Pandangan penuh meneliti diberikan oleh Mahira pada sosok pria yang sudah berdiri di podium. Dirinya merasa pernah melihat wajah itu entah dimana tetapi ia lupa.
"Selamat siang semuanya perkenalkan nama saya Naka, saya berdiri di sini untuk memberikan sambutan kepada semua tamu undangan yang sudah datang pada acara tahunan yang diadakan oleh StarGroup."
Mendengar sebuah suara yang begitu kencang dari microphone langsung membuat Mahira terdiam membeku lantaran sosok yang memperhatikannya adalah Naka yang dilihatnya di televisi.
Saking tidak bisa menahan rasa terkejutnya tentu Mahira langsung mundur ke belakang sementara pandangannya tetap mengarah pada sosok pria itu. Mahira tidak menyangka kalau pria itulah yang sedari tadi memperhatikannya.
"Mahira sini deketan, nanti kita juga harus nyapa Pak Naka karena nanti dia yang mimpin perusahaan kita untuk kedepannya," ucap Fira.
Mahira seolah langsung ditarik kembali alam kesadarannya begitu mendengar suara milik Mba Fira, atasannya di kantor. Ia bahkan langsung menyamakan dirinya untuk berdiri kembali tepat di sebelahnya.
Setengah pikirannya tetap mengarah pada sosok Naka yang terus memperhatikannya, Mahira tidak mau terlalu percaya diri tetapi memang seperti pria itu yang membisikkan ucapan untuk jangan tertidur tadi. Mahira memang tidak melihat siapa sosok pria itu tetapi dia yakin kalau Naka yang melakukannya.
Ucapan sambutan yang diberikan oleh Naka kepada seluruh tamu undangan tentu tidak ia dengarkan sampai selesai karena pikirannya yang mengambil fokus untuk memikirkan hal lain di luar ucapan sambutan yang diberikan oleh Naka.
Seperti orang yang menyimak dengan baik, Mahira ikut serta bertepuk tangan meramaikan ballroom hotel tersebut. Wajahnya bahkan sudah tidak bisa menyembunyikan ekspresi paniknya.
"Mba, nanti kamu sendiri aja ya Mba."
Sontak saja Fira langsung menatap ke arah Mahira dengan wajah bingungnya. Mereka memang datang berdua sebagai perwakilan anak perusahaan StarGroup kenapa dirinya sendiri yang menyapa.
"Kamu ikut Mba buat nemenin saat ketemu pimpinan perusahaan masa jadi Mba sendirian. Harus ikut pokoknya," ucap Fira kepada Mahira.
Kalau sudah begini maka Mahira tidak bisa menolak, ia benar-benar berusaha untuk menghindari bertemu dengan Naka lebih dekat pasalnya seperti ada sesuatu yang tidak enak dengan perasaannya. Mahira tidak bisa menjelaskannya lebih detail bagaimana perasaannya.
Setelah acara sambutan, semua tamu diperbolehkan untuk kembali duduk dan melanjutkan kegiatan mereka seperti berbincang. Di saat seperti inilah Mahira sudah memasang alarm siaga satu di kepalanya.
"Ayo Hira, ikut Mba dulu samperin Pak Naka sekedar menyapa nanti baru kita duduk lagi."
Buru-buru Mahira langsung berdiri dan mengikuti langkah Fira yang berada di depannya. Ia tidak mau tertinggal begitu saja oleh Fira. Saat posisi mereka mulai dengan dekat dengan keberadaan Naka lantas Mahira langsung menghirup udara sebanyaknya guna mengurangi gugupnya.
Mba Fira yang ada di depannya itu tersenyum dan menyapa semua orang dengan ramah, Mahira juga melakukan hal yang sama dengannya.
"Halo Pak Naka, perkenalkan saya Fira dan ini ada rekan kami dari perusahaan bernama Mahira."
Merasa namanya disebut oleh Fira langsung membuat Mahira tersenyum kaku dan berjabat tangan dengan sosok Naka. Sama halnya dengan Mahira sebenarnya Fira juga merasa gugup.
"Senang bertemu kalian, saya akan menantikan kerja sama kalian untuk perusahaan kedepannya."
Keduanya hanya tersenyum saja, Mahira sudah melirik ke arah belakang berniat untuk pergi dari situasi canggung.
"Kamu mau tidur? Kayaknya ngantuk," tanya Naka pada Mahira.
