Chereads / Tak pernah usai. / Chapter 23 - BAB 23

Chapter 23 - BAB 23

"Bi, Dam, kita naik satu wahana lagi ya. Setelah itu, kita lanjut ke pantai karnaval aja nikmatin angin malam di sana sambil beli jagung bakar atau pop mie" Ajak Aji yang sudah lebih baik kondisi nya.

"Boleh aja. Yaudah mau main apa lagi kita setelah ini? " Abi mengiyakan sambil meminum air di botol nya

"Boleh aja" Timbal Adam

"Ting.." Suara notifikasi Whatsapp dari handphone Adam

1 pesan dari Keysa

Adam membuka handphone dan membaca isi pesan dari gebetannya ini. Tentu saja Adam terkejut dengan isi nya.

"Kok Keysa bisa tau gue ada di Dufan? " Tanpa sadar, Adam membaca pesan dari Keysa sembari menggerutu sendiri

"Kenapa Dam? " Abi menepuk pundak Adam dan membuat nya kaget

"Eh, engga Bi engga ada apa-apa" Mata terbelalak menatap Abi karena kaget dengan tepukan di pundak nya

"Lah itu kenapa kamu ngomong sendiri? Kaya orang kaget gitu baca Whatsapp nya? Ada yang gawat? " Abi sangat kepo dengan Adam

"Engga ada yang gawat. Ini loh, si Keysa nge chat di whatsapp gue. Dia nanya ke gue, katanya gue jadi ke dufan atau engga hari ini? "

"Lah, terus yang bikin lo kaget apaan Dam? Itu kan pertanyaan yang biasa aja? " Aji tiba-tiba menyambar di sela-sela perbincangan Adam dan Abi

"Iya sih emang biasa aja. Gue cuma heran, kok dia bisa tau kalau hari ini gue ada jadwal mau ke Dufan" Adam Garuk-garuk kepala walaupun tidak gatal, melainkan bingung

"Elo ngasih tau Keysa kali, kalau lo hari ini mau ke Dufan" Aji yang mencoba menebak kondisi saat itu

"Hah? Enggak Ji"

"Lo lupa kali. Coba lo inget-inget lagi deh. Gue rasa lo bilang sama Keysa soal rencana kita hari ini" Aji yang berusaha membantu Adam mengingat

"Omongan Aji ada benarnya juga loh Dam. Kamu mungkin bilang ke Keysa soal hari ini. Coba deh kamu check riwayat chating kamu sama Keysa di Whatsapp mu" Abi pun ikut andil memecahkan kegalauan Adam

"Iya ya, gue coba cek dulu deh riwayat chat gue sama Keysa" Adam langsung saja membaca pesan singkat dari Keysa satu demi satu dengan sangat teliti

"Gue udah kelar nih nge teh nya. Sembari jalan aja yuk cari permainan lagi" Aji siap-siap untuk melanjutkan perjalanan

"Yuk, teh nya udah aku bayar kok" Abi menimpali omongan Aji

"Yuk-yuk" Adam menegak setengah gelas teh nya dan membereskan tas ransel nya

Ketiga pemuda ini kini berjalan beriringan mencari wahana untuk menguji adrenalin mereka kembali. Abi dan Aji sibuk melihat semua arena bermain sedangkan Adam sibuk membaca ulang chat whatsapp nya bersama Keysa.

"Eh weyyy, engga ada loh bekas chat gue sama Keysa yang berhubungan sama Dufan" Tiba-tiba Adam bicara dan mengagetkan Aji juga Abi

"Hemmm, berarti lo ngomong langsung kemungkinan besar Dam" Aji kembali menerka-nerka

"Bisa jadi sih Ji. Tapi setelah kita pergi ke taman tempo hari itu, gue engga pernah ketemu Keysa lagi. Aneh deh" Adam yang menjawab namun tetap fokus pada handphone di tangannya

"Yaudah dari pada kita pusing cuma bisa tebak-tebakan. Kenapa Adam engga coba bales chat Keysa aja, dan tanya sama Keysa dia tau dari mana kamu hari ini di Ancol" Abi menambahkan solusi pada kegalauan Adam.

