Chereads / Hurt Married / Chapter 7 - Bertemu Tatap

Chapter 7 - Bertemu Tatap

Tak terasa, hari yang ditunggu oleh keluarga besar Naka sudah tiba. Mereka sudah mempersiapkan acara tahunan ini sebaik mungkin guna memberikan sebuah kesan yang tidak dilupakan oleh seluruh tamu undangan.

Kebahagiaan bukan hanya dirasakan oleh seluruh keluarga Naka saja karena nyatanya Mahira ikut merasa senang melihat dirinya sendiri dalam balutan dress yang dipilihnya. Berulang kali Mahira mengecek pakaiannya di cermin serta make up yang sudah selesai menghiasi wajahnya.

"Mahira, kamu jadi mau dianter ayah atau enggak?"

Mahira langsung mengalihkan pandangannya pada Ayahnya yang sudah berdiri di dekatnya. Mahira hanya tersenyum dan menggeleng saja, ja akan berangkat bersama Mba Fira.

"Ayah di rumah aja, aku berangkat bareng Mba Fira. Sebentar lagi sampe Yah," ucap Mahira pada ayahnya.

Mahira bahkan sampai bingung mengapa dirinya ikut merasa berdebar. Dirinya bahkan sampai bingung sendiri harus berbuat apa.

Tidak menunggu waktu lama, suara klakson mobil yang diyakini oleh Mahira adalah kendaraan milik Fira langsung membuatnya berpamitan pada Ayah dan Ibunya.

Senyum milik Mahira terbit kala melihat Mba Fira yang juga tersenyum ke arahnya. Penampilan keduanya langsung berubah drastis karena berbeda dengan penampilan saat berada di kantor.

Baik Mahira dan Fira langsung masuk ke dalam kendaraan beroda empat itu dan melaju menuju gedung utama acara diadakan. Mahira tidak bisa menahan gugupnya karena acara yang didatanginya ini merupakan acara besar.

"Ini beneran Mba acaranya punya StarGroup?"

Fira yang sedang fokus mengendarai mobilnya langsung menatap Mahira sebentar sebelum kembali memfokuskan pandangannya ke depan. Dipikirnya Mahira tidak ingat acara yang akan mereka datangi.

"Serius, kamu lupa ya. Perusahaan kita itu cabang milik StarGroup juga," balasnya.

Mahira langsung terdiam tidak menyangka, dirinya selama ini hanya tahu kalau perusahaan tempatnya bekerja di dunia industri entertaiment itu bukan bawahan StarGroup lagi pula dirinya bukan masuk tim inti perusahaan.

"Aku masih gak nyangka aja Mba bisa dateng ke acara besar seperti ini."

Lawan bicaranya itu hanya tertawa saja mendengar perkataan yang dilontarkan oleh Mahira. Tidak tahu saja nanti kalau semua kolega akan berkumpul menjadi satu di ballroom hotel yang megah itu.

"Siapin aja diri kamu buat bertemu semua atasan perusahaan nanti, jangan pasang muka gugupnya ya."

Cukup lama mereka berkendara menuju lokasi acara diadakan, tidak terasa mobil milik Fira sudah memasuki area parkir. Mahira memilih untuk turun lebih dulu sementara Mba Fira memberikan kunci mobilnya untuk diparkirkan.

Pandangan matanya tidak mau diam, Mahira sibuk melihat area luar hotel yang ramai sekali bahkan banyak media yang menunggu tokoh utama penyelenggara acara tahunan ini.

Mahira bahkan tidak bisa mengehentikan mulutnya yang berdecak kagum karena melihat beberapa tamu undangan yang datang. Semua tamu bahkan mengenakan pakaian yang Mahira bisa tebak harganya menyentuh ratusan juta itu.

Saat asik mengamati sekitarnya, Mahira dikejutkan dengan tepukan pada pundaknya. Tak di sangka kalau Fira sudah datang dan tersenyum lebar ke arahnya.

"Ayo kita masuk sekarang, biar langsung bisa duduk di bangku kita."

Mahira diam saja mengikuti langkah kaki Mba Fira yang berada di depannya. Memasuki area ballroom hotel yang begitu megah dan mewah tambah membuat Mahira berdecak kagum sampai bengong. Seakan sadar untuk menjaga sikap, Mahira lantar langsung diam seolah tidak terjadi apa-apa padahal di dalam hatinya ia sudah berulang kali mengucapkan kata-kata indah.

