Tanpa menghiraukan ucapan Dan Oh, para monster itu segera mengarahkan tombak dan pedang yang di bawanya ke arah siswi SMA tersebut. Mereka mulai mengambil arah untuk berlari menyerangnya. Dan Oh berjalan mundur sambil kebingungan, apa yang harus dia lakukan sekarang. Dia melihat ke belakang, hanya ada pohon besar yang menghalau jalannya. Dia terjebak. Meskipun dia adalah salah satu petarung terbaik dengan sabuk hitam di tempat karatenya, mustahil bagi gadis kecil ini untuk mampu mengalahkan monster bersenjata dengan jumlah sebanyak ini.
"swing swing swing" tiba-tiba ada sebuah logam berbentuk lingkaran yang muncul dari arah kanan. Lingkaran itu melaju dengan kecepatan yang luar biasa. Setelah berputar selama beberapa detik lempengan itu tiba-tiba mengembang dan mengeluarkan pisau panjang dan tajam yang menempel mengelilingi seluruh sisi lempengan kecuali bagian yang nampak sebagai pegangannya. Benda itu berputar dan mengenai beberapa monster di barisan terdepan. Ketajaman benda itu mampu memutuskan beberapa kepala monster sekaligus yang langsung terlempar jauh dari badannya.
" apa kalian akan aku biarkan begitu saja membunuh makhluk yang tidak bersalah dengan cara sadis lagi? Tidak akan!" tiba-tiba saja ada seorang laki-laki setinggi 190 cm yang meloncat dari pohon dan berdiri di hadapan Dan Oh.
Lelaki itu mengenakan baju berwarna biru gelap yang memiliki sabuk di bagian pinggangnya, lengannya hanya sepanjang siku. Dia juga memakai jubah terbuka tanpa lengan sepanjang lututnya yang memiliki motif naga metalik yang mengelilingi seluruh kainnya. Pahlawan yang muncul di hadapan Dan Oh mengenakan celana putih panjang dilengkapi dengan sepatu kulit yang menutupi celananya hingga sampai sekitar 10 cm di atas mata kakinya.
Pria yang tidak diketahui namanya itu berlari maju sambil mengeluarkan dua pedang panjang dari belakang pundaknya dan memegangnya pada kedua tangannya. Ganggang kedua pedangnya berbentuk seperti kilatan api yang menyala. Dalam sekali tebas lelaki itu mampu langsung menumbangkan dua monster sekaligus. Ada satu monster yang menyerangnya sambil mengayunkan tombak di tangannya namun lelaki itu mampu menghindar dan mengarahkan tendangan pada monster tersebut. Segera dia menusuk monster dari belakang dengan pedangnya. Pedang sang pahlawan menembus perut monster, mengeluarkan lendir hitam yang menetes dari ujung pedangnya.
Ada satu monster lain yang datang mendekat. Monster itu siap menebas lelaki di hadapan nya namun dengan sikap pria itu mengayunkan pedang di tangan kirinya dan menebas leher monster hingga menggelinding jauh dari badannya. Lelaki itu berdiri tegak dan mencabut pedang lainnya dari monster yang telah di tusuknya.
"serang dia!!" sang komandan monster memberikan perintah baru untuk menyerang lelaki yang baru saja muncul entah darimana itu.
Tiba-tiba saja ada seorang gadis yang mengendarai serigala besar yang muncul dan menembus pasukan monster dari belakang. Gadis itu membawa dua lempengan lingkaran logam di tangannya. Nampaknya dia adalah pemilik senjata yang memulai serangan awal pada pasukan monster tadi.
Gadis itu nampak berwibawa dengan rambut coklat panjang bergelombangnya. Dia mengenakan baju hitam ketat sepanjang lengannya yang tertutupi sebagian dengan jubah sepanjang lutut berwarna ungu muda. Sama seperti pria sebelumnya, jubah itu terbuka di bagian depannya dan memiliki motif naga biru yang mengelilingi kain jubahnya. Bagian baju hitamnya menutupi kulitnya hingga bagian leher. Dia juga mengenakan celana hitam panjang yang tertutupi bagian bawahnya oleh sepatu kulit seperti pria sebelumnya. Gadis itu meloncat dari serigala yang ditumpanginya dan menyerang para monster dengan dua senjata melingkar di kedua tangannya. Gerakannya sungguh lihai dan lincah. Serangannya anggun tapi mematikan.
