Chereads / Pernikahan Kedua Sisi / Chapter 1 - Malam Pengantin

Pernikahan Kedua Sisi

Just_So_So
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 14.3k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Malam Pengantin

Ini adalah pernikahan kedua bagi Sisi. Namun kegembiraan pada pernikahan ini, serasa baru pertama kali. Karena pernikahan yang dulu bersama mantan suaminya, tidak sesemarak ini. Bahkan tidak bergairah dan tidak membuat dirinya merasa berdebar.

Dilihatnya kelopak mawar yang merekah membentuk huruf i besar, kemudian hati dan huruf u di atas kasur bersprei putih. Sisi merasa diistimewakan, "Ah, Raka!" desahnya. "Dia seorang laki-laki perfeksionis yang dingin. Namun ternyata berani menikahi dan mengangkat martabatku."

Mata Sisi menerawang jauh melihat gemintang, menembus dinding kaca lebar kamar pengantin mereka. Kadang Sisi bertanya apa yang laki-laki itu inginkan darinya. Padahal di luar sana ada banyak sekali perempuan yang mengantri, untuk dinikahi oleh seorang Raka.

Angin berdesau agak kencang. Hingga pintu kaca di dekat balkon terbuka. Kamar pengantin itu terletak di lantai dua dan memiliki view yang mengarah pada laut biru. Sisi baru sadar bahwa terang di kamarnya adalah pendar daripada lilin yang sengaja dinyalakan, beberapa sengaja diletakkan di lantai balkon dan beberapa yang lain sengaja diletakkan di dalam kamar, dengan tempat lilin serupa pohon yang memiliki ranting banyak.

Sisi mengalihkan pandangannya kembali kepada tempat tidur king size miliknya dan Raka. "Saya mendekorasinya sendiri," kata Raka saat Sisi hendak beranjak ke lantai atas, karena dia merasa sudah lelah. Raka berbisik dengan suara yang membuat Sisi berdebar.

Sisi terkesiap ketika mendengar suara derit pintu yang didorong dari luar. Jantungnya seperti berjumpalitan. Dia benar-benar berdebar dan tidak bisa mencegah kegembiraan, juga reaksi histeria yang mengaliri setiap aliran darahnya. Sisi lalu berbalik dan mendekat ke arah pintu dengan gaun pengantin merah menyalanya.

Sepotong gaun yang dalam 2 minggu terakhir telah menyita banyak waktunya. Di mana Raka memang menginginkan sesuatu yang limited edition. Di dalam hati Sisi bermonolog, "Aku merasa istimewa. Ini adalah saat pertama kalinya. Aku berusaha tampil cantik untuk seorang laki-laki."

"Sisi!" seru Raka bergerak menemui istrinya. 

"Raka?" gumam Sisi seolah tak percaya seorang laki-laki yang membuatnya berdebar telah berada dalam jarak yang terlalu dekat dengan dirinya.

Sisi lalu berdiri tegak, meski kakinya terasa lemas secara tiba-tiba. Dia mendongak dan tersenyum tulus ke arah mata Raka. "5 tahun, lelaki ini telah menemaniku selama 5 tahun," gumam Sisi.

5 tahun yang lalu, Sisi mengalami kesakitan yang dalam. Dikhianati mantan suami. Dijebak oleh majikannya. Diusir dari keluarganya. Hingga saat mengandung diminta bunuh diri oleh mantan suaminya. Mengingat penderitaan itu membuat Sisi tanpa sadar berurai air mata.

Sisi masih bergeming dan memandangi suaminya. "Lelaki ini yang telah menyelamatkanku dari laut. Memanggil dokter terbaik untukku," lanjutnya tersenyum penuh arti. 

Memang demikian besar pengaruh Raka pada diri Sisi. Hingga Sisi merasa seperti nyala api yang padam, namun kemudian dinyalakan oleh Raka. Raka begitu sabar menunggu api itu menyala. Melindunginya saat ada angin yang ingin memadamkan. Hari demi hari, hingga tahun berganti tahun. Percikan api itu berubah menjadi bara api.

"Ah Raka. Dia adalah paman mantan suamiku. Kini aku mencintainya sepenuh jiwa, dengan rasa bersalah paling dalam. Karena aku baru saja memahami ini. Cinta yang menemuiku saat diriku penuh luka. Hingga banyak hinaan untuknya, dia abaikan. Jika aku ingin menyiakan Raka. Aku akan menjadi wanita paling bodoh di dunia ini," kata Sisi dalam hati.

Perlahan tapi pasti, tangan liat Raka membelai wajah Sisi. Menyusurinya dengan penuh emosional. Raka memperlakukan Sisi dengan sangat hati-hati. Seakan  Sisi adalah benda paling berharga di dunia ini.

