belum terbuka].
[Luck & Misfortune
Skill ini memungkinkan pemiliknya memberi keberuntungan atau kesialan pada target tertentu. Skill ini masih dapat berkembang. Beberapa fitur tersembunyi belum terbuka.
Anda mendapat titel: The One Who Loved By Luck & Misfortune].
Apa ini? Aku sudah punya skill awal yang luar biasa. Dan semua jenis stat sudah ku kuasai, walau masih rendah tapi itu sudah kelebihan yang baik. Jadi Aku hanya punya lima slot saja dan tersisa tiga.
Aku mencoba menggunakan skill [Jack Of All Trades] untuk mencoba sebuah skill.
"[Soul Comprehension]." Aku hanya membuat-buat namanya saja namun skill ini benar-benar muncul dan bisa kugunakan.
[Soul Comprehension
Mendapat pemahaman mendalam soal jiwa, baik milik sendiri maupun orang/makhluk lain.]
Aku mencoba berbicara sambil menatap hantu itu. Kata mereka jika ingin berbicara kepada seseorang harus menatap matanya. "Hey! Kamu bisa mendengarku?"
Aku memanggilnya dan begitu dia menoleh, ekspresi wajah yang begitu marah. Dia mencoba mencekik leherku, namun kekuatanku melindungiku tanpa sadar.
[Fitur tersembunyi [Luck & Misfortune] telah terbuka. Skill [Karma Trigger] telah diaktifkan]
[Karma Trigger
Skill pasif yang bisa dinonaktifkan. Mengaktifkan keberuntungan atau kesialan sesuai karma dari target].
[Luck/Misfortune Stare
Memberikan keberuntungan/kesialan dengan melakukan kontak mata selama 10 detik].
[Luck/Misfortune Snap
Kejadian beruntung/Sial ketika menjentikkan jari disekitar pengguna].
[Luck/Misfortune Touch
Memberikan keberuntungan/kesialan dengan menyentuh target].
Sepertinya beberapa fitur tersembunyi dari [Luck & Misfortune] telah terbuka. Karma ya? Karma diartikan juga sebagai sebab akibat perbuatan seseorang. Sekarang Aku merasa sedikit aman. Ayo selesaikan masalah ini.
"Hey! Tuan hantu! Aku yakin Aku tidak punya masalah denganmu. Kenapa Kau menggangguku?" {Eideth}.
"Kau mengambil tubuhku! Kau tiba-tiba saja muncul dan masuk kedalam janin ibuku." {???}
"Maaf, Apa yang membuat tubuh ini punyamu? Kalau tubuh ini punyamu harusnya sudah kau tempati lebih dulu. Aku bisa melihat kebohongan loh." {Eideth}.
[Jack Of All Trades menanggapi permintaan anda. Skill [Lie Detection] dibuat sementara.]
[Lie Detection
Dapat mengkonfirmasi sebuah kebohongan dari perkataan seseorang.]
"Kau!? Kau punya Skill seperti itu ya?" Dia menghela nafasnya sambil menenangkan pikiran.
"Yah sudah. Aku akan langsung pada intinya. Aku seorang Regressor. Aku anak dari Duke Agareth Raziel Duchess Lucia Raziel. Ibuku didunia ini tiba-tiba saja mengandung seorang bayi beberapa tahun lebih cepat dari yang seharusnya. Aku berniat mengambil tubuh itu namun aku muncul entah darimana. Sepertinya Kamu juga seorang yang terlahir kembali. Siapa Kamu?" {???}
"Aku juga terlahir kembali, namun bukan dari dunia ini. Maaf Aku ingin bertanya?" {Eideth}.
"Ya?" {???}
"Siapa namamu?" {Eideth}.
"Namaku Zain Raziel." {Zain} .
"Zain ya? Nama yang bagus. Kenalkan Aku Eideth." {Eideth}.
"Aku tahu siapa namamu. Aku memastikan Ayah dan Ibu tidak mendapat ide untuk memberimu namaku. Diam! Ada yang datang!" {Zain}.