Sementara itu serigala hitam yang ditungganginya melompat tinggi ke arah beberapa monster di dekat sang gadis. Serigala itu tiba-tiba saja berubah menjadi manusia. Seorang lelaki kekar berambut hitam ikal sepanjang bahunya. Lelaki itu mengenakan jubah hitam panjang yang menutupi kedua lengannya namun menunjukkan bagian depan tubuhnya yang terbentuk sempurna. Dia mengenakan celana kain yang senada dengan jubahnya. Eun Dan Oh hampir saja meneteskan air liurnya ketika melihat bentuk tubuh sixpack manusia serigala yang baru muncul di hadapannya. Lelaki itu hanya sedikit lebih pendek dari lelaki yang pertama kali muncul.
Manusia serigala itu mampu menumbangkan monster dengan pukulan tangannya. Nampaknya dia sangatlah kuat. Dia mampu merobek kulit monster dengan kukunya dan mematahkan leher mereka dengan tangan dan kakinya. Pria itu nampak seperti membawa kipas logam yang dipegangnya dengan santai. Namun ketika kipas itu di buka ternyata benda itu adalah pedang kecil yang terpasang berjajar seperti kipas. Pria itu mampu menebas leher monster dengan ayunan sederhana dari senjata yang di pegangnya.
Tidak lama kemudian muncul dua orang lain, seorang lelaki dan perempuan. Lelaki terakhir ini mengenakan baju atas tanpa lengan yang memperlihatkan otot-otot tangannya dengan sempurna. Dia membawa dua kapak di kedua tangannya sebagai senjatanya. Lelaki itu baru saja melemparkan kedua kapak ya pada monster yang akan menyerangnya. Kapak itu tepat mengenai bagian tengah kepala monster di hadapannya. Membelah kepala monster menjadi dua bagian yang sama. Dengan gerakan lincah lelaki itu menarik kedua kapaknya dan menggunakannya untuk menebas sisa monster yang ada.
Perempuan terakhir baru saja melemparkan bumerang sepanjang satu setengah meter ke arah barisan monster yang datang begerombol. Dalam sekali lemparan bumerang besar itu bisa menebas lima sampai enam monster menjadi dua bagian. Berat dan ukuran bumerang itu nampaknya hampir sama dengan postur tubuh sang gadis. Dia pasti memiliki kekuatan yang luar biasa sehingga bisa melemparkan bumerang besar itu dengan kuat. Perempuan itu mengenakan baju serba hitam dengan kain panjang yang melingkari lehernya. Bagian atas bajunya sepanjang lutut dan memiliki belahan dari bagian bawah hingga pinggangnya. Dia mengenakan celana panjang dan sepatu kulit tinggi yang senada.
"apa ini? Apa kah ini syuting drama action?" Dan Oh bertanya kepada dirinya sendiri. Dia begitu terkagum sekaligus bingung melihat live-action yang terjadi di hadapannya.
Dalam sekejap meskipun kalah dalam jumlah, pasukan pahlawan yang menyelamatkan nyawa Dan Oh mampu menghabisi semua monster yang jumlahnya lebih dari 100 itu.
Eun Dan Oh mematung di tempatnya. Memandang tak percaya kehebatan bela diri dari para manusia yang ditontonnya. Selama ini dia hanya bertarung di atas matras dalam pertandingan one-on-one. Dia tidak pernah menyaksikan pertarungan dalam kehidupan nyata seperti ini sebelumnya.
"Daebak!! Kalian benar-benar hebat!" Dan Oh dengan kehebohannya memberikan tepukan tangan kepada kelima orang yang entah muncul dari mana. Mereka berlima mengalihkan pandangannya kepada Dan Oh dan memandangi gadis SMA itu dari ujung rambut ke ujung kakinya. Mereka menampakkan wajah keheranan yang sama seperti para monster itu saat pertama kali melihatnya.
