Chereads / Tulang Rusuk Siapa / Chapter 29 - Mentari Kecil

Chapter 29 - Mentari Kecil

Ama segera kembali dengan membawa kotak P3K itu.

"Maaf ya ga, aku obati dulu lukamu" kata ama

Ega melihat ama yang dengan sabar dan telaten membersihkan lukanya dan memberikan obat oles di luka nya.

"Sudah" kata ama memandang ega

Ega yang sejak tadi terus memandangi ama yang membantu membersihkan luka nya menjadi kaget karena ama tiba tiba juga memandang nya, mereka jadi saling pandang.

Saat itu tiba tiba ponsel ega berdering, membuat kedua nya pun kaget.

Ega segera mengambil ponsel nya dari saku jaket nya.

Ternyata yang menelponnya adalah hesti

"Hallo" kata ega mengangkat telpon itu

"Ga,, kamu dimana aku cari nggak ada padahal motor dan tas kamu di parkiran" kata hesti

"Sebentar lagi aku kesana hes, tunggu ya" jawab ega

Ega langsung menutup telponnya.

"Ma, makasih ya atas bantuan kamu aku mau pulang dulu hesti udah nungguin di parkiran" kata ega

"Aku bantuin ngeluarin motor kamu ya" kata ama

"Iya" jawab ega sedikit sungkan

Mereka berjalan berdua menuju parkiran.

Hesti yang menunggu ega diparkiran terkejut melihat sahabat nya itu datang berdua dengan ama dengan kaki yang sedikit pincang.

"Ehh ga, kamu kenapa?" tanya hesti

"Tadi jatuh waktu mau mindahin motor itu" jawab ega sambil menunjuk motor besar itu.

Ama dengan cekatan membukakan jalan untuk motor ega dan selanjut nya mengeluarkan motor ega dari parkiran.

"Lain kali hati hati ya, minta tolong aja kalau nggak bisa" kata ama

"Iya, makasih ya ma" jawab ega

Ama langsung pergi setelah membantu ega.

"Ga, kok kamu bisa jalan berdua bareng ama tadi?" tanya hesti

"Hahh,, eeee tadi ama yang bantuin aku waktu aku jatuh" kata ega

Hesti tersenyum seolah menggoda ega.

"Sudah ayo pulang, aku pengen istirahat" kata ega

"Aku bonceng ya" kata hesti

Hesti membonceng ega, dan akhirnya mereka pulang berboncengan.

Di perjalanan pulang hesti terus mengintrogasi sahabat nya itu dengan berbagai pertanyaan, sedangkan ega sendiri masih tertegun dengan semua sikap ama terhadap nya.

"Ga, kebetulan banget ya ama yang bantuin kamu waktu jatuh tadi" kata hesti

"Iya kebetulan" jawab ega

"Ama baik juga ya ga?" sambung hesti

"Iya baik" jawab ega

"Beruntung ya ada ama, coba kalau nggak ada dia, sudah berapa kali ya dia bantuin kamu," kata hesti

"Sudah berkali kali" jawab ega spontan

"Padahal dulu kamu jahat dan jutek banget kan sama dia?" kata hesti lagi

"Iya" jawab ega

"Menyesal tidak sudah sejahat itu sama dia?" tanya hesti

"Tidak tahu hes, sudah jangan tanya apa apa lagi, aku pusing" jawab ega

"Kok marah, biasa aja tidak usah marah" kata hesti

"Kamu sih, kenapa harus bilang seperti itu" kata ega mulai niak pitam

Mereka terdiam tak saling berkata apapun hingga sampai di kost hesti, hesti turun dari motor

"Ga, hati hati ya jangan sampai jatuh, tidak ada ama yang bantuin kamu" kata hesti menggoda ega

"Hesti cukup ya!!" jawab ega geregetan.

Hesti yang melihat sahabat nya mulai naik darah, berlari kedalam sambil tertawa menggoda ega.

Sedangkan ega yang mulai kesal, hanya bisa menghela nafas dan menyetarter motor nya untuk pulang.

"Buk, aku pulang" Kata ega

"Loh nak kamu kenapa, jalan nya kok pincang?" tanya ibu nya

"Tadi jatuh buk waktu mau mindahin motor" jawab ega

"Kok bisa sih, coba ibuk lihat" kata ibu nya

Ibu nya segera memapah ega untuk duduk di kursi dan mengecek luka anak nya itu.

