Wajah Davian kini mulai memerah, matanya juga tak bersahabat dia mendekatiku perlahan. Apa dia akan memukulku? Apa dia yang sebenarnya seperti ini.
Aku memejamkan mataku kala tubuhnya semakin mendekat ke arahku. Hingga pelukannya nya tiba-tiba membuatku kaget. Davian memelukku dengan sangat erat. Benarkah dia memelukku? Aku mulai membuka mataku perlahan, pria ini benar-benar memelukku dengan sangat erat "Jangan marah lagi! Aisyahku tak boleh jadi wanita pemarah!Aku akan tidur disampingmu jika itu yang kamu inginkan" ucap Davian lalu meregangkan pelukannya. Ia mulai menarik tubuhku hingga ke ranjang.
"Ini udah malem, aku juga yakin Aisyahku ini sudah mengantuk jadi kita tidur saja yah" ucapnya lalu mulai merebahkan tubuhnya di ranjang.
Seolah aku mulai terbuai oleh kata kata nya dan entah kenapa saat Davian mengatakan jika aku Aisyah nya hatiku mulai berdebar tak menentu. Hei jantung !! Berdetak dengan sewajarnya saja atau kau akan membuatku mati karena hal ini.
Malam tampak berlalu dengan sangat cepat saat ku rasakan Davian tengah menggoyahkan tubuhku agar terbangun.
"Nisa bangun, ini sudah pagi aku akan berangkat kerja" ucap Davian, tangan nya terus saja menggoyahkan tubuhku sesekali tangan nya itu mengelus punggungku hingga kurasakan desaran aneh mengalir di tubuhku hingga membuatku terperanjat dan menjauhkan tangan nya itu dari tubuhku.
Pak
"Aish .. ko malah di pukul sih? Ga sopan banget sama suami sendiri" keluh Davian
Aku lantas terbangun dan duduk kemudian menyilangkan kedua kakiku.
"Ya suruh siapa pegang pegang" ucap Anisa dengan mata mendelik sinis "Lagian ada apa sih?" tanya Anisa
"Aku mau berangkat kerja, temenin aku sarapan" perintah Davian
Mataku benar benar mendelik sinis, apakah laki laki ini harus aku temani saat makan? Dan aku harus melakukan nya saat setiap hari saat dia akan berangkat kerja.
"Kalo mau makan ya makan aja kali kenapa harus di temenin segala sih?" ucap Anisa
"Nemenin suami makan itu pahala nya besar loh, yakin kamu mau nolak? Kalo nolak dosa loh" ucap Davian ia kemudian bangkit dan berdiri tegak
"Aish iya Iya ga usah ngancem pake dosa juga kali" ucap Anissa, mau tidak mau akhirnya Anisa bangkit dan berjalan ke arah kamar mandi kemudian membasuh wajah nya dan menggosok giginya, setelah nya ia menuruni anak tangga dan menuju meja makan untuk menemani Davian sarapan pagi.
Bunda Ayah dan Kakakku juga tampak ada di meja makan bersama Davian, aku duduk disampingnya dan menyiapkan nasi beserta lauk pauknya.
Tak ada pembicaraan yang berarti yang artinya Orang Tuaku hanya bertanya bagaimana semalam aku dan Davian, Aish!! Apa itu pertanyaan yang harus aku jawab? Sungguh menyebalkan.
Setelah sarapan Davian langsung berangkat ke kantor sementara aku menghabiskan hariku di kamar.
Ternyata terlalu lama diem di kamar juga sangat membosankan, apa sebaiknya aku pergi keluar untuk mencari udara segar yah? Yaudah deh mending keluar aja lagian di rumah juga ga tau harus ngapain.
Anisa setelahnya berganti pakaian dan bersiap untuk pergi keluar meskipun sebenarnya Anissa sendiri tak tahu harus pergi atau jalan kemana.
Tap tap tap
Anisa tampak menuruni anak tangga nya satu persatu, kemudian ia berpamitan pada Lidya yang kebetulan saat itu sedang berada di ruang tengah dan tengah menonton tv sendirian.
