Malam ini gue pake baju apa yah? ucap gadis itu dalam hatinya.
Baju yang ini enggak … ini enggak … itu juga enggak, Naura tampak memilah milah baju mana yang akan dia pakai malam ini.
Semalam Ali menelfon Naura dan mengajaknya untuk makan malam, namun ntah kenapa jantungnya seolah berdetak dengan sangat kecang. Naura ingin kelihatan perfect di hadapan Ali.
Ko gie jadi lebay gini yah padahal cuma mau makan malam biasa sama Ali hemm ... yaudah lah gue pakai baju ini aja ucap Naura saat dia mendapatkan baju dress warna cream yang panjangnya selutut.
Sejak SMA gue mutusin buat sahabatan sama Ali nah sejak saat itu juga kita deket banget saking deket nya dia sampe gak punya pacar karna gue sering gak setuju sama cewek-cewek yang dia pilih, gue lebih seneng kalo ali gak mikirin cewek lain selain gue. Entah lah mungkin terdengar seperti egois tapi ya itulah aku, aku tak mau melihat Ali bersama wanita lain selain diriku.
Hari ini ali ngajak gue makan di cafe biasa tempat gue dan Ali sering menghabiskan waktu berdua, gue seneng banget berasa dinner berdua aja kaya sepasang kekasih, menurut gue Ali itu super ganteng banget putih tinggi mana perhatian banget bikin nyaman lah idaman banget, cewek mana sih yang bakal nolak pesona nya Ali mungkin salah satunya karna ali blasteran juga kalo bisa di jabarkan Ali hampir mirip dengan Maxime bouttier bahkan keduanya sama sama memiliki lesung pipi di kedua pipi nya. Saat Ali tersenyum kempot nya bahkan akan sangat terlihat jelas mania nya.
***
Setengah jam kemudian Naura telah siap dengan baju dress cream selutut, Naura terlihat sangat cantik sekali apalagi dandanan nya juga sangat natural sekali bibirnya yang kecil di beri sedikit gincu merah agar sedikit mempesona dan sexy.
Tok Tok Tok
"Itu pasti Ali" ucap Naura percaya diri.
Naura lantas keluar dari kamar nya dan berjalan menuruni anak tangga satu persatu ia lalu berjalan menuju pintu dan membuka pintu untuk memastikan bahwa yang mengetuk pintu benar benar Ali
Clekk
Naura tampak membuka pintu dia lalu membulatkan matanya tak percaya begitu melihat sosok yang ada di depan nya itu.
Ali lo ..!! Naura terlihat mengernyitkan keningnya dan menatap Ali tak percaya.
Ali juga ikut bingung dengan ekspresi wajah Naura yang menurutnya aneh "Iya gue Ali kenapa?" ucap Ali terlihat bingung jarinya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Lo !! Bener-bener keterlaluan yah, gue udah dandan cantik gini masa lo nya gini!! Kaos?" Naura lantas memegang baju yang Ali kenakan.
Bagaimana Naura tidak kesal dari tadi dia bingung akan mengenakan pakaian apa saat makan malam nanti bersama Ali hari ini bahkan Naura mengacak ngacak lemarinya hanya untuk mendapatkan pakaian yang layak di pakai untuk makan malam. tapi Ali merusak momen makan malam ini dengan menggunakan kaos putih polos yang sudah lusuh come on tidak adakah baju selain itu.
Mungkin ini juga begitu berlebihan jika Naura marah marah karna mereka kan hanya sahabatan bukan layaknya sepasang kekasih yang harus tampak perpect di hadapan pasangannya tapi ayolah masa menggunakan kaos lusuh sih.
"Lo kenapa sih Ra? Emangnya ada yang salah sama gue?" tanya Ali heran tidak biasa nya sahabatnya ini tiba tiba marah begini.
"Ga apa apa" jawab Naura singkat.
"Lo kenapa? Marah yah sama gue? tanya Ali pada Naura yangg terlihat gadis itu tampak menatap nya dengan tatapan tak bersahabat.
"Ga!!!" ucap Naura singkat dia lalu memalingkan wajahnya ke kiri.
"Gue udah gak selera makan mending lo pulang aja" ucap Naura lantas menutup pintu rumah nya yang jelas akan membuat Ali keheranan dengan sikap nya yang begitu sensitif.
"Ra ko di tutup sih? Masa lo marah hanya karna gue pake kaos sih biasanya juga gue gini kan Ra" ucap Ali menggedor gedor pintu berharap Naura mau membuka pintu rumah nya.
"Aduh gue kenapa sih, iya sih biasanya juga Ali selalu pakai kaos itu dan gue ga pernah semarah ini" ucap meysa dalam hati nya.
Ada apa ini? Apa jangan jangan gue suka yah sama Ali? Ahh enggak mungkin apaan sih Ali kan sahabat gw mana mungkin gw suka sama dia.
"Ra buka dong" gedor Ali sekali lagi
"Kalo ga dibuka gw pulang nihh" ancam Ali pada Naura berharap dengan ancaman nya Naura mau membuka pintu.
Namun apalah daya Naura tetap tidak mau membukakan pintu untuk Ali, dia jadi merasa aneh dengan sikapnya sendiri
Naura lantas pergi ke kamarnya dengan penuh kebingungan dia lantas membuka baju yang iia kenakan dan melemparnya ke lantai.
Kini Naura tampak hanya menggunakan penutup buahnya saja serta celana dalam yang masih terpasang di bawah perutnya
Naura lantas membantingkan tubuhnya ke ranjang dengan kasar.
gw kenapa yah? Ko jadi gini sih apa jangan jangan sebenernya gw suka yah sama Ali tapi gw ga sadar" tanya Naura pada dirinya sendiri ia lalu memegang boneka kesangannya seolah olah bonekanya lah yg sedang di ajak bicara.
Mungkin ada banyak orang di dunia ini yang terperangkap cinta di antara sahabat sepertiku ini dan orang lain yang tak merasakan nya tak akan pernah tau posisi sulit yang di alami aku saat ini, takut persahabatan hancur karna ternyata dia tak mencintaiku dan semuanya akan menjadi canggung. Jika berakhir saling jatuh cinta lalu ke depannya kami memilih berpisah, lalu apa yang akan terjadi kami mungkin akan saling menjauh dan pada akhir nya akan saling melupakan dan hanya akan menyisa kan sepenggal kisah sedih yang terus membayang sepanjang hidup.
Aku tak mau jika harus kehilangan sahabat sebaik Ali, mungkin rasa ini tumbuh karna kedekatan selama beberapa tahun belakangan ini atau mungkin ini hanya perasaanku saja yang berlebihan menanggapi kebaikan Ali selama ini padaku.
Semalaman itu Naura memikirkan perasaan nya pada Ali menimbang nimbang apakah perasaan itu benar atau tidak apa perasaan ini bukan rasa cinta melainkan perasaan haluku saja, terlebih memang aku tak memiliki kedekatan dengan pria lain selain Ali. Jadi itu juga menjadi salah satu alasan kenapa perasaan ini tiba tiba muncul begitu saja.
Ternyata perasaan seperti ini sangat membingung kan sekali. Lalu kedepannya aku harus bersikap seperti apa pada Ali. terlebih kelakuan ku malam ini membuat aku merasa bodoh sendiri "Arrgghh Naura kamu memang bodoh kenapa kamu harus bertindak seperti itu sih huh, ya ampun aku bisa gila"