Chereads / Perjanjian tiga bulan / Chapter 6 - Tinggalkan dia!

Chapter 6 - Tinggalkan dia!

Anyelir menatap Devan dengan tatapan bingung, namun sepersekian detik kemudian dia baru menyadari maksud dari perkataan Devan itu, Anyelir paham kalau Devan mengira kalau Anyelir menyukai Angga.

"Apa kamu pikir aku menyukai Angga?" tanya Anyelir tak percaya dengan pemikiran Devan.

"Bukankah itu kenyataannya?" Devan balik bertanya, dia berbicara seraya melangkah menuju mobilnya, dan diikuti juga oleh Anyelir.

"Aku hanya menganggap Angga sebagai adikku ya," ucap Anyelir mencoba menjelaskan.

"Oh ya? tapi aku tidak melihat hal itu, justru yang aku lihat kalian sama-sama saling memberikan perhatian, dan aku dengar dari Gita, kalian berdua sempat berduaan di ruang wardrope, apa yang kalian lakukan?" tanya Devan dengan nada meremehkan, seolah menjelaskan kalau Devan menganggap Anyelir tengah berbohong.

"Jangan berpikir aneh-aneh ya, aku dan Angga hanya berbicara, aku menjelaskan kepada Angga supaya nanti dia bisa bekerja sama dengan baik, apa salah nya?" tanya Anyelir lagi mencoba membela diri.

"Terus saja mengelak," ujar Devan. Anyelir pun terdiam, dia nampak tak berminat lagi untuk menjawab semua tuduhan Devan yang tengah salah paham itu, selama perjalanan pun mereka hanya saling terdiam tidak ada pembicaraan atau perdebatan lagi, sampai mereka tiba di rumah pun mereka sama-sama terdiam.

Olivia dan Farah yang tengah duduk santai di ruang keluarga pun merasa heran ketika melihat Devan dan Anyelir yang pulang dengan wajah yang kurang bersahabat.

Farah menyenggol lengan Olivia, "ada apa dengan mereka berdua?" tanya Farah.

"Nggak tahu tante, tapi bukankah lebih baik seperti itu?" tanya Olivia seraya tersenyum kearah Farah.

"Kamu benar juga Oliv, kalau mereka tidak akur kan maka hubungan mereka tidak akan berlanjut, jadi perjodohan ini akan batal," ujar Farah seraya tertawa senang.

"Iya dong tante, jadi tante nggak akan punya menantu kampungan seperti dia," jawab Olivia menyetujui perkataan Farah.

"Dia memang tidak pantas untuk kak Devan, karena hanya aku pantas bersanding dengannya," batin Olivia.

Devan masuk kedalam kamar dan menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang king size miliknya itu, Devan merasa bingung dengan dirinya sendiri, karena entah kenapa dia merasa

Malam sudah cukup larut, namun Devan belum juga bisa memejamkan matanya, semenjak dia menjadi korban penculikan dan di kurung diruangan tertutup saat usia 13 tahun, sejak saat itu Devan mengalami insomnia. Namun mala mini Devan terus memikirkan Anyelir, sudah berulang kali Devan mencoba menghilangkan bayang-bayang Anyelir, namun terlalu sulit, dia terus saja memikirkan Anyelir dan Devan merasa kesal ketika dia teringat bagaimana Angga memberikan perhatian kepada Anyelir, dan Devan tersenyum kala dia teringat kejadian kemarin malam, saat Devan tertidur seraya memeluk Anyelir, hal itu membuat Devan merasa tenang.

Beberapa hari kemudian.

Hari ini akan ada acara yang cukup penting bagi keluarga Atmadja, apalagi bagi Devan, karena malam hari ini akan ada perayaan anniversary perusahaan milik keluarga Atmadja, Devan selaku pewaris tunggal dari keluarga Atmadja merasa turut bangga bisa ikut andil dalam pengembangan perusahan, maka dari itu dia sudah menyiapkan semua acara pada malam hari ini dengan sangat matang.

Devan memilih mengadakan acara di salah satu hotel ternama, ballroom hotel sudah disulap sedemikian rupa khusus untuk malam hari ini, nuansa megah dan mewah sangat terlihat dan Devan juga mengedepankan kenyamanan bagi para tamu undangan, karena selain karyawan kantor, Devan juga mengundang para kolega yang bekerja sama dengan perusahaan, jadi dia ingin para tamu ikut merasakan kebahagian yang dirasakan oleh keluarga Atmadja.

