"jadi.... Kau adalah seorang putri dan Woon adalah pangeran?" Dan Oh membuat kesimpulan singkat dari cerita panjang yang disampaikan oleh kawan-kawan barunya.
Siera memberikan anggukan singkat. Tidak heran jika dia selalu memancarkan keanggunan seorang wanita bangsawan. Dia adalah seorang putri kerajaan. Namun Woon.... Dan Oh tidak pernah menduga jika dia adalah seorang pangeran.
"mm.... Apakah semua anggota kerajaan memang memiliki wajah yang kaku dan senang bersikap sinis?" Dan Oh heran. Setelah dilihat dengan seksama hanya dua hal itulah yang nampak mirip dari Siera dan Woon.
Sang putri tertawa ringan mendengar pertanyaan Dan Oh. Dia tahu bahwa dirinya memang bukan orang yang ramah dan senang bersikap baik. Dia memang cukup angkuh dan dingin. Namun dia tidak pernah mendengar seseorang membeberkan fakta ini dihadapannya dengan begitu terbukanya. Sementara itu Gwi yang ada dihadapan Dan Oh memandang gadis SMA itu dengan melotot. Pengawal setia itu tidak terima ketika ada masyarakat biasa seperti Dan Oh berbicara buruk tentang tuan yang dilayaninya. Terutama ketika ada orang yang mengkritik tuan putrinya, Siera.
"deskripsi itu memang cocok untukku... Tapi adikku Woon adalah pemuda yang ramah dan baik hati" sang putri membela adik kesayangannya. Woon menatap kakaknya dan tersenyum. Namun Dan Oh memandang Siera dengan tidak percaya.
"permisi.... Apakah kita membicarakan Woon yang sama?" Dan Oh memandang Woon. Lelaki itu membalas pandangannya dengan melotot sinis ke arah Dan Oh
Sejauh perjalanan mereka bersama beberapa hari ini, Dan Oh selalu melihat bahwa lelaki itu tidak pernah bicara. Dia hanya terkadang menanggapi ketika ada rekannya yang bertanya. Dia nampak acuh dan hanya fokus dengan apapun yang ada dalam pikirannya. Dan Oh yakin definisi keramahan sama sekali tidak cocok digunakan untuk pangeran ini. Diantara ketiga pria yang ada di dalam rombongan, hanya Ryu lah satu-satunya lelaki yang baik hati dan ceria. Gwi? Sejujurnya ada saat-saat dimana Dan Oh merasa ketakutan saat melihatnya. Lelaki itu selalu memancarkan aura dingin dan buas, layaknya serigala malam. Yah.... Dia adalah manusia serigala yang menakutkan.
"emmm.... Jadi kalian bertiga adalah panglima yang tersisa? Kalau begitu kalian yang terkuat?" Dan Oh mengalihkan pembicaraan dan mencoba menghindari pandangan sinis dari Woon. Dia memandang Gwi.... (sama menakutkannya). Dia memandang Ryu dan Key secara bergantian.
" benar, kami adalah panglima pengawal kerajaan, kami memang berasal dari keturunan panglima terbaik dalam 7 genarasi kerajaan" Ryu dengan begitu bangganya membanggakan identitas keluarganya.
"kecuali Gwi... Dia adalah manusia serigala tersesat yang ditemukan oleh putri Siera" Ryu menimpali ceritanya dengan membuat guyonan tentang pimpinan komandannya.
"aku tidak tersesat" Gwi segera mengoreksinya. Ryu memang orang yang senang bercanda sementara Gwi pria yang serius. Ryu memainkan mulutnya dan mengejek atasannya Gwi dengan wajah konyolnya.
"kau sungguh tidak mau mendengarkan...." Gwi memberikan penekanan pada nada bicaranya. Pria itu mengangkat tangannya kemudian mendorong kepala Ryu dan menekannya di meja dengan kuat. Ryu berteriak kesakitan dan meminta ampun. Setelah manusia serigala itu melepaskannya dia nampak cemberut dan mengelus kepala dan rambutnya yang berantakan. Key dan Dan Oh tertawa cekikikan melihat itu, sementara Siera dan Woon hanya tersenyum tipis.
"kalian pasti orang-orang yang luar biasa! Sangat keren!" Dan Oh kembali membahas topik tentang panglima terkuat yang tersisa. Gadis itu mengarahkan kedua jempolnya ke arah Ryu, Key dan juga Gwi. Key dan Ryu tersenyum lebar menerima pujian itu, Ryu bahkan menirukan gaya Dan Oh dan mengacungkan kedua jempolnya sambil tersenyum bangga. Sementara Gwi berusaha menutupi senyum malunya.
"bagi kami berdua mereka bukanlah sekedar pengawal namun juga sahabat dan saudara yang tersisa, benarkan Woon?" Siera menanyai adiknya. Woon memberikan jawaban singkat untuk mengkonfirmasinya dan memandang ketiga pengawalnya dengan wajah datar.