"Mahira, kita duduk di sini."

Mahira tersenyum saja dan langsung duduk bersama dengan Fira. Meja bundar dengan empat kursi tersebut baru mereka saja yang menempatinya.

"Kamu tunggu di sini sebentar, Mba mau ketemu seseorang dulu."

Belum juga Mahira menyahuti perkataan Mba Fira, ia sudah ditinggalkan begitu saja sendirian. Mahira hanya diam saja karena tidak ada teman untuk bicara. Mahira bahkan hanya diam memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang melewati bangku tempatnya duduk.

Tangan yang berpangku membuat Mahira semakin merasa ngantuk bahkan ia sudah menguap karena tidak ada yang mengajaknya berbicara.

"Jangan tidur," ucap seorang laki-laki yang melewatinya.

Mata Mahira langsung terbuka lebar saat itu juga, ia langsung membenarkan sikap duduknya agar lebih baik lagi. Dirinya bahkan tidak tahu siapa yang mengatakan hal itu padanya karena matanya setengah tertutup tadi, hampir terlelap.

Baru saja Mahira ingin berdiri dari kursinya, suara dari microphone membuatnya langsung membatalkan niatnya untuk berdiri. Tak lama dari itu Mba Fira sudah datang menghampirinya.

"Maaf lama ya, ada beberapa urusan dengan atasan tadi jadi harus bincang sebentar," ucap Fira pada Mahira.

"Gak apa Mba Fira, cuma tadi aku ngantuk soalnya sepi. Itu siapa Mba yang ada di sana?" tanyanya.

Fira tentu langsung mengikuti arah pandang yang dituju oleh Mahira.

"Itu Pak Aldo, posisinya saat ini pemegang utama perusahaan StarGroup."

Mahira baru kali ini melihatnya secara langsung bahkan menurutnya jika dilihat langsung auranya lebih terlihat bahkan Mahira merasa kagum saat melihatnya berbincang dengan ramah.

"Sini Mba kasih tau, anaknya itu Pak Naka kamu pasti pernah lihat pasti di televisi. Dia itu orangnya cuek banget bahkan Mba Fira gak kuat kalau rapat bareng dia rasanya pengen banget cepet selesai," ucapnya sambil memperagakan menonjok udara.

Mahira tertawa melihat bagaimana reaksi yang diberikan oleh Mba Fira saat menceritakan Naka. Mahira sendiri belum pernah bertemu langsung dengannya jadi dia tidak tahu apa-apa tentang Naka yang diceritakan oleh Mba Fira.

"Aku belum pernah ketemu langsung Mba, waktu lihat di TV juga tampaknya dia biasa saja Mba cuma raut wajahnya seperti orang judes."

Mendengar perkataan Mahira tentu membuat Fira membenarkannya karena seperti itu yang sudah ia rasakan saat bertemu langsung dengan Naka.

Mahira langsung diam saat tanpa sengaja matanya bertatapan dengan seorang laki-laki yang berada tak jauh darinya. Merasa tidak yakin kalau dirinya yang dilihat, Mahira menoleh ke belakang tetapi tidak ada orang di belakangnya.

Seketika Mahira merasa terintimidasi dengan tatapan itu bahkan ia langsung membenarkan dressnya karena ia menyangka kalau pakaiannya salah.

'Ada yang salah kali ya tapi mengapa dia menatap seperti itu'

Mahira berusaha untuk biasa saja dan tidak menatap kembali ke arah laki-laki itu bahkan dirinya langsung mengajak Mba Fira untuk berbincang kembali guna menghindari tatapan itu.

Pembicaraan antara Mahira dan Fira harus terhenti ketika acaranya sudah di mulai dengan pembukaan yang dilakukan oleh seorang MC. Sambutan yang diberikan oleh semua pimpinan perusahaan bahkan Mahira simak dengan baik hingga tiba saat seorang laki-laki yang menatapnya menaiki podium.

Mahira seperti pernah melihat wajah lelaki itu tetapi dirinya lupa dimana ia pernah melihatnya.