Chereads / Sujud Terakhir / Chapter 15 - Kaget

Chapter 15 - Kaget

Dert

Davian merasakan getaran dari handphone yang sedari tadi ada di saku celana nya.

"Pasti Papah .." batin laki laki itu.

Ia tak segera mengambil handphone nya itu pasalnya ia sedang menyetir menuju rumah baru milik mereka.

"Niss .." ucap laki laki itu, matanya sempat menatap istrinya itu namun tak lama beralih menuju jalanan lagi.

Anissa yang sedari tadi menyandarkan kepalanya ke kaca sambil memainkan handphone hanya berdehem saja.

"Aku minta tolong dong sebentar .. Handphone aku dari tadi bunyi mulu, kaya nya papah deh yang nelpon .." minta laki laki itu.

"Ya tinggal angkat aja! Aku lagi maen handphone" ucap wanita itu masih sibuk berkutik dengan handphone nya.

Davian hanya bisa membuang nafasnya kasar setelah mendengar jawaban istrinya itu.

"Aku kalo bisa gak akan minta tolong kamu!" ucap laki laki itu sewot.

Akhirnya Anissa menghentikan kegiatan nya.

Ia langsung mengubah posisi duduknya dan menatap Davian yang masih fokus ke jalanan.

"Yaudah mana sini hp nya?" Ucap Anissa dengan nada yang sudah pasti bisa ditebak jika wanita itu sedang kesal.

"Kalo ga ikhlas ga usah!" Ucap Davian dingin.

Gadis itu beberapa kali berusaha menstabilkan wajah nya agar tidak terlihat kesal, ia langsung memasang wajah manis.

"Aku ikhlas ko mana hp nya Davian?" Tanya wanita itu dengan lemah lembut.

Davian langsung mengarahkan matanya ke saku celana nya, setelah nya menatap lagi jalanan.

"Di saku celana aku .."

"Hahh!! Dimana?" Tanya wanita itu lagi, ia sudah mendengar jawaban Davian dengan sangat jelas. Namun ia ingin Davian mengatakan nya sekali lagi.

"Saku celana .." ucap laki laki itu tanpa menoleh sedikitpun.

Anissa tampak bergidik ngeri membayangkan harus mengambil hp milik suaminya di dalam sana.

"Kalo dipegang gimana ..?" Bantin wanita itu, sesekali ia menutup matanya membayangkan sesuatu akan terjadi jika ia memasukan tangan nya kesana.

"Kenapa diem? Cepat! Hp nya dari tadi bunyi terus Nis, Papah pasti udah nungguin kita .."

"Iya bentar ih .."

Perlahan namun pasti tangan Anissa bergerak menuju saku celana milik suaminya itu.

Drap

Arghhh

"Astagfirullah ..."

Kedua nya sama sama kaget namun keduanya kaget dalam hal yang berbeda.

Anissa kaget karena tiba tiba Davian mengerem tiba tiba. Sementar Davian kaget karna ada seseatu yang hangat benar benar terasa menyentuh kulit pahanya.

Sesaat Davian merasakan desiran aneh terjadi di tubuhnya, ntah apa? Tapi rasanya benar benar membuatnya menjadi kegerahan.

"Aku hanya terkena sedikit sentuhan tangan Anissa. Tapi kenapa rasanya ini sangat mengherankan seluruh tubuhku." Batin laki laki itu.

"Jangan jangan tangan wanita itu punya energi listrik, sial dia benar benar membuat ku gerah"

Anissa tampak menaikan satu ujung bibirnya kesal.

"Malah ngelamun, kenapa ngerem mendadak sih?" Tanya Anissa.

Davian menggeleng cepat.

"Astagfirullah .." hanya itu yang diucapkan Davian ...

Davian segera mengambil handphone yang sudah tidak berdering lagi.

"Kan bener Ayah .." ucap laki laki itu, tak lama Davian segera menelpon balik papanya itu.

"Assalamualaikum Pah .."

"Iya maaf Pah, Davian sama Anissa udah di jalan kok. Bentar lagi nyampe kok! Papah udah disana?"

"Oh yaudah Papah tunggu sebentar yah, Davian sama Nissa bentar lagi nyampe kok"

"Iyah Pah, Waalaikum salam"

Setelah nya Davian segera menyimpan kembali handphone nya di saku celana nya.