"Bener juga kata Abi. Lo udah bales chat Keysa dan tanya dia tau dari mana belom Dam? " Aji menimpali omongan Abi dan langsung mentap Adam

"Hehehe belom gue bales sih. Yaudah deh gue bales dulu chat nya ni anak" Adam tertawa terbahak saat dia ingat kalau chat Keysa memang belum di balasnya

"Yeh dasar si kocak. Aneh banget dah lu Dam Dam" Tangan Aji yang reflek melayang ke belakang bahu Adam karena geram

"Sorry, gue kan kaget banget. Gue kira si Keysa mbah dukun atau punya ilmu indra ke 6 gitu. Masa dia bisa tau gue lagi disini. Hahahah" Adam yang tetap terkekeh sendiri dengan pikiran nya

*1 pesan terkirim*

"Lo tau dari mana Key gue di Dufan hari ini? Perasaan, gue enggak pernah ada bilang kalau gue mau ke Dufan deh"

"Oke gays, gue udah bales chat si Keysa dan gue tanyain juga tuh dia tau dari mana kalau gue sekarang ada di Dufan. Kepo banget gue soalnya" Adam yang di dalam hatinya masih tetap bingung sebelum Keysa membalas pesan singkat nya

"Nah gitu lah. Biar engga pusing lo dari tadi mikirin si Keysa" Timpal Aji

"Yaudah yuk kita lanjut main wahana. Kira-kira kita mau naik apalagi nih? " Abi yang matanya tetap melihat kondisi semua permainan

"Tuh, kita naik itu yuk. Kayaknya bakal seru di ayun 360°" Adam menunjuk 1 permainan

"Yang mana Dam? " Abi kebingungan karena Adam menunjuk tidak presisi dan tidak menyebutkan nama permainan itu sendiri

"Itu loh yang permainan kaya ayunan. Ontang anting deh kalau engga salah namanya" Adam mencoba menjelaskan semampunya

"Ohhh, itu. Iya-iya aku tau. Yaudah yuk, aku mau" Abi mengiyakan

"Oke go kita ke sana, seinget gue tempat nya engga jauh dari sini" Aji menimpali dan langsung bergerak menuju wahana yang di maksud

Mereka ber tiga jalan beriringan. Sekitar 3 menit saja mereka sudah sampai di depan wahana ontang-anting. Tidak banyak yang antri kali ini. Mungkin karena sudah sore dan Dufan juga akan segera tutup. Jelas saja ke tiga remaja ini bahagia, karena sedari tadi untuk menaiki setiap wahana harus antri sangat panjang.

"Nah itu dia" Tunjuk Aji

"Alhamdulillah eh, engga ngantri itu. Cuma beberapa orang doang. Yuk ke sana. Biar cepet bisa naik wahananya, sebelum nanti antri lagi" Adam lari kecil ke arah antrian yang hanya ada beberapa orang

"Yok" Abi dan Adam pun ikut berlari kecil.

Akhirnya, tiba giliran ke tiga remaja ini untuk naik wahana dan duduk satu persatu di kursi yang memang mirip sekali bentuknya seperti ayunan.

"Kalian siap kan gengs? " Aji tiba-tiba melontarkan pertanyaan dari atas tempat duduk nya

"Assssiaap" Aji menjawab dengan menaikan tangan dan mengepal jari jemari nya

"Siap dong" Abi pun menimpali

"Oke semua siap ya di sana? Sebentar lagi kita mulai" Teriak penjaga wahana

"Siaaaaaap" Teriak semua orang yang duduk di atas kursi wahana dan kakinya masih menapak tanah

"Oke kita mulai" Teriak kembali penjaga wahana

Perlahan semua kursi berputar dan kaki yang di awal mampu menyentuh tanah, semakin lama kaki-kaki itu tidak lagi menyentuh tanah, semua kaki bergelantungan di atas. Putaran pelan dan semakin lama semakin kencang dan semakin miring sampai 360°.