Kegiatan malam itu adalah renungan, mereka disuruh bergandengan tangan dan membuat lingkaran, seorang pembina berada di tengah sambil memberi pengarahan.
Acara malam itu sampai larut, mereka baru selesai setelah jam sepuluh malam.
Setelah pembina membubarkan acara, mereka boleh kembali ke ruang istirahat dan besok pagi akan kembali pulang.
Hesti menghampiri ega yang berjalan masuk ke ruang istirahat.
"Ga,, maafin aku ya tadi nggak nolongin kamu, aku takut sama pembina nya galak banget" kata hesti
"Iya nggak papa, aku juga yang salah kenapa harus bicara begitu, harus nya aku diam aja tadi" jawab ega
"Ya udah yuk masuk, dingin nih" ajak ega.
Mereka berdua masuk dan mengambil makanan.
"Eh ga, kamu belum cuci tangan kan waktu megang kotoran sapi tadi" ucap hesti.
"Oohhh iya astaga sampai lupa aku ke kamar mandi dulu ya" kata ega
Ia berlari menuju kamar mandi yang terletak di balik ruang istirahat, setelah mencuci tangan ia kembali ke ruangan.
Tiba tiba ia teringat dengan ama tadi,
Ega sengaja duduk di sudut lapangan yang dekat dengan ruang istirahat nya.
Ia teringat dengan semua kebaikan ama kepadanya, ia pun teringat saat ama membantu nya mencari kotoran sapi saat di hukum oleh pembina.
"Kenapa ama begitu peduli dengan aku, sedangkan hesti sahabat ku saja tidak mau membantuku karena takut, apa dia tidak merasa takut juga"gumam ega dalam hatinya.
Ega duduk di sudut lapangan dengan memandang langit karena kebetulan malam itu bulan purnama, langit sangat indah dihiasi bintang dengan sinar rembulan yang terang.
Hesti mencari ega yang tak kunjung datang dari kamar mandi, hesti mencari ega ke kamar mandi tapi tak menemukannya.
Saat kembali dari kamar mandi barulah ia mendapati ega yang tengah duduk di sudut lapangan.
" Ga...!!!"teriak hesti
Ega kaget mendengar teriakan sahabat nya itu, ia menoleh ke belakang.
Hesti segera menghampiri ega yang duduk sendirian.
"Ngapain kamu duduk di sini sendirian, nggak takut apa malem malem gini?" tanya hesti penasaran.
"Lihat deh, bulan purnama hes indah banget" jelas ega sambil menunjuk ke langit.
"Waaahhhh indah banget" seru hesti
Mereka duduk berdua sambil menceritakan pengalaman ega tadi mencari kotoran sapi, mereka saling tertawa membicarakan nya.
Sebenarnya ega sangat ingin menceritakan pertolongan ama terhadapnya tadi tapi ia ragu, akhirnya ia mengurungkan niatnya.
Tiba tiba saat mereka asyik mengobrol, "Heh,,kenapa kalian belum istirahat? Sana masuk nanti dimarahi pembina lagi lho" kata ama yang tiba tiba menghampiri mereka berdua.
"Kamu sendiri kenapa belum tidur?" tanya ega balik
"Emmm aku tadi sengaja nyari minuman hangat,, ya sudah ayo masuk besok pagi kita semua harus berangkat pulang" kata
ama
"Iya..." jawab ega sambil berdiri dan mengajak hesti untuk segera masuk.
Mereka segera merebahkan diri untuk bersiap tidur, hesti yang curiga tiba tiba mengajukan pertanyaan kepada ega
"Ga, sekarang kamu dan ama udah baikan ya?" tanya hesti
"Emang kita pernah berantem?" tanya ega
"Yaaa nggak gitu, kan dulu kamu benci banget sama dia" kata hesti lagi
Ega hanya diam, sambil tersenyum sendiri seperti seseorang yang tersipu malu.
"Jangan jangan kamu juga suka ya sama dia" tanya hesti
"Ehhhh apasihh, nggak lah, udah ahh ayok tidur besok harus bangun pagi" jawab ega sambil menutup kepala nya dengan selimut.
Hesti menjadi bingung dan bertambah curiga dengan sahabat nya itu, karena sikap ega yang mulai melunak kepada ama.
Sebelum jam 5 pagi, mereka semua sudah bangun.
