Chereads / Perjanjian tiga bulan / Chapter 4 - Menunjukkan kemampuan

Chapter 4 - Menunjukkan kemampuan

Semua orang menatap kedatangan Arya karenadia datang bersama seorang wanita, yaitu Anyelir. Para karyawan pun semakin gencar membicarakan siapa gerangan wanita yang datang bersama atasan mereka, Anyelir dan Devan pun berpisah, karena Devan pergi ke ruangannya sedangkan Anyelir pergi ke departemen sekretaris untuk melakukan administrasi, karena dia akan menjadi karyawan baru. Gita, yang menjabat sebagai ketua dari tim sekretaris merasa tak suka dengan kehadiran Anyelir di kantor ini, belum lagi kedatangan Anyelir yang menjadi perbincangan karena datang bersama atasan mereka yaitu Devan yang terkenal sangat dingin dan cuek.

Gita tersenyum smirk, karena dia mempunyai rencana agar bisa membuat reputasi Anyelir buruk dan hancur di mata Devan.

"Baiklah, aku memberikan tugas pertama untuk kamu, tapi pastikan kamu bisa menyukseskannya, karena kalau tidak, siap-siap saja kamu akan di depak dari perusahaan ini," ujar Gita seraya tersenyum remeh.

"Baiklah mba Gita, saya akan berusaha menjalankan tugas yang mba Gita berikan, memang apa tugas itu mba?" tanya Anyelir.

"Kamu aku tugaskan menjadi penanggung jawab syuting iklan yang di laksanakan hari ini juga, dan ingat jangan sampai kamu mengacaukan semuanya, karena yang menjadi bintang iklan kita hari ini adalah seorang actor yang terkenal," ujar Gita mengingatkan.

"Baik mba Gita, saya janji saya akan bisa menjalankan tugas ini," jawab Anyelir yakin.

"Ya sudah pergilah, dan kerjakan tugas mu, buktikan kalau kamu memang layak berada di kantor ini," ucap Gita dengan dsenyum yang meremehkan.

"Baik mba, kalau begitu saya permisi," pamit Anyelir.

Gita menatap kepergian Anyelir dengan tersenyum penuh kemenangan, dia sangat yakin, kalau Anyelir tidak akan mampu menjalankan tugasnya, dan Gita sangat berharap Anyelir mengacaukan proses syuting hari ini.

"Dia tidak akan mungkin bisa mengontrol seorang actor muda itu, Anggara Kusuma Permana lelaki berusia 19 tahun dan terkenal bertempramental buruk, aku yakin hari ini akan banyak kekacauan terjadi," batin Gita penuh percaya diri.

Anyelir sendiri sebenarnya merasa heran, bagaimana mungkin seorang karyawan baru langsung diberikan tugas sepenting itu, namun dari gaya bicara Gita, Anyelir jadi paham kalau Gita tengah menjebaknya. Devan sendiri sudah tahu kalau Anyelir yang akan menjadi penanggung jawab syuting iklan hari ini, dan Devan juga sangat tahu bagaimana perangai Anggara atau lebih dikenal Angga yang terkenal temperamental itu. Namun nampaknya Devan tak punya niatan membantu Anyelir, dia malah tersenyum dan menantikan saat-saat Anyelir akan di buat susah dengan sikap Angga nanti.

Di luar gedung perusahaan, sebuah mobil mahal nampak berhenti tepat di pintu masuk, dan tak lama seseorang keluar dari mobil berwarna biru dongker tersebut, dan dialah Anggara Kusuma Permana, seorang actor terkenal dan sering wara-wiri dilayar televise. Anggara berjalan seperti biasa, dengan tampang arogan yang dia tunjukkan, semua orang yang berpapasan dengan nya menunduk hormat menyapa sang actor muda.

Anyelir sendiri sudah sangat siap menyambut kedatangan actor tersebut, hingga akhirnya Angga datang dan bertemu dengan Anyelir, Angga melepas kacamatanya untuk melihat dengan jelas wanita yang ada di hadapannya saat ini.

"Selamat datang tuan Angga, saya Anyelir yang akan menjadi penanggung jawab syuting iklan anda hari ini," ucap Anyelir memperkenalkan diri dengan sopan.

Gita sudah tersenyum menunggu saat-saat yang mendebarkan, hancurnya syuting iklan hari ini karena Anyelir.

"Hai kak Anyelir, senang bertemu dengan kakak," di luar dugaan, Angga malah membalas jabatan tangan Anyelir dengan akrab, sontak hal itu membuat semua karyawan yang berada di sana terkejut, bahkan Gita sampai tak percaya dengan apa yang dia lihat.