Di sisi lain, Devan juga masih bersiap di rumahnya, setelah dirasa sudah tidak ada yang kurang dia pun keluar dari kamar, Devan menghembuskan napas kesal kala melihat kea rah luar kamar, karena nampaknya Anyelir belum selesai bersiap.

"Anyelir..!" seru Devan memanggil Anyelir tepat didepan kamarnya.

Tak lama Anyelir keluar dari kamar, dia mengenakan gaun berwarna biru dongker yang senada dengan jas yang di pakai oleh Devan, padahal mereka berdua tidak melakukan janjian sama sekali, ini adalah murni ketidak sengajaan.

Mata Devan menatap penampilan Anyelir tanpa berkedip, Anyelir mengenakan gaun Navy sebatas lutut rambutnya yang bergelombang dibiarkan tergerai, membuat Anyelir semakin cantik. namun, tatapan Devan malah membuat Anyelir risih karena takut ada yang salah dengan penampilannya.

"Ada apa Devan? Apa ada yang salah?" tanya Anyelir seraya melihat kembali penampilannya.

Devan merasa malu karena ketahuan menatap Anyelir terlalu lama dan tanpa berkedip, "ti.. tidak, aku hanya bingung, kenapa kamu memakai gaun dengan warna yang sama dengan ku?" jawab Devan beralasan, untuk menutupi rasa malunya.

"Ya mana aku tahu, apa aku ganti saja?" tanya Anyelir.

"Tidak, tidak usah, nanti kamu tambah lama lagi, bisa-bisa kita sampai sana sudah selesai, ayo berangkat," ajak Devan. Mereka pun berjalan beriringan menuruni anak tangga sattu, Olivia yang sudah lebih dulu siap dan tengah duduk di ruang tamu merasa jengkel ketika melihat Devan dan juga Kanaya memakai pakaian yang berwarna senada, karena hal itu malah membuat mereka seperti selayaknya sepasang kekasih.

"Devan, masa kata kakek kamu mamah dan Olivia tidak boleh satu mobil dengan kamu," keluh Farah yang baru saja keluar dari kamarnya.

Devan juga bingung dengan kakeknya itu, pasalnya Ilham mengatakan kepada Devan agar dia tidak berangkat satu mobil dengan Farah dan Olivia.

"Sudahlah mah, menurut saja pada kakek, jangan membuat kakek marah," jawab Devan. Setelah itu dia dan Anyelir pun melangkah masuk kedalam mobil.

Akhirnya tibalah mereka berdua di tempat acara, semua tamu menantikan kehadiran Devan, karena desas-desus tentang Devan yang akan di jodohkan sudah berhembus kencang, bahkan kabar Devan datang bersama calon istrinya pun sudah sangat dinantikan. Para tamu begitu penasaran dengan calon istri Devan, yang dikabarkan berasal dari kampung.

Devan dan Anyelir memasuki ball room dengan beriringan, dan sontak saja mereka berdua langsung menjadi sorotan public, mata para Karyawan tertuju pada sosok Anyelir,yang berjalan bersama dengan Devan, dan pakaian mereka yang berwarna senada membuat semua orang semakin yakin kalau mereka berdua memiliki hubungan dekat.

"Devan, aku ke toilet dulu ya" pamit Anyelir.

"Iya," jawab Devan, kemudian Anyelir pun menuju toilet, untuk memperbaiki riasannya.

Saat Anyelir tengah menatap dirinya lewat pantulan kaca, seorang wanita cantik keluar dari toilet dia berjalan dengan anggun mendekat kearah Anyelir,

"Kamu wanita yang akan di jodohkan dengan Devan kan?"

Anyelir menatap wanita itu, dia merasa tak mengenal atau pun bertemu sebelumnya, "anda siapa?" tanya Anyelir.

"Aku Kirana sahabat Devan dari kecil."

Anyelir pun mengangguk kan kepalanya paham, kemudian Kirana nampak mengeluarkan sesuatu dari dalam dompetnya.

"Ini, didalam sini ada uang 10 miliar, kamu bisa memilikinya asalkan kamu umumkan malam hari ini juga, kalau perjodohan kalian dibatalkan," ujar Kirana seraya menyerahkan kartu ATM.

Anyelir tersenyum,"aku tidak tertarik dengan uangmu, bukankah aku akan mendapatkan lebih banyak uang, kalau aku bersamanya," jawab Anyelir dengan tatapan remeh. Dia pun segera meninggalkan Kirana dan keluar dari toilet.Kirana menatap kepergian Anyelir dengan wajah murung.