Ega tidak mau mandi karena sangat dingin, ia hanya cuci muka saja.
Ia merapikan semua barang bawaannya ke dalam tas, setelah semua beres ia segera meninggalkan tempat itu bersama hesti.
Semua rombongan telah bersiap pulang mereka berkumpul di lapangan untuk absen sambil menunggu mini bus menjemput mereka pulang.
Saat sedang menunggu sesekali ega melihat ke arah ama dan kawan kawannya yang bergerombol di belakang nya, terlihat ama pun juga seperti selalu mengawasi nya.
Setelah beberapa saat menunggu mini bus akhirnya sampai untuk menjemput mereka, rombongan perempuan dan laki laki tetap dipisah.
Mereka semua pun berangkat pulang.
Kali ini ega pulang dengan hati yang, kecewa karena kena marah dan hukum oleh pembina, padahal ia mengatakan hal yang sebenarnya.
"Mungkin setelah ini aku tidak akan mengikuti ekstra kulikuler ini lagi,lebih baik aku mengikuti ekstra kulikuler lainnya saja" gumam ega kesal.
Rombongan itu telah sampai di sekolah, semua nya turun.
Diantara mereka ada yang sengaja pergi ke kantin luar sekolah dan juga ada yang langsung pulang.
Sedangkan ega dan hesti ingin segera pulang, mereka akan pulang bersama.
"Ga, tunggu sebentar ya aku mau ke kamar mandi dulu," kata hesti
"Iya" jawab ega
Ega pergi ke parkiran untuk mengambil motor nya.
Ternyata motor ega berada paling depan, dibelakang nya berjajar rapi motor siswa lain.
"Waduh kenapa jadi di depan sendiri motor ku, gimana nih ngeluarinnya" gumam ega bingung.
Kaki nya masih sedikit sakit akibat kecelakaan yang ia alami waktu itu, dengan perlahan ia menyingkirkan beberapa motor yang berada tepat di belakang motornya supaya motornya bisa keluar.
Ia mengeluarkan motor mega pro yang terasa berat bagi nya,
"Motor siapa sih nih, berat banget" kata ega berbisik
Ega kesulitan mengeluarkan motor itu sampai terlihat keringat membasahi dahi nya, ditambah menahan sakit pada kaki nya membuat nya kesulitan mengeluarkan motor itu,
"Aaggghhhh aduh" teriak ega jatuh tertimpa motor itu.
Ama yang juga ingin pulang melihat kejadian itu, ia berlari untuk menolong ega dengan mengangkat motor itu.
Ama segera memarkirkan motor itu dan segera menolong ega.
"Ga, kamu nggak papa?" tanya ama terlihat panik
"Kaki ku sakit" kata ega sambil meringis
Karena sekolah dan uks tutup, ama ingin menggendong ega untuk istirahat di kantin.
"Kita istirahat di kantin dulu ya" kata ama
Ega menganggukkan kepalanya.
"Aku gendong ya, naik ke punggungku" pinta ama sambil jongkok menawarkan punggung nya
"Eeee nggak usah, aku masih bisa jalan kok" jawab ega
"Ya udah pegang tangan ku, biar aku papah" ajak ama menyodorkan tangannya.
Ega terlihat canggung saat ama menyentuh tangannya, terlihat ama pun juga sedikit canggung menyentuh tangan ega.
Tapi karena kaki ega yang sakit akhirnya untuk pertama kali nya bagi mereka saling berpegangan tangan.
Ama sangat lembut, ia sangat sabar memapah ega dengan hati hati dan perlahan.
"Hati hati, pelan pelan aja ga.." kata ama
"Iya..." jawab ega
"Ma, disini aja nggak usah masuk" kata ega
Ega memilih beristirahat di belakang kantin saja ia tidak mau masuk, karena di dalam pasti banyak orang.
Ama segera menggeser tempat duduk untuk ega, ia membantu ega duduk, lalu ama jongkok di depan.
"Maaf ya ga, boleh aku lihat kaki kamu" tanya ama
Ega hanya menganggukkan kepala nya.
Ternyata luka ega yang mulai kering saat terjatuh 3 hari yang lalu kembali tergores dan berdarah.
"Tunggu sebentar ga" kata ama
Ia mengambil kotak P3K dari kantin, karena setiap kantin di sekeliling sekolah menyediakan kotak pertolongan pertama meski seadanya.