Ayah dan Ibu datang membawa seorang wanita, mereka terlihat sangat akrab. Apa ini salah satu teman-teman Ayah dan Ibu yang berkunjung untuk melihatku?
"Wah! Lucia anakmu imut sekali! Namanya Eideth ya? Halo Eideth, Aku ini bibimu?" {Aziel}.
Apa!? Dia bibiku? Saudara dari siapa? Tidak mirip dengan Ayah atau Ibu?
"Sudahlah Aziel. Jika Kamu terlalu berisik, Kamu akan mengganggunya." {Agareth}
"Tapi Eideth ini memang jarang nangis loh. Terkadang aku agak cemas karena Dia tidak menangis sama sekali." {Lucia}.
"Yah, mau bagaimana lagi. Dia seorang Raziel. Kalau begitu langsung saja kupanggil temanku. Nyonya Rebis. Bisakah Anda kemari" {Aziel}
Seorang wanita berambut pirang datang, seketika Ia masuk atmosfer ruangan berubah. Matanya yang sayu berwarna hijau bagai zamrud dan kulit putih mulus tanpa sedikitpun noda. Seperti yang sering digambarkan dalam novel maupun komik. Ia seorang Elf.
"Aziel! Kamu jangan memanggilku dengan nama samaran itu didepan tuan Duke! Itu memalukan tahu!"
"Jadi itu nama samaran Anda Nona Loefel? Rebis ya?" {Agareth}.
Gadis itu benar-benar seorang Elf, Aku bisa melihat telinganya yang lancip dan panjang. Ayah dan Ibu sedikit tertawa mendengar nama itu. Dan nona Elf itu terlihat sangat malu. Aku jadi penasaran apa arti dan bertanya pada Zain dengan telepati.
'Zain! Kau masih bisa mendengarku kan? Apa yang lucu mengenai nama Rebis?' {Eideth}.
"Secara halus, artinya wanita yang masih suci. Namun orang sering memaknai nya Perawan. Ada cerita yang bagus dibalik itu." {Zain}.
'Cerita apa itu?' {Eideth}.
"Kebanyakan Elf yang pergi berpetualang tidak bisa baca tulis bahasa manusia. Bibiku Aziel mengerjai Nona Loefel saat dia mendaftar di guild. Setelah beberapa waktu nona Loefel menyadari itu, namun orang-orang yang tahu terus mengingatnya. Nona Loefel sendiri yang memberitahu itu padaku."
Zain mengetauhi itu dari dia sendiri? Apa saja yang sudah Dia alami dikehidupannya sebelumnya? Aku tak bisa berhenti bertanya-tanya karena ekspresi yang dia tunjukkan saat ini adalah wajah senang yang hanya mampu melihat dari jauh. Dibalik ekspresi wajah itu entah kenapa Aku bisa melihat kesepian.
"Baiklah. Sekarang Aku akan memulai penilaiannya." {Loefel}. Nona Loefel mengangkat ku dan cahaya kuning menyala dari matanya.
"[Appraise]." sebuah layar status muncul dihadapannya. Wajahnya berkerut seketika membacanya. Dia hanya bisa terdiam sejenak smbil berulang kali memastikan apa yang Ia baca.
"Tuan Duke. Nona Duchess. Aku harus memberitahu kalian sesuatu. Tuan Eideth adalah seorang Limited." {Loefel}.
Ayah dan Ibu seketika terkejut dan Air mata mulai membasahi pipi mereka. Suasana ruangan menjadi sangat suram karena Duke dan Duchess bersedih.