" kami telah bermain dan akrab sejak kecil, meskipun kami memiliki usia yang berbeda namun kami mampu bersahabat dengan baik... Gwi adalah yang tertua diantara kami, dia seperti saudara tertua yang selalu melindungi, usianya 137 tahun. Key adalah sahabatku sejak kecil dan lebih tua satu tahun dariku, usianya 121 tahun.... Woon dan Ryu adalah teman semasa kecil yang akrab. Keduanya berusia 104 tahun. " Siera melanjutkan penjelasannya dan membuat Dan Oh melongo.
" haaaaah??? Kalian sudah berusia ratusan tahun?? " dia tak percaya. Mereka mengangguk pelan.
" sangat tua??? Aku kira setidaknya kalian berusia 20 atau 30 an" Dan Oh masih tidak percaya.
"berapa usiamu Dan Oh?" Key mengkonfirmasi.
"aku menginjak 17 tahun" ucapnya menanggapi.
"ketika aku berusia 17 tahun, tinggiku sebesar ini...." Ryu mengangkat tangannya dan memberikan tanda bahwa tingginya hanya sekitar 1 m saja. Dan Oh menatapnya tak percaya. Banyak hal yang tidak mampu dia percaya tentang planet ini.
Nampaknya penduduk planet ini memiliki rentang usia yang berbeda dengan planet asal Dan Oh di Bumi. Semua memang tidak masuk akal, tapi sejak awal segalanya memang sudah tidak masuk akal. Akhirnya Dan Oh menyerah dan mencoba menerima kenyataan di hadapannya.
"Tapi.... Apakah aku akan selamanya berada di planet ini?" tanya Dan Oh penasaran, sisi dalam dirinya penasaran dan ingin tinggal di planet ini. Namun dia khawatir, bagaimana jika dia akan berada disini selamanya? Bagaimana dengan kehidupannya di bumi? Bagaimana dengan orang tuanya? Bagaimana dengan Kyung?
"maafkan kami.... Tapi tidak ada diantara kami yang mengetahui bagaimana kau bisa datang dan meninggalkan tempat ini...." ucap Siera menyesal. Dia merasa bersalah jika Dan Oh akan terjebak di tempat asing ini seorang diri. Anggota lainnya pun juga memandang siswi mungil itu dengan iba.
" oleh karena itu.... Kita akan mencari Elmo, makhluk tertua di Planet ini, dia sudah hidup selama 5000 tahun." Woon tiba-tiba bersuara.
"apakah Elmo bisa membantuku kembali?" tanya siswi itu penasaran kepada Woon.
"aku tidak tahu.... Namun dia mengetahui semua hal, termasuk cara mengalahkan Binju. Aku kira dia akan tahu bagaimana cara membuat mu pulang" Woon mengucapkannya dengan wajah datar.
"Baiklah.... Kalau begitu ayo kita temui dia!" Dan Oh memberikan komando dengan semangat. Gadis itu sampai berdiri dari tempat duduknya, mengepalkan tangan ke udara untuk mengumpulkan semua energi yang dimilikinya.
"Tidak semudah itu. Dia telah lama mengasingkan dirinya dari umum, kabarnya dia tinggal di utara di suatu gua yang tak terlihat" imbuh Woon menjelaskan.
"kalau begitu kita harus mencarinya dan menemukan gua itu" ucap Dan Oh tetap bersemangat.
"hei! Aku juga tau, kau pikir menemukannya bisa begitu mudah? Mencari Elmo tidak sama dengan mencari bunga lotus di danau berlumpur!" Woon mulai nampak kesal. Semua yang diucapkan Dan Oh adalah hal yang sudah diketahui semua orang. Gadis itu tidak perlu terus mengulangnya dengan semangatnya yang terlalu berlebihan.
" kenapa kau sangat sensitif? Kalau kau memang belum tau ya sudah! Lagipula istilah apa itu yang kau pakai? Bunga lotus di danau berlumpur? Sangat Kuno" Dan Oh menimpali, membuat ejekan atas apa yang diucapkan oleh sang pangeran. Lelaki itu semakin kesal. Dia menatap Dan Oh dengan lirikan kesal tanpa mengucapkan apapun lagi. Menyinari sikap Woon, satu-satunya penduduk bumi itu hanya terdiam sambil membungkam mulutnya. Dia memasukkan bibir depannya ke dalam mulut.
"itu memang bukan hal yang mudah.... Planet ini hampir di seluruh wilayahnya telah dipenuhi oleh bangsa Cheol. Artinya kita harus siap bertarung melawan mereka sewaktu-waktu" Gwi masuk dalam obrolan kedua orang yang bersitegang itu.
"apakah kita semua akan bertarung dengan bangsa mengerikan itu? Aku juga?" tanya Dan Oh penasaran.
"tentu saja!" Ryu mengangguk pelan sambil menepukkan tangannya. Dia menunjukkan senyuman cerianya seolah bergabungnya Dan Oh ke dalam regunya melawan Cheol adalah hal yang mengasyikkan.
