El Thariq tertegun sesaat. Pikirannya bercabang-cabang.
"Halo! El!" panggil Madam Golda ketika beberapa saat kemudian laki-laki yang ia telepon tidak menyahut.
"Halo, Madam. Saya masih di sini," jawab El Thariq pada akhirnya.
Dari ujung saluran telepon sana terdengar suara embusan napas panjang.
"Jangan lupa, El, aku menunggu jawabanmu," sambung suara wanita yang berwibawa itu.
"Cek dengan Armand, alamat dan file yang telah kukirimkan! Tapi, kalau Kamu terlalu sibuk, itu bisa dilakukan nanti. Yang penting, sekarang segera berangkat ke lokasi pertemuan. Aku akan mengirim lokasinya, gimana?" desak Madam Golda penuh penekanan.
El Thariq masih diam.
"Dan aku akan membiarkan Rachel kabur begitu saja? Kenapa juga harus saat ini?" gerutu El dalam hati.
Laki-laki dengan luka di pipi ini bimbang.
"Jadi, bisakah Kamu menghadiri pertemuan casual ini?" kejar Madam Golda kembali penuh dengan penekanan.
Nada suara wanita itu mulai terdengar tak sabar.