iera, Ryu dan Key segera berdiri dari tempat duduknya dan bersiaga dengan senjata masing-masing. Woon juga mulai merasakan adanya gerombolan yang datang mendekat, dengan siaga dia mengeluarkan kedua pedang dari sarungnya. Sementara Dan Oh berdiri tegak sambil memegang busurnya erat-erat dengan kedua tangannya.
"itu dia!! Kristal mondwat!" tiba-tiba pasukan Cheol dengan jumlah besar muncul dan telah siap untuk menyerang.
"cih, aku lupa memasang perisai untuk menutupi auranya" gumam Woon kesal dengan kesalahan yang diperbuatnya. Dia segera mendekati Dan Oh dan berdiri di hadapannya. Lelaki itu mendorong pelan sang gadis agar berada tepat di belakangnya kemudian merentangkan kedua tangannya untuk melindungi manusia bumi itu.
"kita harus merebutnya, Serang!!!!" teriak komandan pasukan Cheol memberi aba-aba. Pasukan Cheol menyerang dengan jumlah mereka yang mencapai 100 pasukan.
"jangan menjauh dariku dan diamlah" sang pangeran memberikan peringatan dengan suara rendah namun tegas kepada Dan Oh. Gadis itu mengangguk pelan dan nampak begitu serius sekarang.
Terjadi aduk fisik antara pasukan Cheol dan rombongan kerajaan. Serangan bangsa Cheol terfokus kepada Dan Oh yang membawa kristal mondwat namun sejauh ini Woon dan rekan seperjuangannya masih mampu menghalau mereka. Dalam sekejap pasukan Cheol telah dikalahkan. Namun belum sempat mereka bernafas lega, muncul kembali pasukan Cheol lainnya dengan jumlah yang tak kalah banyak dari sebelumnya. Masing-masing dari pasukan kerajaan setidaknya harus menghadapi dua puluh pasukan Cheol sekaligus untuk bisa menang dari mereka.
Woon bertarung dengan pasukan Cheol dan terus memastikan bahwa para makhluk menjijikkan itu tidak akan mampu menyentuh Dan Oh sementara empat orang rekan lainnya bertarung di tempat lain yang jaraknya tidak begitu jauh namun masih terpisah dari keduanya. Kelima petarung itu menunjukkan gaya bertarung khas yang berbeda dari satu dan lainnya.
Ryu bertarung dengan gerakan lincah dan cepat, dia akan mengayuhkan kapaknya ke segala arah dengan kuat dan bahkan sesekali menaiki pohon dan memberikan serangan udara kepada bangsa Cheol. Key nampak begitu kuat saat melemparkan bumerang raksasanya yang langsung membelah badan Cheol secara horizontal menjadi dua bagian. Gwi tak nampak seperti orang yang bertarung, dia hanya menggerakkan pisau kipas tajamnya dengan ringan namun gerakannya mematikan. Sesekali manusia serigala itu memfokuskan serangan fisik tanpa senjata dengan memanfaatkan tinju kuatnya dan cakar tajamnya. Kekuatan tangannya mampu dengan mudah mematahkan tulang lawannya. Siera sang putri bangsawan nampak seperti sedang menari, gerakan serangannya begitu anggun namun dapat dengan mudah menumbangkan lawan. Caranya menggerakkan kedua lempengan logam tajam sebagai senjatanya nampak begitu megah dan menawan. Sesekali dia menggunakan tendangan kaki tinggi untuk menjatuhkan lawannya.
Sang pangeran bertarung melawan pasukan Cheol dengan gerakan yang cepat dan akurat. Dalam sekejap dia mampu menjatuhkan lima diantara mereka dalam sekali serangan dua pedangnya. Ada tiga lagi bangsa Cheol yang hendak menyerangnya dari depan. Woon menyilangkan kedua pedangnya pada salah satu Cheol di hadapannya kemudian menusuk kedua bangsa Cheol lainnya yang ada di sisi kanan dan kirinya. Namun tiba-tiba saja ada satu bangsa Cheol yang membawa kapak dan hendak menyerang Woon dari belakang. Woon belum sadar akan serangan yang mengintainya, kedua pedangnya masih tertancap pada bangsa Cheol yang belum sepenuhnya tumbang dihadapannya.
"pangeran Woon!" jerit Dan Oh ketika melihat bangsa Cheol yang berlari mendekati Woon dengan mengangkat kapaknya tinggi-tinggi. Dan Oh dengan segera berlari menghadang Cheol itu dengan kedua tangannya yang memegang busur dengan erat.
"pakk!!!" terdengar suara keras hantaman kapak besar pada busur logam Dan Oh. Ujung kapak itu tepat berada tiga centi di depan mata Dan Oh dan terlihat mengkilat karena merefleksikan ketajamannya yang terkena sinar matahari.
Gadis mungil itu menendang keras Cheol tersebut dan menyabetkan ujung busurnya yang runcing pada makhluk mengerikan di depannya dengan sekuat tenaganya. Serangannya merobek kulit Cheol dan memberikan luka yang dalam dan panjang. Cheol itu telah tumbang.
Woon menoleh kebelakang dengan panik dan melihat Dan Oh baru saja berhasil mengalahkan satu bangsa Cheol. Dan Oh tersenyum dengan bahagia dan menunjukkan binar wajahnya kepada sang pangeran. Dia merasa begitu bangga karena telah membuktikan kemampuan bertarungnya sebagai pemegang sabuk hitam karate kepada pangeran planet Mirac itu. Namun lelaki itu tak nampak senang. Dia memandang Dan Oh dengan tatapan serius yang penuh dengan banyak makna. Tiba-tiba perhatian Woon beralih pada refleksi benda mengkilat dari kejauhan. Dan Oh tidak sadar bahwa dia sedang dibidik anak panah oleh bangsa Cheol lainnya. Woon menyadari hal itu, lelaki itu langsung panik. Ingatannya tiba-tiba kembali pada kejadian tragis yang menimpanya sebelas tahun yang lalu.