"waah.... Bahkan hanya dengan melihatnya saja membuatku merinding. Aku tidak sehebat kalian, apa yang bisa kulakukan untuk melawan Cheol?" Dan Oh ragu. Bagaimana mungkin dia gadis SMA mungil mampu bertarung dengan makhluk yang hanya dengan sekali melihatnya saja sudah membuat Dan Oh merinding. Dia tidak merinding karena takut dengan wajah mereka yang seram namun merinding karena merasa jijik dengan lendir di seluruh tubuh monster itu.
"kami akan mengajarimu cara bertarung menggunakan pedang atau panah." Key menimpali.
"Benarkah?" Dan Oh menanyakannya dengan sangat antusias sambil menatap Ryu dan Key secara bergantian. Keduanya mengangguk dengan pasti.
Dan Oh tersenyum puas dengan tanggapan keduanya. Dia kembali duduk di kursinya. Selama ini dia tidak pernah bertarung menggunakan pedang ataupun panah. Dia pasti akan mendapatkan banyak pengalaman baru dalam hal bela diri. Hal ini sangat membuatnya senang.
"Ngomong- ngomong.... Kalian ini bangsa apa? Alien? Ah bukan... Apa istilah yang digunakan makhluk dari dimensi lain? Makhluk halus? Tidak juga... Kalian kan terlihat mata" Dan Oh mulai berceloteh dengan dirinya sendiri. Dia benar-benar sangat cerewet. Penduduk planet Mirac itu nampak bengong mendengarkan ucapan Dan Oh mengatakan istilah-istilah yang tidak pernah mereka dengar sebelumnya.
"apa itu alien dan makhluk halus?" Gwi merasa penasaran dan bertanya kepada Dan Oh.
"bagaimana ya menjelaskannya? Alien itu makhluk asing yang tinggal di planet lain tapi kalian bilang kalian tidak hanya dari planet lain melainkan dari dimensi yang juga berbeda. Kami biasa menyebut makhluk dari dimensi lain dengan makhluk halus karena mereka tidak terlihat. Tapi kalian terlihat, lalu aku harus menyebut kalian makhluk apa? " Dan Oh menjelaskan pertanyaannya dengan bahasa dan ucapan yang panjang.
" kami.... Hanya penduduk planet Mirac" Siera semakin bingung dengan penjelasan siswi itu.
"lalu apakah aku harus menyebut kalian Miracers? Atau Miracsweties? Apakah istilah fans girl band dan Boy bond seperti itu bisa digunakan untuk kalian?" Dan Oh bingung. Dia bergumam dan berbicara dengan dirinya sendiri menggunakan gerakan tangan yang begitu ekspresif.
" fans? Boy band? Girl band? Istilah apa lagi itu? " Ryu nampak penasaran. Gwi, Siera dan Key juga terdiam memandang Dan Oh dengan penuh penantian. Mereka menunggu penjelasan Dan Oh, sementara Woon hanya sesekali melirik.
Dan Oh memandang mereka dengan seksama sebelum memutuskan jawaban apa yang seharusnya dia berikan untuk mereka.
"begini..... Ini adalah hal yang dilakukan para grup band" Dan Oh beranjak berdiri kembali. Dia keluar dari meja makan dan berdiri di hadapan mereka semua. Gadis itu berdehem sebentar untuk mengatur suaranya, menggenggam tangannya dan meletakkannya di depan mulutnya. Seolah tangannya memegang sebuah mikrofon. Dan Oh mulai menyanyi dengan tenang. Namun kemudian dia menari, menggerakkan tangan dan kaki, melompat dan memutar badan seolah dia sedang melakukan gerakan dance dari boyband favorite nya.
"naego hajja! Naeganeun saranghae, oeh!" Dan Oh menyanyikan dan mengcopy lagu serta gerakan dari lagu boyband Infinite berjudul Be Mine.
"dan inilah yang dilakukan para fans! Wooh Wooh wooh!" Dan Oh berteriak sambil mengepalkan tangannya di udara dan menghentakkannya sambil melompat. Dia bertindak sebagai fans yang histeris.
Ryu mengikuti gerakan tangannya dan berteriak seperti Dan Oh. Keduanya sangat cocok dalam membuat keributan gila seperti ini. Merasa mendapatkan dukungan Dan Oh memulai lagi aksi gilanya dan berkonser dengan antusias sambil menari-nari. Key memberikan dukungan kepada keduanya sambil bertepuk tangan dari tempat duduknya. Gwi merasa malu dengan tingkah dua orang di kelompoknya, dia menutup wajahnya dengan sebelah tangannya dan menggelengkan kepalanya. Siera tersenyum kaku melihat mereka, tidak yakin jika dia menikmati tontonan ini atau merasa malu melihatnya. Sementara Woon hanya memutar matanya dan kembali melihat ke arah jendela. Sekarang grup mereka memiliki warna baru yang dibawa oleh Dan Oh, siswi SMA yang berasal dari Bumi.