Semenjak saat Andre dan Brian bertengkar, akhirnya mereka menghabiskan hari Jumat bersama pak Yohan. Di hari pertama, mereka tidak berbicara satu sama lain. Bahkan, mereka seperti tidak sudi untuk saling bertatapan.
Ternyata belajar bersama pak Yohan tidak seperti yang mereka pikirkan, bahkan terbilang santai. Dan tanpa disadari, perlahan-lahan sikap mereka mulai berubah. Jika di hari pertama mereka tidak berbicara sedikitpun, maka di hari-hari selanjutnya layaknya seorang teman, mereka mulai meributkan hal-hal kecil seperti anak-anak. Pengaruh pak Yohan sangat terlihat disini. Tentu saja kondisi ini lebih baik daripada sebelumnya.
Berbeda dengan Andre dan Brian, siswa-siswi lainnya kini sedang mempersiapkan acara pentas seni yang akan diadakan pada tanggal 25 Maret. Seminggu sebelum hari-H, mereka menghias kelas masing-masing dan juga aula sekolah yang akan dijadikan tempat berlangsungnya acara. Tujuan mereka menghias kelas masing-masing adalah untuk memperebutkan penghargaan kelas terbersih dan terindah. Ya seperti itu.
Mikha dan teman-temannya sedang berada di kelas. Mereka menatap ruangan kelas tersebut sambil berpikir harus diapakan kelas ini.
"Aku punya ide!" Seru Intan—seorang bendahara kelas 12 IPA 1— Tatapan teman-temannya yang lain pun langsung tertuju kepadanya.
Mereka merapat dan mulai mendengarkan ide dari Intan. Setelah berdiskusi, beberapa teman diutus untuk menemani Intan berbelanja bahan yang dibutuhkan. Sedangkan yang lainnya mulai membersihkan kelas. Mereka menyapu, membersihkan kaca jendela, membersihkan langit-langit kelas dan mengepel.
Karena langit-langitnya cukup tinggi, maka yang membersihkan adalah anak laki-laki paling tinggi di kelasnya. Ah ya, sapu panjang yang khusus untuk membersihkan langit-langit mereka hilang entah kemana. Jadi, mereka menyambungkan beberapa sapu menjadi satu agar bisa menjangkau langit-langit.
Setelah menyelesaikan semuanya, baru mereka mengepel. Ruangan kelasnya cukup luas, jadi ada 3 orang siswi yang melakukannya. Seluruh teman-temannya diminta untuk keluar dari kelas agar memudahkan mereka mengepel. Mereka menyelesaikannya dengan cepat, tetapi tetap saja keringat menetes dari dahi mereka.
Saat itu pula, teman-teman yang berbelanja telah kembali. Dan salah seorang teman laki-laki mereka dengan seenaknya masuk ke dalam kelas yang baru di pel dengan masih memakai sepatunya.
"CIOOOOO!!!" Teriak 3 siswa yang baru saja selesai mengepel tersebut. Mereka menarik Cio keluar dan menjambak rambutnya yang membuat ia meringis kesakitan. Inilah mengapa jangan membangunkan monster yang sedang tidur. Suasana pun berubah menjadi riuh karena tingkah mereka.
"Udah, sekarang kita mulai hias kelasnya ya." Ucap ketua kelas mereka.
Para siswa-siswi kelas 12 IPA 1 mulai menghias kelas mereka. Tema yang mereka ambil adalah musim semi. Melukis pohon sakura di dinding dan hiasan lain yang menggambarkan musim semi.
Menghias kelas ini sebenarnya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikannya. Tetapi karena mereka bersungguh-sungguh dan rajin, jadi dapat diselesaikan dalam waktu seminggu. Ya, walaupun ada beberapa bagian yang belum selesai dihias, tetapi tidak masalah karena bagian pentingnya sudah diselesaikan lebih dahulu. Kalian mengerti maksudku 'kan
Tibalah hari pentas seni yang dinantikan seluruh siswa-siswi SMA Lavender. Mereka sangat antusias untuk acara ini. Biasanya akan ada pengunjung dari luar sekolah yang akan datang kesini. Tetapi karena beberapa alasan, tahun ini mereka tidak menerima pengunjung dari luar sekolah. Walaupun begitu, acara tetap berjalan dengan lancar dan menyenangkan.