'Zain. Apa yang terjadi? Kenapa Ayah dan Ibu sangat sedih mendengar Aku adalah seorang limited?' {Eideth}
"Kalau Kau belum tahu, dunia ini adalah dunia dengan Level dan Skill. Orang pada umumnya tidak dibatasi Level dan jumlah skill dapat dimilikinya. Namun seorang limited akan dibatasi levelnya sampai Level tertentu dan hanya dapat memiliki beberapa Skill saja. Ini adalah kejadian langka yang bisa terjadi pada siapa saja namun hanya terjadi pada 1 diantara 1 juta orang." {Zain}
Aku mengerti. Jadi begitu. Karena itu levelku 1 dari 50 dan tinggal 3 slot skill lagi yang kumiliki. Bahkan takdir tak memihakku. Apa yang akan terjadi begitu Aku mencapai batasan Levelku? Apa yang terjadi kalau Aku tidak punya Skill slot lagi. Aku. Aku orang yang ditakdirkan tidak bisa berkembang. Seperti kehidupanku dulu.
Ingatan masa laluku mengalir dengan cepat. Setiap bayang penyesalan di kehidupanku dulu menghantuiku.
Gak. Gak! GAKK!!! Aku tak peduli. Aku gak akan mengulang lagi perasaan menyedihkan itu. Aku akan terus berkembang! Walau mencapai batas Levelku pun Aku akan terus berkembang. Kali ini. Di dunia baru ini, Aku gak akan membuat siapapun kecewa lagi.
Aku kembali ke pemikiranku setelah menyadarkan diri. Hampir saja Aku tenggelam dalam perasaan itu lagi. Aku juga harus membantu orang tuaku gembira lagi. Aku mencoba memberontak dari gendongan Loefel. Ayahku menyeka Air matanya dan mengambilku dari Loefel. Ayah menggendong ku sambil menyeka air matanya yang tak kunjung berhenti begitu pula Ibu.
Ayah mendekat kepada Ibu sambil menggendongku ditangannya. Dia ikut menyeka air mata ibu walau air matanya sendiri pun tak kunjung berhenti. Saat ini. Kedua orang tua ini merasa menyalahkan diri masing-masing atas ketidakberdayaan mereka. Seperti masa depan yang direnggut dan tak bisa diubah.
"Sihir angin. Breeze." aku mencoba sihir angin atas inisiatifku sendiri tanpa tahu bagaimana.
[Jack Of All Trades menanggapi permintaan anda.]
Aku membayangkan angin lembut datang dan menghapus air mata ayah dan ibuku. Jendela tiba-tiba saja terbuka dan angin lembut masuk membawa air mata Ayah dan Ibu seperti yang kubayangkan. Ayah dan Ibu bingung dengan apa yang terjadi namun Aku tertawa untuk menghibur mereka. Tawa ku berhasil membuat mereka senang kembali mengukir senyuman bahagia.
Aziel dan Loefel yang melihat itu tak bisa berkata-kata.
"Sihir itu tadi perbuatan Eideth kan?" Aziel menanyakan apa yang dilihatnya kepada Loefel dan Ia mengiyakan. Agareth dan Lucia pun tahu bahwa sihir angin itu adalah perbuatan Eideth. Mereka tahu anak mereka berusaha menghibur mereka.
Aziel dan Loefel akhirnya pulang setelah dengan bermain denganku sebentar. Bibi Aziel ternyata orang yang suka bermain-main tidak seperti penampilannya, sementara Loefel sedikit ceroboh dari yang Aku duga. Bisa-bisanya dia ikut tertidur saat menidurkanku sambil berdiri. Ia selalu menguap saat menyanyikan lagu tidur untukku. Wanita itu akan kesulitan menjaga anaknya saat ia sudah menikah nanti.
"Kakak. Kami pulang dulu ya." {Aziel}.
"Terima kasih karena sudah datang nona Loefel." {Agareth}.
"Sama-sama tuan Duke. Saya juga senang bisa bermain dengan tuan Eideth." {Loefel}.
"Hati-hati diperjalanan." {Lucia}.
Aku melambaikan tangan mengikuti. Aziel dan Loefel pun akhirnya pergi. Aku hanya bisa menghela nafas lega setelah hari yang berat. Walau melelahkan bermain dengan mereka ditubuh balita ini, rasanya tidak buruk juga. Lagi pula Aku sudah bertekad untuk menjadi kuat membanggakan Ayah dan Ibu.
