Chapter 3 - Takdirnya

Eun Dan Oh sedang berada di suatu ruangan yang hanya dibangun oleh bebatuan besar. Dia sedang mencoba baju yang biasa dikenakan oleh penduduk sekitar desa. Pakaian seragam sekolahnya terlihat terlalu mencolok karena nampak sangat tidak umum di negeri ini. Atas saran dari Key, siswi SMA itu akhirnya setuju untuk menggunakan pakaian yang tidak akan menarik perhatian selama dia berada di planet ini. Dia masih tidak mengerti apa yang dia lakukan di tempat ini, apakah hal yang dia alami ini nyata atau hanya mimpinya saja.

"au!" dia menjerit kesakitan setelah mencubit pipinya sendiri. Dia merasakan nyeri di kedua pipi chubby nya. Terasa sakit, ini bukan mimpi.

Dan Oh dan para rombongan yang menyelamatkannya mendatangi sebuah penginapan kecil di desa Mare. Salah satu desa terpencil yang masih menjadi bagian dari kerajaan Hwon. Kerajaan Hwon memiliki daerah kekuasaan yang sangat luas. Provinsi utama tempat berdirinya istana telah hancur luluh lantah tak tersisa. Hanya ada beberapa desa di daerah perbatasan terpencil yang masih tersisa dari kerajaan ini. Desa Mare tak banyak diketahui banyak orang, penduduknya pun hanya ada sekitar puluhan saja jumlahnya. Desa ini berada di atas pegunungan berbatu dan menjadi salah satu dari sedikit sekali desa yang masih selamat dari serangan bangsa Cheol yang membabi buta. Dan Oh dan teman baru seperjalanannya datang ke desa itu untuk beristirahat sejenak dari perjalanan yang melelahkan.

Siswi SMA itu keluar dari kamar ganti dan melihat rombongannya sedang duduk berhadapan di sebuah meja persegi panjang yang dipenuhi makanan. Dan Oh berjalan menghampiri "teman-teman" barunya itu dan berdiri di dekat mereka.

"baju ini sangat lebar" ucapnya sambil merentangkan kedua tangannya.

Dan Oh memakai sebuah baju berwarna merah muda palm dengan bahan dasar kain yang sedikit mengkilap dan memiliki tekstur lembut. Ada sedikit motif abstrak berwarna biru muda metalik di bagian bawahnya. Baju itu memiliki lengan yang lebar dan panjang. Apabila gadis mungil itu merentangkan tangannya baju itu terlihat seperti kain persegi yang jauh lebih besar dari bentuk badannya. Dia nampak seperti orang-orangan sawah yang imut. Panjang baju itu sampai menutupi lututnya. Sementara bawahannya dia mengenakan celana panjang hitam dan sepatu penduduk sekitar yang menutupi sebagian celana bawahnya setinggi 10 cm di atas mata kaki.

"bukan begitu cara mengenakannya, tapi begini" Key berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri Dan Oh.

Panglima perempuan itu memasangkan ikat pinggang berwarna hitam yang memiliki lebar sekitar 3 cm di pinggang gadis mungil itu. Sekarang baju itu nampak indah dan pas sempurna dengan badan Dan Oh. Dia nampak seperti penduduk asli desa ini dengan pakaian barunya.

"Oh. . Begini...." gadis pemegang sabuk hitam karate itu merasa malu karena tidak mampu menyadari hal sederhana seperti ini. Dia menyentuh tengkuk lehernya dan menjulurkan lidahnya untuk bersikap konyol menutupi rasa malunya.

"Eun Dan Oh, duduklah.... Mari kita makan bersama" Siera memberikan komandonya kepada penduduk bumi itu.

Gadis berambut coklat bergelombang itu selalu nampak anggun dan berwibawa saat sedang berbicara maupun melakukan hal lainnya. Dia selalu nampak memancarkan aura kebangsawanan di sekitarnya. Dan Oh merasa bahwa Siera memiliki kedudukan yang tinggi darinya dan sulit baginya untuk tidak menuruti perintah gadis yang nampak berusia di tengah 20 tahunan itu.

Siera menggeser tempat duduknya dan memberikan celah bagi siswi SMA mungil itu untuk duduk di sampingnya. Siswi itu duduk berhadapan dengan Gwi yang memandanginya dengan mata dingin bulat mempesona. Dia ingat bahwa pria di hadapannya ini muncul pertama kali sebagai serigala. Ada banyak pertanyaan di benak Dan Oh tentang hal ini. Juga tentang hal yang telah menimpanya di planet ini.