Di pentas seni ini pula, banyak siswa-siswi yang memberikan pertunjukan. Ada yang mempersembahkan tari tradisional, paduan suara, pertunjukan bela diri, komedi, dll. Mereka menampilkannya dengan sangat baik dan cukup memukau.
"Bentar lagi kita tampil. Pokoknya kali ini harus beneran bagus banget banget banget. Soalnya ini perform terakhir kita disini." Ucap Reza kepada teman-teman The Clouds-nya.
Persiapan mereka untuk pensi ini memang sudah sangat matang dan juga penuh dengan drama. Drama yang masih melekat di hati mereka adalah kelakuan bodoh Andre terhadap markas mereka. Untung saja orang tua Andre mau bertanggung jawab. Jika tidak, habislah sudah.
"Selanjutnya adalah penampilan yang paling kita tunggu. The Clouds." Ucap Wanda yang bertugas sebagai MC.
Semua orang yang ada di aula maupun di kelasnya, bertepuk tangan dengan sangat keras untuk menyambut The Clouds. Dan tentunya mereka langsung melihat penampilan The Clouds yang berada di aula itu.
Penampilan The Clouds pun dimulai. Mereka menyanyikan lagu yang sangat bagus dengan suara dan keterampilan bermain musik mereka yang juga sangat luar biasa. Lagu pertama yang mereka bawakan adalah lagu yang dipersembahkan untuk guru-guru SMA Lavender. Lagu tersebut berjudul Memory.
Lagu selanjutnya adalah love hate. Suara indah mereka mampu membius banyak orang. Bahkan para penonton pun ikut menyanyikan lagu yang dibawakan The Clouds. Lagu tersebut juga merupakan salah satu lagu yang cukup populer.
Brian mengeluarkan kemampuan highnote-nya dalam lagu ini. Saat menyanyikannya, orang yang ada di pikirannya adalah Yura. Tidak tahu apa alasannya, setiap kali bernyanyi dan memikirkan Yura, ia akan menjadi lebih emosional sehingga orang yang mendengarkan pun ikut merasakan emosinya.
Brian bernyanyi sambil memejamkan matanya sejenak. Saat membuka kedua matanya, ia melihat Yura sedang berdiri di antara para penonton sambil tersenyum dengan hangat. Wajah itu ... Brian tidak berani untuk mengedipkan matanya walaupun hanya sebentar, karena ia takut tidak dapat melihat Yura lagi saat ia membuka matanya. Pertunjukkan pun selesai.
"Gila keren banget kita tadi." Celetuk Gilang dengan tingkat kepercayaan dirinya yang sangat tinggi. Memang benar penampilan mereka sangat bagus dan memukau, hanya saja Gilang terlalu blak-blakan disini. Yah, tetapi sikapnya itu juga cukup menghibur.
Penampilan The Clouds ini sudah berada hampir di penghujung acara, tujuannya supaya menjadi surprise dan mengembalikan semangat para siswa-siswi yang semakin berkurang.
"Eh, ini kan udah mau selesai ya acaranya. Nah, katanya di akhir acara bakalan ada pertunjukan spesial. Kaya Mystery Guest gitu, tapi ya tetep murid di sekolah ini sih. Siapa ya, kira-kira?" Tanya Marco kepada teman-teman The Clouds-nya yang sama tidak tahunya tentang hal ini.
Hingga di penghujung acara, mereka dapat melihat DJ equipment berada di panggung. Semua orang cukup antusias dan bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya. Tetapi, mereka sangat tidak menduga jika mereka mengenal orang yang akan menampilkan bakatnya itu. Hampir setiap orang tidak dapat menyembunyikan raut terkejut mereka saat melihat Andre yang akan menjadi DJ disini.
"Halo semuanya. Saya tau kalian pasti kaget banget ngelihat ini. Tetapi, kita akan mengakhiri acara pentas seni ini dengan sedikit berbeda. Dan saya harap kalian bisa menikmatinya." Setelah itu, Andre langsung memainkan musik yang ia ciptakan. Mereka yang awalnya terkejut, kini sudah menggerakkan tubuhnya mengikuti alunan musik sambil bersorak. Semua orang menikmati pertunjukan Andre.