Chereads / Salah Jalan / Chapter 13 - Sri Ratmi

Chapter 13 - Sri Ratmi

pov Sri Ratmi (ibu Denna)

"Namaku adalah Sri Ratmi, tetangga memanggilku Sri, ibu sri..

suamiku bernama Yanto Sudarmo, kami memiliki 3 orang anak perempuan. Anak pertama Siska Ariani, dia sudah menikah dan kini hidup jauh bersama suaminya, kutitipkan dia kepada suaminya, sebab

aku dan suami benar-benar tak memiliki uang untuk mengadakan acara. Semua kuserahkan kepada pihak suaminya, tapi saya sangat bersyukur Ridho dan keluarganya menerima dan mau membantu kami. saya tidak tahu bagaimana kabarnya sekarang, dia jarang sekali menghubungi kami. Terakhir kali saya diberi kabar bahwa ia hamil anak kedua tapi sampai sekarang tak lagi ada kabarnya.

Anak kedua saya adalah Denna Amelia, dia masih duduk dibangku SMA,dia adalah anak yang baik dan penurut, dia sangat mengerti keadaan kami, dia selalu berusaha membantu sebisanya diwaktu pulang sekolah maupun sebelum berangkat sekolah. Sebentar lagi dia akan menghadapi ujian,aku yang tak memiliki uang belum bisa memberinya untuk membayar uang ujiannya.

apa lagi dengan hutang yang aku pinjam 3 bulan lalu tanpa sepengetahuannya dan suami baru mengetahui 2 bulan kemudian setelah aku meminjamnya, semua itu untuk anak-anakku, tapi untungnya suamiku mengerti.

hanya saja ia tak menyangka kalau aku meminjamnya dari bu Ita, pengalaman orang yang pernah meminjam darinya, bu Ita memberi bunga yang terlalu tinggi, aku baru tahu itu dari suamiku, tapi harus bagaimana lagi semuanya sudah terlanjur, dan tak ada yang mau membantuku selain ibu Ita.

waktu ini sungguh sangat berat terutama saat ayam-ayamku dibawa sebagai ganti cicilan hutangku yang belum juga aku bayar, aku tidak tahu jika akan begini jadinya, ternyata beban bunga yang diberikan begitu besar. Untuk menyicil bunganya saja aku tak mampu, tapi aku benar-benar membutuhkan uang saat itu, karena situasi yang tak terduga dan membuatku panik sehingga aku mencari orang yang mau meminjamkan aku uang segera.

Namun tak ada yang berani meminjamkanku uang karena mereka tahu pasti aku tak dapat membayarnya. Aku harus bagaimana lagi, tak ada pilihan bagiku selain berhutang, tabungan yang kumiliki tak cukup untuk membayarnya.

Lalu terlintas dipikiranku untuk meminjam uang ke bu Ita, tanpa aku dengarkan baik-baik bunga yang diberikannya kepadaku. Lantas akupun hanya terus meng-iyakan setiap dia berbicara. Tanpa pikir panjang lagi aku menyetujuinya. Uang yang aku harapkan, aku terima pada saat itu juga, akupun berlalu pergi setelah mendapatkan apa yang aku perlukan.

anak yang ketiga saya adalah Lusi, dia masih SD kelas 3, disekolah dia sangat pemalu,

banyak teman yang memperlakukan dia dengan tidak baik, karena anak-anak sekelasnya tahu aku hanya penjual gorengan keliling.

tak pernah aku sadari ternyata Lusi seringkali pingsan disekolah, padahal dirumah ia selalu baik-baik saja.

aku baru tahu dari bu Dwi, guru kelas Lusi, ternyata bu Dwi baru mengatakannya setelah 3 kali Lusi mengalami pingsan.

bu Dwi tidak menyangka jika aku baru mengetahuinya. Dan yang terakhir aku tahu saat aku lihat anakku sedang bersama teman-temannya, aku sedang menjajakan gorengan di Kantin sekolahnya. kulihat badannya tiba-tiba lemas lalu tubuhnyapun seketika terjatuh dari ia berdiri. teman-temannya yang tak menyadari jika ia akan terjatuh tak sempat menopang tubuhnya.

Aku yang melihatnya seketika berlari dan meninggalkan daganganku, apakah terjatuh atau tidak seakan aku tak perduli.

Seolah tubuh ini menyadari apa yang harus kulakukan, kaki yang berlari mendekati kerumunan. Semua siswa dan orang sekitar yang melihat mencoba membantunya.

Tepat didekatnya kulihat tubuh lemasnya dengan mata tertutup tak sadarkan diri dan hidung yang tampak akan mengeluarkan darah. Aku terkejut tak percaya kok bisa sampai seperti ini,, tubuhku yang turut mengikuti laju bapak wali murid yang telah menggendong anakku ke UKS.

Lalu anakku dibawa ke Rumah Sakit terdekat untuk pemeriksaan. Itulah sebabnya aku meminjam uang ke bu Ita.