"Bun Nisa izin keluar sebentar yah" ucap Anisa yang langsung berjalan cepat ke pintu
Setelah mendengar suara Anisa, Lidya langsung menoleh kebelakang dan menanyakan kemana Anisa akan pergi namun hal itu nihil karena Anisa sudah berlalu dari balik pintu.
"Mau kemana Nisa?" tanya Lidya, ia bahkan sampai berdiri dan hendak menyusul putri bungsunya itu namun apalah daya setelah ia berjalan cepat menuju pintu ternyata putrinya itu sudah menaiki taksi.
"Anak itu mau kemana sih, apa dia sudah izin sama suami nya?" ucap Lidya "Apa aku telfon Davian aja yah" ucap Lidya, ia lalu masuk kembali kedalam kemudian menutup kembali pintu setelah nya ia berjalan menuju kamarnya.
Setelah mengambil Handphone yang ada di balas dekat ranjang Lidya langsung menelpon Davian menanyakan apa Anisa berpamitan atau tidak padanya.
"Halo Bun" ucap Davian.
"Halo Dave Mamah mau tanya apa tadi Anisa nelfon kamu atau pamitan sama kamu?" tanya Lidya.
"Enggak Bun Nisa ga nelpon Davian ko, emang nya kenapa Bun? Apa Anisa pergi keluar?" tanya Davian.
"Iya baru saja pergi, Mamah kira Nisa sudah izin sama kamu" ucap Lidya.
"Enggak ko Bun, yaudah udah ini biar Davian telepon Nisa aja ya Mah" ucap Davian.
"Yaudah makasih ya Dave, maafin Mamah yah karna ga bisa mendidik Anissa dengan benar" ucap Lidya dengan penuh penyesalan.
"Apaan sih Bun, Bunda udah ngedidik Nisa dengan benar kok dan sekarang tugas Davian untuk melanjutkan nya dan Davian janji bakal ngedidik Anissa supaya jadi wanita sholehah" ucap Davian menenangkan hati mertuanya itu.
"Masyaallah Bunda emang ga salah cari mantu yah, yaudah Bunda tutup dulu ya telponnya, Assalamualaikum" ucap Lidya.
"Waalaikumsalam" ucap Davian setelah nya ia mematikan sambungan teleponnya dan mencari kontak Anisa di hp nya, setelah ketemu ia segera menekan nama yang tertera di layar.
Di Posisi lain Anisa yang tengah berada di taksi tiba mengambil handphonenya yang berdering dan ternyata ia mendapatkan telpon dari Davian.
"Ngapain sih dia nelfon" ucap Anisa kesal
"Angkat ga yah?" ucap Anisa yang tengah berfikir apakah dia akan mengangkat atau tidak telfon dari Davian.
"Huhh yaudah deh angkat aja, tau aja ada hal penting" ucap Anisa ia kemudian menggeser panel warna hijau.
"Halo … kenapa?" tanya Anisa dengan nada sedikit tinggi.
"Kamu keluar?" tanya Davian to the point.
"Iyah! Kamu tau dari mana aku keluar? Jangan bilang dari bunda?" tebak wanita itu yang yakin jika yang memberi tahu Davian adalah Lidya pasalnya tadi dia sempat berpamitan pada bundanya itu.
"Iya tadi Bunda telpon katanya kamu pergi keluar" ucap Davian.
"Huhh Iyah aku pergi keluar, lagian aku bosen kalo harus diem terus di kamar bosen tau" keluh wanita itu.
"Ya terus kalo kamu emang bosen dan pengen keluar rumah kenapa kamu ga izin dulu sama aku?" tanya Davian
"Lah emang nya harus banget yah aku izin sama kamu? Aku cuma mau keluar sebentar dan ga akan jauh jauh ko" ucap Anisa
"Kamu mau pergi jauh ataupun dekat kamu harus tetap izin sama aku yah Nis, aku itu suami kamu sekarang! Jadi kalo kamu mau pergi kemanapun aku harus tau dan kamu harus izin dulu sebelum pergi" ucap Davian tegas.