11 tahun yang lalu....
Woon sedang bertarung dengan pasukan Cheol yang nampak tak pernah habis jumlahnya. Lelaki itu begitu kewalahan dengan serangan bangsa Cheol yang tak berujung. Semakin dia bertarung semakin dia kehabisan tenaganya namun jumlah monster itu malah semakin banyak dan tak terkendali. Pangeran itu tidak sadar ketika ada bangsa Cheol yang akan menyerangnya dari belakang.
"Pangeran Woon!" jerit seorang gadis berambut panjang perak dengan kulit porselen sambil berlari ke belakang punggung sang pangeran. Gadis itu memiliki mata berwarna hijau menyala dan bibir lembut merah muda, dia nampak begitu cantik dan bersih meskipun telah bertarung selama berhari-hari melawan monster Cheol yang sepertinya tak akan pernah terkalahkan, Pysche namanya.
Pysche menghalangi serangan monster Cheol pada pangeran Woon dengan busur indahnya kemudian menendang keras bangsa Cheol itu dan memanahnya tepat di jantung. Tembakan panahnya sangat akurat dan menembus rongga dada si monster. Setelah satu Cheol telah tumbang ada dua lagi Cheol yang menyerang Pysche. Gadis cantik dan lembut itu terfokus pada kedua Cheol yang menyerangnya dan tidak menyadari bahwa ada Cheol lain yang dari kejauhan sedang membidiknya dengan anak panah.
"swiiiiiiiiiiinggg..... Jleebbb!!" tiba-tiba satu anak panah tajam menembus jantung Pysche dan menyalakan sinar terang pada kalung yang dikenakan di lehernya.
"swiiiiiiiiiiinggg.... Jleb! Jleb!" ada dua anak panah lain yang baru saja menembus dadanya. Serangan itu membuat kalung kristal di dadanya menyala lebih terang kemudian padam dan terjatuh di tanah yang menjadi pijakan kakinya. Tubuh Pysche yang melemah pun ikut tumbang dan terjatuh di samping kalungnya.
Woon yang sebelumnya sedang bertarung dengan lima bangsa Cheol lainnya menoleh dan mendapati Pysche tengah terkapar di tanah dengan tiga anak panah yang menusuk di jantungnya. Pangeran itu panik ketika melihat darah mengalir deras dari tubuh Pysche dan membasahi tanah di sekitarnya.
"kita mendapatkan kalung putihnya" ucap salah satu bangsa Cheol mengambil kalung kristal yang terjatuh di tanah di samping tubuh Pysche. Cheol itu dengan segera mengambilnya dan berlari pergi diikuti oleh pasukan lain di belakangnya. Mereka telah mendapatkan tujuan mereka. Kalung kristal milik Pysche yang menyerap semua sihir putihnya.
"Pysche!!!" Woon berteriak panik saat melihat gadis cantik itu sedang terkapar di tanah dan menyabetkan kedua pedangnya pada dua Cheol yang tersisa di hadapannya. Sang pangeran menebas leher keduanya. Woon berlari cepat ke arah Pysche dan mengangkat gadis tak berdaya itu ke dalam pelukannya. Rombongan lainnya yang baru saja mengalahkan monster Cheol di hadapannya segera berlari menghampiri Woon yang sedang memeluk erat tubuh Pysche yang lemah.
"pangeran Woon...." desah Pysche pelan dengan lemas. Ada garis darah yang menetes dari kedua ujung bibirnya. Gadis itu mencoba menggapai pipi Woon yang nampak kemerahan. Sang pangeran memandangnya dengan pandangan horor dan mata nanar penuh ketakutan saat tubuh Pysche semakin melemah. Sebelum gadis muda itu berhasil mengangkat tangannya dan memegang pipi Woon, tangan putih itu telah terjatuh lemas ke tanah dan tidak ada lagi gerakan apapun dari Pysche.
"Pysche... Putri Pysche...." Woon memanggilnya pelan dan mengguncang-guncangkan tubuh sang gadis yang telah melemas. Tidak ada jawaban apapun dari Pysche.
"Pysche!!!" sang pangeran menjerit keras menyadari bahwa roh gadis berambut silver itu tidak lagi berada di dalam jasadnya. Gadis itu telah meninggalkan dunia ini untuk selamanya. Meninggalkan Woon yang mulai menangis sendu karena rasa kehilangan dan kehancurannya yang begitu dalam.
Woon kembali dari ingatannya dan melihat Dan Oh gadis planet Bumi itu sedang berdiri tegak menatapnya dengan semyuman lebar di wajahnya. Gadis mungil itu tidak menyadari adanya anak panah yang dibidik kan kepadanya. Woon segera berlari menghampirinya dengan kekuatan penuh. Ada rasa horor di dalam hatinya. Dia tidak ingin kejadian yang dulu terjadi di hadapannya terulang lagi dan menjadi mimpi buruknya.
"Swiiingggg...." terdengar suara desisan anak panah yang baru saja dilepaskan oleh bangsa Cheol. Woon memegang kedua bahu Dan Oh dan mendorongnya jatuh dengan keras.
"Srakkk!!" anak panah itu mengenai bagian samping lengan Dan Oh. Dia terjatuh karena dorongan yang kuat dari Woon yang sekarang juga terjatuh di atas tubuhnya.