Chereads / Tak pernah usai. / Chapter 27 - BAB 27

Chapter 27 - BAB 27

"Eh kak, Bay the way liat itu di sana, itu pulau apa sih? " Tanya Resti sambil menunjuk pulau kecil yang ada di seberang tempat mereka duduk

"Yang mana Res?" Sambil memincingkan mata ke arah yang di tunjuk Resti

"Itu loh kak, yang ada kapal kecil bersandar"

"Oh itu, engga tau juga si Res itu pulau apa, tapi setau gue itu cuma pulau kecil aja. Biasanya kalau siang banyak yang nyebrang ke situ naik kapal kecil yang ada lampu kelap kelip itu"

"Kaka pernah ke sana?"

"Pernah Res, tapi itu udah lumayan lama juga sih"

"Bagus engga kak di pulau sana?"

"Kalau menurut gue si engga terlalu bagus alias biasa aja Res. Tapi engga tau menurut lu gimana ya"

"Tapi aku belum pernah ke sana kak, yuk ke sana kak"

"Sekarang?"

"Lah iya sekarang lah kak, masa bulan depan? "

"Ini udah jam berapa, nanti Kesya sama Ana nungguin kita loh"

"Hemmmmm, iya ya. Yaudah deh kapan-kapan aja ke sana nya kak"

"Permisi neng, ini pesenan nya" Tiba-tiba bapak penjual jagung bakar mengagetkan mereka ber dua yang sedang asik berbincang

"Oh iya Pak, Terima kasih ya. Totalnya jadi berapa pak? " Tanya Radini

"Jadi 45ribu neng"

"Ini pak uang nya" Radini membuka tas dan langsung menyodorkan uang ke bapak penjual jagung bakar itu

"Ini uang saya juga ya pak" Timpal Resti

"Eh, enggak usah. Pake uang aku aja Res"

"Dihh, engga kak. Aku bayar sendiri aja"

"Udah simpen aja, simpen! "

"Beneran kak?"

"Iya, simpen aja buat jajan yang lain nanti"

"Oke deh, makasih loh kak. Baik banget deh. Hehehe"

"Iya sama-sama"

"Ini kembali 5ribu ya neng" Bapak penjual jagung bakar menyodorkan uang yang ada di tangannya

"Oh iya Pak, terima kasih ya pak"

"Iya sama-sama ya neng. Mari neng, bapak ke belakang dulu" Bapak penjual jagung pun berlalu meninggalkan Resti dan Radini

"Iya Pak" Timpal Resti dan Radini

"Eh kak, enak ya jagung nya. Manis banget" Resti yang sangat menikmati jagung yang ada di tangan kanannya

"Iya, manis banget. Cocok banget sama suasana di sini. Makan jagung sambil liat deburan ombak malem hari. Syahhhhhdu banget kan Res. Hahahah"

"Bener banget kak. Eh kak, Bay the way kok kaka makan jagung kaya gitu sih? Rada aneh ya"

"Kenapa? Biasa aja sih Res"

"Itu kayak gitu, liat nih kalo aku kan makanya langsung di gigit. Kalo kaka, di pipil satu-satu. Aneh"

" Owalah, ini tu cara yang jitu biar sisa jagung engga nyangkut di sela-sela gigi tau Res. Terus gigi juga engga item karena kena areng nya. Ya kan? Haha"

"Oh gitu. Ada bener nya juga sih, tapi keliatan nya malah makan waktu ya kak. Soalnya harus satu-satu di lepasin dari badan jagung nya"

"Sama aja sih Res, kamu cobain deh gaya makan jagung nya kaya aku"

"Gimana kak? Rada susah mipil satu-satu begitu ya?" Sambil jari-jarinya me mipil jagung 1 demi 1

"Sini-sini aku ajarin" Mengambil jagung dari tangan Resti

"Kamu pipil dulu 2/3 bagian paling atas. Atau dari yang paling bawah juga boleh. Satu-satu kerjainnya. Nah kalo udah 3 kesamping, sekarang kamu pipil lagi bagian jagung bawah nya. Pipil sampe ujung jagung nya ya. Setelah itu, udah gampang. Tinggal kamu pipil menyamping"

"Oh gitu, tapi awal nya sedikit susah, sakit juga kak"