"apakah kalian dari jaman Joseon? Apakah aku pergi ke masa lalu? Hmmm..... Tidak, aku rasa bukan... Pakaian kalian tidak nampak seperti orang Joseon di drama manapun" gadis SMA itu menebak dan berfikir serius sambil mengeluh dagu dengan jarinya.
"apakah kau bukan dari negeri ini?" gadis anggun berambut coklat bergelombang itu menghampiri Dan Oh dan menanyainya. Dia memandangnya dengan tatapan serius dan tajam. Tidak ada satupun yang diucapkan oleh siswi SMA itu yang mampu dipahaminya.
"entahlah.... Memangnya ini dimana?" Dan Oh memutar badannya dan melihat berkeliling. Tak ada satu jengkal pun dari tempat ini yang nampak familiar baginya.
"ini adalah negeri Hwon.... Salah satu kerajaan yang ada di planet Mirac." perempuan yang nampak lebih dewasa darinya itu menanggapi pertanyaan Dan Oh.
"Hwon? Mirac? Apakah itu planet yang ada di galaksi Bima Sakti ? Aku belum pernah mendengarnya...." Dan Oh memiringkan kepala nya sambil berfikir.
Dia kebingungan, sepanjang dia mendapatkan pelajaran astronomi selama bertahun-tahun dia tidak pernah mendengar nama Planet Mirac. Jika dia tidak salah mengingatnya, nama - nama planet yang ada di Galaksi ini hanyalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus. Dia pernah mendengar nama Pluto yang saat ini tidak lagi dianggap sebagai planet karena ukurannya yang terlalu kecil. Mirac? Apakah ada orang yang pernah mendengarnya? Ataukah hanya dia yang tidak mengikuti perkembangan tentang keplanetan?
"Galaksi Bima Sakti? Jadi itu bukan Mitos?" lelaki yang membawa kapak berjalan mendekati Dan Oh. Ekspresi wajahnya nampak senang dan penasaran.
"mitos? Tentu saja tidak. Aku adalah penduduk di satu-satunya planet berpenghuni di galaksi itu yaitu planet bumi... Yah memang sih ada teori yang mengatakan bahwa planet Mars juga berpenghuni. Namun hal itu masih belum pasti" Dan Oh memberikan penjelasan singkat tentang asal-usulnya.
"hebat! Aku kira itu semua hanya mitos, nenek moyang kami pernah menyebut bahwa di dimensi lain ada galaksi lain yaitu Bima Sakti" pria itu dengan antusias menepuk pundak Dan Oh. Dia memperlakukan siswi itu seolah dia adalah sesuatu yang selama ini ingin ia buktikan nyata kebenarannya. Dan sekarang dia nampak begitu senang karena apa yang dia pikirkan selama ini ternyata benar adanya.
"dimensi lain? Jadi ini dimensi apa? Dimensi keempat? Kelima?" Dan Oh memandang lelaki yang memegang pundaknya dengan tatapan konyol. Dia melepaskan tangan lelaki itu dari pundaknya.
"bagi kami hanya ada satu dimensi" manusia serigala itu ikut bersuara. Suaranya terdengar begitu dalam dan menenggelamnkan. Dan Oh meliriknya berharap akan mampu melihat barisan sixpack laki-laki itu lagi. Namun na'as lelaki itu telah menutup bajunya dengan sempurna. Ekspresi Dan Oh yang nampak antusias itu berangsur menjadi reaksi kecewa.
"Apakah kristal mondwat yang membawamu kemari?" lelaki yang membawa dua pedang itu ikut menanyainya.
Dia baru saja memasukkan kedua pedangnya dan meletakkya ke dalam sarung pedang yang menempel di belakang punggungnya.
"maksudmu ini?" Dan Oh bertanya sambil menunjukkan kristal yang dipegangnya sedari tadi. Pria yang nampak seperti anggota bangsawan itu mengangguk pelan.
"entahlah" siswi itu mengangkat kedua bahunya dan mengekspresikan kebingungannya. Dia juga tidak tahu kenapa, bagaimana dan apa yang membuatnya datang ke tempat ini. Kelima kawan itu saling melirik satu dengan lainnya.