Mendengar pertanyaan itu langsung membuat Mahira melotot pasalnya ia sudah menghindari hal seperti ini terjadi.
"Tidak Pak, saya tidak mengantuk sama sekali."
Melihat wajah Mahira tentu membuat Naka menelisiknya dalam diam. Perempuan yang berada di dekatnya itu terlihat kalem bahkan riasannya sangat natural.
"Bagus jika seperti itu, silahkan kembali menikmati acaranya."
Buru-buru Mahira langsung pergi meninggalkan Naka dan Fira. Dirinya bahkan tidak memperhatikan langkahnya yang terbilang buru-buru.
Fira hanya tersenyum kikuk dan bertatapan dengan Naka dengan canggung. Pria itu menatap kepergian Mahira dengan sedikit tersenyum, wanita yang diluar dugaannya sekali.
Mungkin sebagian orang akan melihat Mahira dalam balutan dress bagus itu dengan memberikan pujian luar biasa nyatanya sikap asli wanita itu muncul ke permukaan sehingga membuat sosok Naka tidak habis pikir dengannya.
"Mohon maaf Pak atas kepergian Mahira yang begitu saja tanpa berpamitan," ucap Fira kepada Naka.
Naka langsung menoleh ke arah Fira dan tersenyum tipis sambil berkata, "tidak masalah sama sekali, silahkan nikmati hidangan yang ada."
Melihat kepergian Naka buru-buru Fira juga langsung pergi untuk menghampiri Mahira. Sesampainya di meja mereka nyatanya Fira tidak menemukan keberadaan Mahira sama sekali.
Fira sibuk mengedarkan pandangannya ke setiap sudut gedung tetapi tidak kunjung juga menemukan keberadaan Mahira. Disaat Fira sedang sibuk menjadi keberadaan Mahira justru orang yang sedang dicari keberadaannya itu tengah merutuki dirinya sendiri yang berperilaku memalukan.
Mahira kini berada di toilet, berhadapan dengan bayangan dirinya yang berada di cermin sembari terus menepuk kepalanya.
"Dasar malu-maluin kamu Mahira," katanya untuk dirinya sendiri.
Mahira bahkan menyesal langsung kabur begitu saja meninggalkan Mba Fira dengan sosok Naka yang baru dia temui tadi. Jatuh sudah citranya di hadapan atasannya.
Mahira berusaha untuk menenangkan pikirannya dan menghirup napas sebanyak mungkin sebelum keluar dari dalam toilet. Mahira kembali mengecek make up-nya berserta tatanan rambutnya agar tetap terlihat rapih.
Betepatan dengan dirinya yang sudah keluar dari toilet ternyata Mahira tetap saja bertatapan dengan Naka yang juga menatapnya dari luar toilet. Mahira pura-pura tidak melihat saja dan langsung pergi dari sana guna menghindari Naka.
Sungguh pertemuan pertama mereka sangat tidak baik, sepertinya hanya menurut pandangan Mahira saja karena Naka merasa biasa saja bahkan heran dengan sosok Mahira.
Langkah Mahira bahkan terbilang cepat saat dirinya menggunakan high heels. Mahira yang melihat keberadaan Fira di dekat meja mereka langsung menghampirinya.
"Mba Fira," panggil Mahira.
Merasa namanya terpanggil membuat Fira langsung menoleh dan menemukan keberadaan Mahira yang tersenyum lebar ke arahnya.
"Mahira, kamu dari mana? Mba nyariin kamu dari tadi." Mahira diam saja sambil tersenyum.
"Kita makan dulu aja Mba, aku laper nih." Mahira bahkan langsung menggandeng tangan Fira untuk ikut bersamanya.
"Kamu itu ya, Mba ditinggal gitu saja sama Pak Naka sampai mati kutu asal kamu tau."
Mahira diam saja dan tersenyum canggung ke arah Mba Fira.
"Habisnya Mba kan aku juga malu malah ini pertemua pertama sama Pak Naka. Mba Fira harus tahu kalau Pak Naka yang nyuruh aku buat jangan tidur tadi, aku shock berat Mba karena itu sambil nahan malu."
Fira tidak habis pikir dengan kelakuan Mahira, masa sudah dandan dengan rapih tetapi masih sempatnya berpikiran untuk tidur di acara besar seperti ini.
"Harusnya kamu jangan pergi tadi, semoga aja Pak Naka gak inget kejadian tadi."
Mahira juga berharap hal yang sama sebenarnya.