Woon duduk di sebelah kanan Gwi, berhadapan dengan Siera yang ada di sebelah jendela. Sementara itu Key menyusul Dan Oh dan duduk di kursi kosong di sampingnya, sang prajurit wanita tersebut duduk berhadapan dengan Ryu, pria yang selalu nampak tersenyum dan ceria.

"waaah lezatnyaaa ...." Dan Oh mengalihkan pandangannya kepada meja makan di depannya.

Dia melihat ada banyak hidangan makanan lezat yang menggugah selera. Gadis itu menoleh kepada Siera untuk meminta izin dengan wajah polosnya agar dia bisa segera makan sajian dan menghilangkan rasa laparnya. Siera tersenyum tipis dan mengangguk. Dengan segera Dan Oh mengambil wadah piring dan membuat gundukan makanan di atasnya. Gadis mungil itu melahap makanannya dengan bersemangat.

" hei... Wanita mana yang makan seperti itu?" Gwi, lelaki dengan penampilan karismatik dan terkesan dingin itu memberikan komentar pedasnya menggunakan suara seksinya yang mampu membuat gadis manapun meleleh saat mendengarnya.

Dan Oh hanya tersenyum menanggapi. Dia tidak peduli dengan komentar orang lain karena dia benar-benar kelaparan..... Dan memang memiliki selera makan raksasa untuk postur badannya yang kecil. Semenjak pulang sekolah dia belum sempat mengkonsumsi makanan apapun, padahal gadis itu baru saja melakukan latihan rutin karatenya. Selain itu perjalanan yang ditempuhnya untuk sampai di tempat ini sangat melelahkan dan menguras tenaga. Mereka harus melewati jalan hutan yang panjang sekitar 10 km kemudian melakukan pendakian menaiki gunung bebatuan ini. Semua perjalanan dilakukan dengan jalan kaki. Apakah di tempat ini tidak ada kendaraan yang bisa meringankan beban perjalanan mereka?

Ryu, sang pria ceria yang nyaris tidak pernah melepaskan senyum dari wajahnya mengamati Dan Oh dengan penuh kekaguman. Menurutnya pemandangan di hadapannya adalah sesuatu yang sangat luar biasa. Dia tidak pernah melihat gadis manapun melahap makanan seperti cara Dan Oh melakukannya. Sementara itu Key hanya terdiam melongo melihatnya makan. Siera sesekali melihat cara makan Dan Oh sambil menikmati hidangannya, dia memiliki cara makan yang jauh berbeda dengan gadis tomboy di sampingnya. Siera mengkonsumsi makananannya dengan cara yang anggun. Gadis itu beberapa kali menggelengkan kepalanya dengan ekspresi datar saat melihat Dan Oh. Woon adalah satu-satunya orang yang tidak memperhatikan gadis baru yang hadir dan bergabung dengan rombongannya. Dia menikmati makanannya sambil melihat keluar jendela dan sibuk dengan apapun yang ada di pikirannya.

"Apakah kalian tidak ingin menjelaskan keadaan yang terjadi padaku? Bagaimana aku bisa berada disini? Dan kenapa monster-monster mengerikan itu menyerangku?" Dan Oh akhirnya menyuarakan rasa penasarannya setelah dia telah menyelesaikan masalah perutnya. Siera mengambil segelas air putih dan meminumnya untuk menutup kegiatan makannya. Nampaknya semua orang juga telah selesai menyelesaikan makanannya masing-masing.

"kami juga tidak begitu paham kenapa kau bisa sampai ke tempat ini. Bagaimana kristal dari kerajaan Yeon bisa sampai ke tempatmu ?" Siera mengusap keningnya dengan jari telunjuknya. Gadis itu menampakkan wajah kebingungan untuk pertama kalinya.

" monster yang menyerangmu kemarin, kami menyebutnya bangsa Cheol, mereka adalah makhluk hidup buatan yang diciptakan oleh pamanku dari sihir hitam" Siera memberikan penjelasan singkat tentang monster menjijikkan yan pertama kali menyambut Dan Oh di planet ini.

"paman?" tanya Dan Oh kebingungan. Siera hanya mengangguk. Ingatannya mulai berkelana ke masa yang jauh lalu, ketika dia masih seorang gadis kecil berusia 15 tahun.