Aku melihat ada perubahan dari Denna semenjak ayam-ayam itu diambil bu Ita, tapi aku harus bagaimana lagi, aku tak bisa berbuat apapun, aku hanya dapat menyaksikan bagaimana ayam-ayam yang keluargaku rawat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dibawa oleh orang-orang suruhan bu Ita. Aku menyadari ini semua kesalahanku.

Entah apa yang ia pikirkan, sehingga ia memutuskan untuk keluar rumah, tentu hal yang tak biasa, karena ia lebih suka berada di rumah untuk sebuah pekerjaan yang aku berikan dan menyelesaikan tugas sekolah dibandingkan harus keluar bersama teman-temannya.

Ia tidak pernah membawa temannya datang kerumah sebelumnya, entah karena ia memang tak memiliki teman dekat atau temannya memang tak ingin datang.

tapi belum lama ini seorang anak perempuan datang dengan membawa mobil, ia adalah teman barunya Denna namanya Amanda. Anaknya sangat baik, ramah dan sopan, ia sempat membawakan sembako untuk kami, bersyukur ada persediaan stok sehari-hari.

Katanya ada acara undangan makan dari teman sekelasnya. ya.. tentu aku perbolehkan karena ia bersama teman wanita. Tentu sebagai orangtua ada sedikit kekhawatiran karena Denna adalah anak perempuan, takut jika salah pergaulan.

Aku hanya bisa membatasi apa yang ada didalam, memberikan hal-hal baik agar ia bisa memahami sehingga tidak masuk kedunia yang mengerikan. Tentu saja hal itu adalah yang orangtua takutkan.

Sebaik apapun, Denna adalah anak yang lugu, aku takut ia terpengaruh hal yang buruk yang pastinya tidak bisa membatasi. apa yang ada diluar sana.

kami sebagai orangtua hanya bisa berdoa agar Denna selalu dilindungi dan dijauhi dari segala yang tidak baik.

Sebab aku sendiri dulu pernah masuk dalam lembah gelap. Semua anakku tak tahu sampai pada saat ini kusembunyikan, bahkan orangtuaku juga tak tahu kalau aku pernah menjadi simpanan om-om. Tentu sangat sulit berada disana, seringkali terjadi pertentangan dan pertikaian karena merebutkan target. Walau pelanggan memilih sendiri siapa yang akan menemani tapi seringkali ada kecemburuan dan iri.

karena tak semuanya akan mendapatkan bayaran yang sesuai, semua tergantung siapa yang akan kita temani. Aku harus tampil seksi dan cantik untuk menarik pelanggan.

Tak semua yang ada disana buruk, tentu ada yang namanya rasa senang, disana aku bertemu dengan dua orang teman yang sangat baik dan kita sangat dekat, saling membantu satu sama lain. Mereka sangat pandai menggoda, tanpa harus melakukan hal yang lebih, mereka sudah dapatkan apa yang mereka mau. Ditempat itulah aku bertemu dengan suamiku, entahlah kenapa dia bisa sampai ditempat itu, dia hanya datang mampir dengan temannya yang sudah biasa kesana. aku yang berusaha mencari pelanggan baru, aku kira dia bisa menjadi sasaranku. namun ternyata obrolan kita masuk kedalam kehidupan berumah tangga. akupun ikut dengannya dan aku menonggalkan kedua sahabatku untuk pergi dan tak lagi bekerja ditempat itu. Suamiku sangat baik, ia menerima aku apa adanya.

namun ketika orangtuanya mengetahui latar belakangku, orangtuanya tak lagi mau berhubungan dengan suamiku. Suamiku tak lagi dianggap anak kedua orangtuanya, semua karena membela aku, dan dipastikan ia tak mendapatkan apapun dari orangtuanya. Sekarang kami tinggal ditempat orangtuaku, hingga akhirnya kedua orangtuaku meninggal.

kami hanya dikaruniai satu anak dan dua anak lainnya adalah anak yang kami angkat dan kami anggap sebagai anak sendiri.

Tentu mereka semua tak tahu jika mereka lahir dari orangtua yang berbeda, ini adalah rahasia antara aku dan suamiku.

Suamiku tak merasa keberatan dengan keberadaan kedua anak angkatku. karena ia tahu sendiri ceritanya, apa lagi aku juga sudah tak lagi bisa memiliki anak setelah melahirkan anak pertamaku.

Kami sangat senang karena masih ada yang menemani kami. Justru anak kandungku tak pernah mengabari kami lagi. Jika tak ada. Denna dan Lusi, kami akan sangat kesepian.

Air mata ini selalu menetes jika. Aku mengingat kembali masa kelamku, masa sulit kedua sahabatku, dan juga kehidupanku saat ini. Aku berharap anak-anakku tak menjadi seperti diriku walau apapun yang terjadi pada kehidupan mereka, dimasa yang sesulit apapun. (sambil mengusap air mata dipipi)