Keesokan hari nya ega berangkat sekolah minta diantar oleh kakak nya, kebetulan kakak nya masuk shift siang.
"Mas, plis dong anter aku sekolah" rengek nya
"Diantar bapak mu aja kenapa sih, biasa nya juga gitu kan?" tolak kakak nya
"Iihhh kamu nggak tahu sih, disekolah ku ada cowok rese, aku nggak suka" jawab ega sedikit manja
"Maksud nya?" tanya kakak nya lagi
"Yaa gitu deh pokok nya, anter yaa mas plis" ega memohon lagi
"Hmmmm yaudah ayok" jawab kakak nya sambil berdiri menuju parkiran
"Iyess" kata ega senang sambil mengepalkan tangan.
Saat sampai di jalan menuju sekolah ega sengaja merangkul badan kakak nya, dia berharap semua orang akan menganggapnya sudah punya pacar, dengan begitu ama akan menjauhi nya. Ega meminta diantar sampai gerbang sekolah.
Benar saja, dari ujung jalan sampai di gerbang sekolah semua orang melihat nya.
Ia tidak menyadari bahwa hesti juga melihat nya.
Ega yang terlebih dulu sampai langsung menuju kelas, segera meletakkan tas nya diatas meja.
Beberapa teman sekelas nya yang juga melihat nya berboncengan dengan laki laki langsung mulai menggunjingnya justru membuat ega senang karena itu yang ia harapkan.
Hesti yang baru sampai di kelas segera berlari masuk ke dalam, menuju tempat duduk nya yang memang bersebelahan dengan ega.
"Ga, tadi itu siapa kamu diantar cowok kan?!" hesti histeris karena sahabat nya itu tidak pernah memiliki rahasia dengannya.
Ega tidak langsung menjawab pertanyaan dari hesti, dia hanya memandang wajah sahabatnya itu sambil tersenyum.
"Waahh berhasil" gumam nya dalam hati, merasa sangat senang berhasil mengelabuhi kawannya.
Akhirnya yang ega tunggu datang juga, ia adalah ilham.
Ega menatap ilham dengan sangat tajam, seperti singa yang ingin menerkam mangsanya.
Ilham seperti tidak tahu bahwa ia akan segera dilabrak oleh ega.
Benar ega memang pendiam dan kalem tapi jika dia sedang marah seperti kesetanan kata kata dan sikap nya akan sangat kasar.
Ia tidak bisa mengendalikan dirinya sejak berpisah dari nenek nya.
Ega mendekati meja ilham,
"Ham, kamu kan yang udah nyebar nomor telpon aku, kamu kasih nomer aku ke ama temen kamu itu kan?!" cerca ega langsung tidak basa basi
Ilham sangat kaget, ia seperti tidak siap menerima tuduhan itu.
"Nggak kok... bukan aku" jawab ilham nampak bingung
"Awas kamu ya, aku nggak suka kayak gini, kasih tau temenmu itu nggak usah lagi hubungin aku, paham" kata ega menggebrak meja sambil berlalu pergi
Semua teman sekelas nya menyaksikan kejadian itu,
"Waahhh ega ngeri juga kalau marah" terdengar celoteh dari belakang tapi ega tidak mau menoleh.
Ega segera duduk di bangku nya lagi, sembari mengatur nafasnya.
Hesti sahabat ega pun merasa kaget karena sahabat nya bisa segalak itu, ia tertegun melihat ega.
Meskipun lembut dan kalem tapi jika sudah marah, tidak ragu baginya untuk berantem seperti yang ia lakukan saat masih SD dan SMP, meski badan nya kurus dan tinggi nya hanya rata rata wanita jawa, tapi dia sangat berani.
Terlebih hanya menghadapi ilham si banci itu, bukanlah masalah bagi nya.
Tak berapa lama ilham keluar kelas, ia membawa hp nya, mungkin ingin menemui ama.
Ia sampai tidak mengikuti jam pertama pelajaran.
Barulah saat jam pelajaran kedua ia menyelinap masuk ke dalam kelas.
Ega hanya diam dan tidak memperhatikan lebih tepat nya tidak peduli dengan tingkah ilham.