"Luka nya di tempat yang sama waktu kamu terjatuh kemaren nduk, bagaimana ceritanya kok bisa jatuh?"kata ibu

" Waktu aku mau mindahin motor yang menghalangi motor ku karena motor itu terlalu berat aku nggak kuat dan jatuh buk"kata ega menjelaskan

"Jadi kamu tertimpa motor?" tanya ibu

"Iya sedikit buk, tapi untung saja dibantuin temen aku buk" jawab ega

"Siapa, hesti?" tanya ibu nya lagi

"Eee bukan, temen aku yang lain buk" jawab ega bingung untuk menjelaskan

Ibu nya yang melihat wajah putri nya mulai memerah dan terlihat gugup seperti mengetahui sesuatu.

"Ya sudah, kamu istirahat dulu" kata ibu nya

"Ega ke kamar ya buk" kata ega

"Iya, hati hati ya" jawab ibu.

Terlihat ibu tersenyum melihat ega, ibu nya seperti bisa membaca apa yang ega sembunyikan, ia sangat memahami bahwa sekarang putri nya telah tumbuh menjadi gadis remaja yang menawan.

Ega menuju kamar nya, dan segera menutup pintu kamarnya dan mengunci nya dari dalam, takut adik nya akan tiba tiba masuk untuk mengganggu nya.

Ia duduk di kasur nya sambil melihat dan memegang kaki nya yang terluka.

Ia kembali teringat ama

"Kenapa dengan dia, kenapa ia begitu sangat perhatian dan baik" kata ega di dalam hati nya

Bagi ega yang tidak mendapat kasih sayang dari bapak nya karena ditinggal merantau sejak ia masih sangat kecil, mendapat perhatian dari seseorang adalah hal yang membuatnya bahagia.

Tapi ega tidak ingin terlalu jauh memikirkan itu, ia segera menepis semua anggapan terhadap ama yang mulai terlintas di benak nya.

"Mungkin kebetulan saja ama lewat, dan mungkin dia orang nya memang baik" kata ega menenangkan hati nya.

"Betul yang dikatakan hesti, selama ini aku sudah jahat pada ama, padahal ia begitu baik kepada ku, bahkan ia tidak marah saat aku memarahi nya waktu itu, aku harus meminta maaf kepada nya, terlebih dia pernah dihukum karena menolongku, astaga kenapa aku sejahat itu" kata ega terlihat menyesal dengan sikap nya

"Tapi aku malu, mulai mengungkapkannya bagaimana, selama ini sudah terlanjur cuek dan jutek sama dia" imbuh nya dalam hati

"Sudahlah, nanti saja mikir lagi waktu ketemu sama dia" kata ega sambil memegang jidat nya.

***

"Nduk, tidak diantar bapak saja?" tanya ibu nya

"Tidak buk, aku berangkat sendiri saja, kaki ku sudah mendingan kok buk, tenang saja" jawab ega

Pagi itu ega berangkat sekolah sendiri tanpa diantar bapak nya meski kaki nya masih sedikit sakit.

Ega segera menyetarter motor nya setelah berpamitan dengan ibu nya dan berangkat ke sekolah.

Seperti biasa ia menghampiri hesti dulu untuk berangkat bersama.

Mereka telah sampai di sekolah, saat akan memarkirkan motor nya ia melihat ama di tempat parkir tengah duduk diatas motor nya.

"Ngapain ama di situ?" gumam ega dalam hati

Ega seolah tidak melihat ama, dia hanya fokus mencari parkiran yang tepat agar mudah saat akan pulang nanti.

"Ga!" teriak ama memanggilnya

Ega spontan memandang ama yang memanggilnya

Ama berjalan mendekati ega,

"Ga, parkir di sebelah sana saja disana lebih mudah untuk kamu saat akan mengeluarkan motornya" kata ama

Ega setengah bingung dengan ama, tapi ia tetap mengikuti petunjuk ama dan memarkirnya di tempat yang ama tunjukkan.

"Ga, aku masuk duluan ya" kata hesti segera meninggalkan ega dan ama

"Heii" teriak ega mencegah sahabat nya itu namun keburu sudah berlari meninggalkannya.

"Untuk selanjutnya kamu parkir disini saja ga, tempat nya strategis biar kamu tidak susah lagi waktu mau pulang" jelas ama

"Iya, makasih ma" jawab ega

"Iya, ya sudah aku pergi dulu" kata ama

"Ehh tunggu" kata ega mencegah ama untuk pergi

"Ehm makasih ya, sudah repot repot menyiapkan tempat parkir ini untuk aku" kata ega

"Eee nggak kok, aku cuma kasian kalau nanti kamu kesusahan mengeluarkan motor seperti kemaren" jawab ama