"Apakah aku terlihat cantik?" tanya Sisi pada Raka yang memandangnya dengan tatapan memuja.

"Kamu tahu itu," jawab Raka lembut. Mata Raka seperti anak kecil yang terpesona oleh permen.

Sisi tersenyum dan mengangguk. Raka memegang dagu Sisi dengan tatapan mata yang tak lepas dari kekaguman. Lelaki penuh kuasa di kota ini.

Raka Harta Yudana adalah master ketujuh dari keluarga Yudana. Sosok lelaki tangguh, yang bisa mengguncang kota ini hanya dengan gelengan kepalanya. Menurut orang-orang, Raka adalah sosok yang dikenal dingin dan arogan. Namun menurut Sisi, Raka adalah Dewa Penyelamat, yang sesekali amat canggung, lembut, dan selalu baik kepadanya.

Tak sabar, Sisi lalu menarik wajah Raka untuk menghadap padanya. Sisi memindai wajah itu. Raka hanya tersenyum, dengan jakun yang sekilas terangkat. Seakan hasrat paling primitif laki-laki itu sedang bertumbuh.

"Sisi perbuatan saya di masa lalu, hmmm ... saya menunggu hari ini."

"Raka maukah kamu menjadikan aku wanita paling bahagia di dunia ini?" tanya Sisi.

Ingatan Sisi berkelebat pada beberapa hari yang lalu. Saat Raka menyetujui pernikahan ini. Sisi memeluk pinggang Raka erat, kemudian bersandar di dada bidang lelaki itu, kemudian berkata, "Raka apa kamu mau menikahiku?"

Sisi masih ingat, sesaat setelah mengucapkan hal itu. Tangan Raka beralih ke punggungnya, untuk menarik semakin dalam dan rapat pada tubuh tegap lelaki itu. Dengan nada paling sungguh-sungguh yang terdesak, Raka berkata, "Tentu, tentu Sisi. Tentu saya bersedia dan menikahimu dengan segera."

Namun Sisi malah tertawa. Saat menyadari sinar mata Raka yang terlihat sangat bahagia. Hingga tawa Sisi berubah menjadi air mata. "Raka maafkan aku. Kamu menemukanku di saat aku hancur dan penuh luka. Aku berjanji akan memberimu yang terbaik, Raka. Jika ada kehidupan yang selanjutnya," kata Sisi tercekat.

Raka lalu memeluk erat Sisi dan berkata, "Tidak, Sisi. Ini adalah salah saya.  Salah saya yang membiarkan mereka menyakitimu. Jika ada kehidupan setelah ini, saya berjanji untuk melindungimu, agar kamu tidak mendapatkan luka dan kesulitan."

Udara masuk melalui jendela kamar yang yang sedikit terbuka. Hal itu membuat Sisi menoleh sejenak. Namun Raka masih saja betah berlama-lama memandangi Sisi dengan penuh harap. Mungkin Sisi sudah mampu merasakan hal itu, karena berkali-kali Raka terlihat menelan ludah. Sementara jakunnya naik turun, disertai suara eraman yang tertahan.

Dalam 5 tahun terakhir, tidak peduli seberapa hancurnya dan terpuruknya Sisi. Seberapa putus asanya wanita itu. Raka adalah lelaki yang paling sempurna. Bahkan tidak pernah melewati batasnya. Namun saat ini, Sisi bisa melihat, bahwa mereka berdua sudah sah menjadi suami istri. Dan Sisi dapat merasakan keinginan, yang telah tersimpan dalam wajah Raka.

Seakan menganggap Sisi adalah porselen yang sangat mudah pecah, Raka mengangkat tubuh mungil Sisi. Lalu membaringkannya di atas ranjang pernikahan mereka. Raka kemudian merangkak naik dan mengeram di atas istrinya yang sangat cantik itu, dengan bergetar bibirnya berkata, "Sisi bolehkah saya?"

Sisi tersenyum dan membelai wajah suaminya yang sangat tampan. Kemudian Sisi mencondongkan tubuhnya ke atas, untuk menggigit daun telinga Raka, sembari berbisik, "Saat ini aku sudah menjadi milikmu, Raka."

Sisi tidak tahu seberapa besar kekuatan Raka. Seberapa banyak hasrat yang telah ditahannya selama 5 tahun ini terhadapnya. Kemudian dalam sepersekian detik, gaun Sisi telah robek.

Sisi merasakan sesuatu yang menakutkan. Namun berusaha keras dia tahan. Terlebih saat telapak tangan Raka mendarat pada permukaan kulitnya yang terbuka, akibat robekan itu. Hingga pesona Raka menjalari semua urat saraf Sisi, yang mulai merasa geli sebab luapan kegembiraan.