"Papah?" Tanya Anissa menatap serius suaminya itu.

"Iyah, tadi nanyain kita masih dimana. Soalnya papah udah nungguin kita di rumah .." ucap Davian lagi.

Davian kembali menjalankan mobilnya.

Sementara Anissa masih terus bertanya soal Papah mertuanya itu.

"Tadi Om Yudha .." Anissa menggeleng cepat. "Eh maksud nya Papah ngomong apa?" Tanya Anissa, ia masih belum terbiasa memanggil Yudha dengan sebutan Papah.

"Gak ngomong apa apa, cuma nanya aja masih dimana. Katanya pengen ketemu kamu, kemaren ketemu cuma sebentar jadi pengen ketemu lagi .." lanjut laki laki itu.

"Terus Ngom .."

Ckitt

Ucapan wanita itu terhenti tak kala Davian kembali mengerem mobilnya tepat di gerbang tinggi berwarna hitam pekat.

Anissa Anissa menganga tak percaya.

"Gerbangnya sebesar dan setinggi ini. Lalu bagaimana dengan yang ada di dalam nya" batin wanita itu .

Tak lama Davian keluar dari mobil kemudian berlari kecil ke arah Anissa dan membuka pintu mobil.

"Keluar .." ucap laki laki itu dingin.

Anissa hanya mendelik sinis menatap suaminya itu.

"Padahal udah so sweet loh, bukain pintu buat istrinya ahh .. muka nya ngajak gelut" ucap wanita berkomat Kamit kecil.

Davian hanya menggeleng, tak mau menanggapi istrinya itu.

Drap

Davian menggandeng tangan istrinya itu, tangan mereka kini saling bertautan.

Anissa tak perduli, pria itu pasti hanya sedang mencari muka padanya dan pada papah mertuanya.

"Dasar manusia kurang ajar, bisa bisanya dia memanfaatkan kondisi"

Gerbang hitam itu terbuka, tampak dua orang sedang menarik gerbang itu.

Keduanya tampak sungkem saat aku dan Davian berjalan melewati mereka.

Aku membalasnya dengan senyum kecil di dua ujung bibir manisku. Sedang pria di sampingku. Ahh jangan tanya aku, mukanya sedingin es batu.

"Pria ini benar benar tak bisa menghargai siapapun, bisa bisa nya aku menyetujui pernikahan ini"

"Terlambat untuk mengeluh Nissa .."

"Aku sendiri yang mengatakan bahwa aku tak yakin akan ada pria sebaik dia setelah perjiahan itu, apa saat aku mengatakan itu aku sedang dirasuki mbak Kunti yang biasa nangkring di bawah kasurku yah?"

"Sial, harus nya aku tau!! Kunti di kamarku kan benar benar genit. Tapi kan Kunti di kamar penyuka sesama jenis"

"Ahh Aku terperangkap! Mau tidak mau aku harus bisa melewati godaan Tante Kunti. Ahh ngelantur maksudnya godaan Davian .."

"Assalamualaikum .."

"Waalaikum salam .."

"Davian Nissa akhirnya Datang juga" ucap pria paruh baya yang baru saja membuka kan pintu untuk kami.

"Kok Papah yang buka sih? Bi Narsih mana?" Tanya Davian

"Gak apa apa! Lagian Papah kan menyambut menantu Papah .." ucap Yudha yang masih berdiri di ambang pintu.

"Assalamualaikum Pah .." ucap Anissa sambil mengulurkan tangannya meminta salam.

"Waalaikum Nissa, Papah sudah nungguin kamu sama Davian. Ayo masuk Nak, ini sekarang rumah kalian" ucap Yudha sembari berjalan masuk ke dalam.

Anissa berjalan mengekori Yudha dari belakang, sementar Davian menyuruh 2 orang yang tadi membuka gerbang untuknya untuk membawa koper milik Anissa ke kamar mereka berdua.

"Bawa semua yah pa, awas hati hati yah .." ucap Davian

"Iya siap Den" ucap salah satu pegawai itu.

Keduanya lalu segera mengangkat barang barang Anissa.

Sementar Davian menyusul, Yudha dan juga Anissa yang sudah terlebih dahulu melenggang masuk ke dalam.