"siapa namamu?" gadis yang memiliki bumerang besar itu bertanya kepada Dan Oh saat menyadari papan nama yang ada di atas saku kanan seragamnya.
"Namaku Eun Dan Oh, bagaimana dengan kalian?" siswi itu memperkenalkan dirinya dan berharap lima orang asing di hadapannya juga melakukan hal yang sama.
"kau bisa memanggil Key..." gadis pemilik bumerang itu mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Dan Oh. Siswi itu tentu menyambutnya dengan suka cita.
"aku Siera..." perempuan yang nampak seperti seorang putri itu juga memperkenalkan namanya. Namun nampaknya dia tak cukup ramah untuk mengajak Dan Oh bersalaman.
"Gwi..." manusia serigala itu menggunakan namanya saat Dan Oh melihat ke arahnya. Dia nampak canggung, sesekali dia melihat ke arah Siera yang tak begitu menghiraukannya.
"Hai penduduk bumi! Kau bisa memanggilku Ryu" Pria kekar pembawa kapak yang ceria itu menyadarkan lengannya yang berat di bahu Dan Oh. Nampaknya tingkat keramahan lelaki ini berada di tingkat tertinggi dibandingkan rekannya yang lain.
"Apa yang kau lakukan! Kau membuat Dan Oh tidak nyaman!" Key mengomeli Ryu. Dia menarik keras tangan Ryu dan memelintirnya ke belakang. Ryu menjerit kesakitan. Dia memprotes Key karena gadis itu memelintir tangannya dengan terlalu keras. Ryu nampak cemberut menerima sikap kejam Key kepadanya.
Dan Oh terkekeh melihat keduanya, kemudian matanya beralih kepada satu-satunya orang yang belum memperkenalkan dirinya. Lelaki itu melihatnya dengan seksama, keduanya terlibat kontak mata dengan cukup lama. Namun tiba-tiba saja pria itu memalingkan mukanya dan berjalan menjauh ketika melihat bibir Dan Oh hendak bergerak mengatakan sesuatu padanya.
"kau?" itulah hal yang diucapkan Dan Oh ketika lelaki itu telah berpaling menjauh.
Siera mengawasi gerak-gerik keduanya dengan diam. Gadis itu kemudian menghela nafas dalam.
"Dia adalah Woon, adikku...." gadis itu mewakili adiknya melakukan perkenalan diri kepada Dan Oh. Dia mengalihkan pandangannya kembali ke siswi SMA tersebut.
"mulai hari ini, kau adalah bagian dari tim kami.... Selamat bergabung" kali ini Siera mau mengulurkan tangannya. Semua fokus mereka kecuali Woon mengarah kepada Dan Oh. Woon masih sibuk mengalihkan pandangannya ke danau yang ada di hadapannya. Memikirkan apapun yang ada di dalam pikirannya dengan serius.
"aku? Kenapa?" gadis SMA itu tidak mengerti.
"karena kau adalah orang terpilih yang ditakdirkan untuk kristal mondwat. Kau memiliki takdir yang besar untuk menyelamatkan negeri kami.... Ah tidak! Tapi planet Mirac dari kehancuran" Siera menjelaskan tanpa menarik tangannya. Gadis itu masih sibuk dengan pikirannya dan mengabaikan tangan Siera yang masih menunggu jabatannya.
Gwi dengan tanggapan meraih tangan Dan Oh dan memaksanya menyalami Siera. Gadis itu memberikan Gwi senyuman tipis. Siswi SMA tersebut hanya mengernyitkan alis ya setelah mendengar penjelasan Siera. Dia bahkan belum sadar bahwa saat ini dia telah melakukan jabat tangan dengan gadis berwibawa di hadapannya.
"apa? Menyelamatkan planet ini? Planet yang bahkan tidak aku ketahui asal usulnya? Takdir besar apa? Bahkan saat ini aku belum lulus SMA!" satu-satunya penghuni bumi yang tersesat ke dimensi itu sedang bertarung dengan alam pikirannya