Saat jam istirahat ega ke kantin bersama sahabat nya hesti ia segera memesan es teh karena cuaca sangat panas.
Baru seteguk dia meminum nya ilham menghampiri.
"Ga, aku mau ngejelasin ke kamu,sungguh aku nggak pernah ngasih nomer kamu ke ama, dia ngambil sendiri nomor kamu dari group kelas kita tanpa sepengetahuan aku" jelas nya
Ega hanya melihat ilham dengan tatapan tajam, setengah tidak percaya yang ia katakan.
"Terus udah kamu kasih tahu kan untuk nggak usah ganggu aku lagi" tanya ega ketus
"Aku nggak berani ga,maaf" kata ilham
"Ham, sebenernya sudah sejak lama aku ingin tanya ke kamu, tapi selalu aku tahan" ega terdiam sejenak
"Tanya apa ga?" tanya ilham penasaran
"Ama kan yang udah merundung rasyid, dan kamu adalah mata mata nya untuk mengawasi aku dan rasyid!?" Cerca ega
Ilham tertunduk, ia diam tak bersuara
"Maaf ga, ama memaksaku untuk melakukannya, aku sendiri takut dengannya" jelas ilham
"Hah?! Kebohongan apalagi sih ham?kenapa kamu selalu menjadikan dia sebagai alasan?" tukas ega mulai kesal
"Aku nggak bohong ga, beneran serius" jelas ilham membela diri.
Ega menghela nafas panjang
"Yaudahlah terserah kamu aja, tapi aku peringatkan jangan pernah ikut campur urusan aku lagi, ngerti kamu!!" kata ega segera berdiri melangkah pergi dari kantin.
Ilham terlihat sangat menyesal ia tertunduk diam melihat ega meninggalkannya.
Hari itu gosip tentang ega yang diantar cowok telah menyebar ke tetangga kelas, akhirnya semua tahu hanya dalam satu hari.
"Ga, bener itu pacar kamu?!" tanya hesti memastikan
"Menurut kamu?" jawab ega membingungkan
"Aku nggak tahu, tapi cowok itu ganteng juga ga", kata hesti lagi
" Hah masak hahahaha"jawab ega yang justru malah tertawa.
Hesti menjadi ragu kalau itu benar pacar ega.
Sesampai nya dirumah ega mengambil ponsel dari tas nya,ia berniat ingin mengirim pesan kepada ama
"Ma.." sapa ega
"Iya ga? Ada apa ya?" jawab ama dengan emoticon senyum
Ega tidak basa basi ia langsung mengutarakan maksud nya
"Sebelum nya maaf ya ma, tapi sebaik nya mulai sekarang kamu tidak usah lagi menghubungi aku, karena aku sudah punya pacar, aku takut dia salah paham"
Cukup lama ama membalas pesan ega, beberapa kali ega melihat ia menulis tapi tak kunjung dikirimkan.
Setelah beberapa saat ama membalas pesan ega
"Akan aku coba ga,
"Ga, tolong jangan salah paham kepada ilham karena sebetulnya aku sendiri yang mengambil nomer kamu dari ponsel nya tanpa sepengetahuannya, maaf ya ga...."
" Tentang rasyid aku ingin menjelaskan ke kamu, bahwa jauh sebelum mengenal kamu, kami memang sudah tidak akur, hanya kebetulan saja kami menyukai wanita yang sama"
Ama menjelaskan semua yang terjadi kepada ega, membuat ega terperanjat.
Ega bingung harus percaya kepada siapa, terlebih rasyid meninggalkannya tanpa penjelasan apapun.
"Ya sudahlah tidak usah dibahas lagi, toh sekarang dia juga udah pergi" jawab ega berusaha mengubur masa lalu nya.
Disisi lain ia menjadi ragu dan bingung harus percaya dengan cerita siapa semua yang diceritakan gunawan sahabat rasyid seperti tidak sesuai dengan apa yang ama ceritakan.
Namun hari itu ega merasa puas karena telah menyampaikan keluhannya yang selama ini ia pendam kepada ilham.
Ia pun merasa puas telah berhasil membuat semua teman sekelas nya berfikir ia telah memiliki pacar.
Ia yakin setelah ini ama tidak akan mendekati nya lagi, ia bisa bernafas lega.