Setelah makan malam, Ibu tiba-tiba mendeklarasikan. "Sayang. Aku ingin meluangkan waktu lebih banyak merawat Eideth." begitu katanya. Ayah pun setuju dan mendukung Ibu.
Keesokan harinya, setelah penilaian oleh nona Loefel waktu itu. Ayah dan Ibu menjadi lebih perhatian terhadapku. Walau ada pelayan, karena mereka juga ikut meluangkan waktu merawatku.
Tak lama berselang Ibu pun hamil, tak terasa Aku hampir berumur 2 tahun. Aku tumbuh cukup cepat dan hampir bisa berbicara dengan fasih.
Inilah hari terakhir Aku bisa berbicara dengan Zain seperti sekarang. Dia selalu mengikutiku kapanpun. Walau dia selalu menatapku dengan dingin.
"Jadi. Kamu beneran akan pergi ya Zain?" {Eideth}.
"Ya. Hari ini adalah hari seharusnya Aku tersadar pertama kali." {Zain}.
"Yah. Aku cuma mau bilang terima kasih sudah membantuku selama ini. Jangan pergi terlalu lama Oke?" {Eideth}.
"Iya, jangan sampai terlibat masalah. Aku tak dapat membantumu nanti." {Zain}.
"Akan ku ingat itu baik-baik. Hati-hati." {Eideth}
Itu percakapan cukup baik dari yang biasa kami lakukan biasanya. Setelah itu Zain lalu menghilang. Aku tahu kalau Ia sudah masuk kedalam perut Ibu. Yah tak lama lagi Kami akan bertemu.
Beberapa bulan kemudian, Aku tak bisa tidur menunggu Ibu melahirkan. Aku duduk bersama Ayah diluar kamar Ibu. Ayah tampak sangat cemas, wajah yang sering kulihat tersenyum membuat ekspresi seperti itu. Apa Ayah juga membuat wajah seperti itu saat Aku lahir? Sekarang ini Aku hanya bisa menghibur Ayah. Aku duduk didepan pangkuan Ayah dan menatap matanya.
"Ayah. Jangan takut. Ibu akan baik-baik saja." {Eideth}. Aku mencoba sebaik mungkin mengucapkan kalimat itu dengan fasih, walau Aku tidak yakin bagaimana kedengarannya tapi Ayah tampak mengerti. Ayah akhirnya tersenyum dan memelukku.
"Anak Ayah begitu berani. Benar, Ibumu akan baik-baik saja." {Agareth}.
[Lucky Stare diaktifkan. Keberuntungan akan terjadi.]
[Lucky Touch diaktifkan. Keberuntungan akan terjadi.]
Aku mencoba memberikan keberuntungan pada Ayah dengan menggunakan semua skill ku. Namun. Sslip. Sslip. Ayolah. Sslip. Aku tak punya kekuatan untuk menjentikkan jariku.
*Snap. Akhirnya, Aku pun diberitahukan kalau skillnya berhasil.
[Lucky Snap diaktifkan. Keberuntungan akan terjadi.]
[Skill dibatalkan, skill saat ini tidak bisa mengatasi takdir. Hal yang ditakdirkan pasti terjadi.]
[Takdir senang dengan sikap Anda yang ingin menolong.]
Apa lagi ini? Takdir? Skillku tidak cukup kuat? Banyak sekali informasi baru yang Aku belum mengerti. Tampaknya takdir masih dipihakku, Hal yang ditakdirkan pasti terjadi ya?
Aku juga akan bereksperimen dengan Skill ku nanti. Keheningan pecah dengan suara tangis bayi. Ayah berterimakasih padaku sudah menemaninya dan menyuruhku tidur saat sudah larut. Yah, Aku penasaran tapi kurasa lebih baik melihat ibu besok.