"Iya emang Res, tapi gigi aman. Engga ada yang akan nyangkut hahaha"

"Oke deh kak, makasih ilmunya loh ya"

"Iya sama-sama Res. Ayuk lah buruan kita habisin, nanti yang lain nungguin kita di sana"

"Iya kak, ini dikit lagi habis jagung nya. Eh tapi, sosis bakar nya belum ke makan kak"

"Bawa aja ke sana gimana? Atau makan sambil jalan? "

"Dih, engga boleh makan sambil jalan tuh kak. Enggak sehat"

"Hahah iya sih, tapi dari pada lama. Hayooo"

"Biarin aja kak, nanti kita Whatsapp aja yang lain, bilang kalo kita ada di sini"

"Oh gitu, yaudah kalo begitu mau mu. Nikmati udara malam aja di sini ya"

"Iya bener kak. Enak banget makan jagung bakar di pinggir laut dan denger deburan ombak kaya gini. Hati nyaman banget rasa nya loh kak"

"Iya Res, nyaman banget"

Deburan ombak semakin kencang menambah syahdunya malam di pinggir pantai. Di tambah terangnya rembulan tepat berada di atas kepala. Lampu-lampu penerang jalan juga gedung bertingkat menambah cantik pemandangan malam ini.

"Kak ini sosis nya, join kan kita"

"Iya, kamu makan aja dulu Res, nanti aku makan separonya"

"Oke kak"

"Alhamdulillah aku kenyang banget Res, sosis nya aku simpen dulu deh. Aku bawa ke sana. Nanti aku makan kalo udah ketemu yang lain"

"Kita engga ada plastik buat bawa ke sana kak"

"Kita minta sama bapak penjual jagung bakar nya aja. Gimana? "

"Boleh. Kalo gitu ayo jalan kak, ini aku udah selesai makan kok"

"Yaudah yok. Kita ke bapak jagung bakar sana dulu ya"

Berdiri, dan berjalan meninggalkan bibir pantai tempat mereka duduk menikmati jagung bakar.

"Pak permisi, boleh saya minta plastik pak? " Sapa Radini pada bapak penjual jagung bakar

"Eh iya neng, ini boleh. Butuh berapa neng? "

"Satu aja pak. Ini buat bungkus sosis nya tadi masih ada sisa pak"

"Oh ini neng bawa aja" Sambil menyodorkan plastik putih

"Terima kasih banyak ya pak. Kami permisi"

"Sama-sama neng, Hati-hati di jalan"

"Iya Pak"

Resti dan Radini meninggalkan bapak penjual jagung bakar dan berjalan menuju sumber suara yang ada di pantai karnaval. Sepertinya konser sudah di mulai. Karena suara orang menyanyi sudah terdengar sangat jelas di sana.

"Kak ayo cepetan langkah nya. Kayaknya konser nya udah mulai deh itu" Resti menarik tangan Radini

"Ihh sabar Res, jatoh nanti kita. Santai aja. Tadi kamu, aku ajak langsung ke sana engga mau, malah ngajak jajan. Sekarang giliran udah denger orang nyanyi, sibuk minta buru-buru"

"Hehehe, maaf kak. Yaudah yuk jalan cepet ke sana. Engga usah lari deh gapapa"

"Iya lah, jatoh kita nanti kalo lari-larian ke sana"

Tiba-tiba suara dering telepon terdengar dari dalam tas Resti, tentu saja itu panggilan telepon dari kakak nya Keysa yang memang sedang menunggu kedatangan adik dan juga teman sekolah nya ini. Cepet-cepat Resti mengambil handphone dari dalam tas nya dan mengangkat telepon dari kakak nya.

"Hallo kak, kenapa? " Sambar Resti tanpa ada ucapan salam di awal pembicaraan

"Halo, lo dimana Res? "

"Gue sama kak Radini lagi on the way ke arah lo. Parkiran motor kita jauh kak, jadi buat ke tempat lo sekarang butuh waktu lumayan lama"

"Berarti lo udah keluar dari dufan ya? Yaudah ati-ati di jalan lo ya. Gue tunggu di sini sama yang lain"

"Oke kak. Tunggu gue di sana ya"

"Oke"

Telepon pun terputus..