"Baiklah tuan Angga, saya harap kita bisa bekerja sama hari ini," ucap Anyelir dengan senyum yang terus menghiasa wajahnya.

"Pasti kak," jawab Angga dengan penuh semangat," tingkah Angga benar-benar membuat semua orang terkejut, tidak biasanya Angga seramah itu, apalgi memanggil kakak pada orang yang lebih berumur diatasnya, hal itu sangat jarang Angga lakukan.

"Baik tuan Angga, mari ikut saya, supaya anda bisa bersiap-siap," ujar Anyelir.

"Kakak, panggil aku Angga saja, tidak perlu pakai tuan," pinta Angga dengan manjanya, hal itu semakin membuat semua orang menatap tak percaya dengan tingkah Angga hari ini, Angga yang biasanya selalu bersikap semena-mena dan temperamental berubah 180 derajat ketika berhadapan dengan Anyelir.

"Baiklah Angga, mari ikut saya," ajak Anyelir.

Gita yang berada tak jauh dari sana, langsung menghampiri Anyelir, "Anyelir, jangan kurang ajar ya kamu, bisaa-bisanya kamu memanggil tuang Angga hanya dengan nama," tegur Gita.

"Kenapa kamu ikut campur, inikan permintaan ku!" sentak Angga kepada Gita, hal itu membuat Gita terkejut sekaligus malu karena di bentak di hadapan semua karyawan.

"Ma.. maafkan saya tuan Angga," ucap Gita terbata.

"Pergilah, bisa-bisa mood ku rusak gara-gara kamu," usir Angga, Gita yang sudah ketakutan pun berlalu pergi.

Anyelir membawa Angga ke ruang ganti, baru setelah itu Angga masuk ruang make up agar wajahnya bisa terlihat lebih fresh, setelah dirasa cukup Angga meminta waktu untuk berbicara hanya berdua dengan Anyelir.

"Ada apa kamu memanggil ku?" tanya Anyelir.

Angga tersenyum, "kemari kak," dia menepuk kursi yang kosong, supaya Anyelir duduk.

"Aku tidak menyangka bisa bertemu dengan kakak lagi hari ini," ucap Angga seraya tersenyum senang.

"Aku juga tidak menyangka, kalau ternyata aku bertemu dengan kamu lagi, actor yang terkenal," ucap Anyelir menggoda Angga.

"Kakak bisa saja, kalau dulu kakak tidak menyelamatkan aku, mungkin aku tidak bisa seperti sekarang ini kak," ucap Angga.

"Kamu masih ingat?" tanya Kanaya.

"Tentu aku ingat kak, kejadian 2 tahun lalu saat aku tengah syuting di desa kakak, aku sempat di culik, kakak tahu? Aku sudah sangat ketakutan saat itu, aku menangis tersedu-sedu, tapi untung lah ada kakak yang menyelamatkan aku, sejak saat itu aku selalu menganggap kakak superhero ku, aku juga menjadi fans kakak, karena kakak sangat keren," Angga bercerita dengan semangatnya, membuat Kanaya tertawa.

"Mengobrol berdua seperti ini, membuat aku mengerti, kalau Angga tidak seburuk yang orang lain pikirkan, Angga sosok yang membutuhkan perhatian dengan tulus, tapi mungkin menjadi public figure membuat Angga tidak bisa bercerita dengan semaunya, karena biar bagaimana pun Angga harus menjaga privasinya sendiri," batin Anyelir.

"Angga, boleh aku berbicara yang lebih pribadi?" tanya Anyelir.

"Boleh kak."

"Sebelum nya aku minta maaf, maaf kalau kata-kata ku menyinggung kamu, ini aku katakana juga demi kebaikan kamu, sebagai public figure, kamu seharusnya bisa menjaga citra kamu, jangan arogan, dan jaga sikap kamu, aku dengar kamu sering kasar ya?" tanya Anyelir hati-hati.

Wajah Angga berubah sendu, "iya kak, aku melakukan itu karena aku punya alasan," ujar Angga.

"Alasan? Apa itu? Boleh aku tahu?" tanya Anyelir.

"Semenjak terjadinya penculikan itu, aku menjadi pribadi yang tidak mudah percaya dengan orang lain kak, aku lebih nyaman kalau melakukan apapun sendiri, dan itu membuat aku tidak bersosialisasi,aku tidak punya teman karena aku lebih sering sendiri, dan sikap tempramental itu sendiri sebenarnya hanya perlindungan ku kak, karena aku tidak mau orang lain memandang ku lemah, agar aku tidak di culik lagi," jawab Angga menjelaskan.