Tidak butuh perjalanan yang lama, Resti dan Radini juga sudah sampai di depan gerbang masuk Dufan. Mereka memarkirkan motor tidak jauh dari pintu masuk.
"Yeay, akhirnya kita sampai ya kak" Ucap Resti dengan semangat
"Iya Alhamdulillah ya"
"Ayo kak kita masuk ke dalem. Kita main banyak wahana di sana"
"Ayo yok"
Mereka ber dua langsung saja melewati pengecekan tiket dan langsung masuk ke dalam.
"Jadi kita main apa dulu nih Res? "
"Hemmm, kakak berani naik halilintar nggak? "
"Wah kamu nantangin ya? "
"Eh, aku kan nanya kak. Bukan nantangin"
"Berani lah. Massa naik mainan gitu aja engga berani. Hahahah"
"Asik lah, kalau gitu cuss kita antri di loketnya kak"
"Ayo lah, siapa takut. Hahahaha"
Langsung saja mereka antri berdesakan bersama pengunjung lain yang juga sudah sangat antusias ingin menaiki wahana halilintar ini.
Terdengar suara teriakan dari atas sana, jelas saja itu teriakan dari pengunjung yang sedang menaiki wahana halilintar.
Mendengar suara teriakan itu, membuat hati Resti dan Radini semakin tidak sabar untuk cepat menaiki wahana itu.
Sangking asiknya mereka melihat pengunjung yang saling berteriak dari atas sana, akhirnya kereta halilintar berhenti tepat di depan Resti dan Radini.
"Ayo kita naik kak"
"Kuy"
"Perhatikan lagi sabuk pengaman nya Res"
"Aman kak. Kakak juga perhatiin lagi sabuk pengaman nya"
"Siap tu"
Petugas dari wahana tetap doble cek satu persatu sabuk pengaman yang sudah melingkar di bahu juga pinggang pengunjung. Setelah semua terlihat siap dan aman, hitungan mundur pun di mulai.
"Oke, semua sudah siap? " Tanya petugas kepada semua pengunjung yang terlihat sudah duduk rapi dengan sabun pengaman melingkar di tubuhnya.
"Siaaaaaaap" Jawaban teriak terdengar dari semua mulut pengunjung
"Oke, saya hitung mundur ya. 3...2...1" Melepaskan kendali dan kereta halilintar pun berjalan pelan meninggalkan petugas
Semua pengunjung masih terlihat tertawa riang dan berbincang-bincang bersama teman samping nya sebelum kereta halilintar berhenti di ujung jalur datar dan siap menjatuhkan badannya dari atas awan menuju bumi. Kereta pun meluncurkan badannya dengan secepat kilat membuat semua orang yang menaikinya teriak sekuat tenaga bahkan ada yang berteriak untuk menghentikan permainan ini. Tapi tidak dengan Resti dan Radini.
"Huuuuuuuuuu seru banget kak" Teriak Resti
"Hahahahhah iya, seru banget woy... Ya Allah mau mati gue. Haaaaaaaaaaa"
"Lebih kenceng lagi. Yok bisa yok kenceng" Teriak Resti minta kecepatan nya di tambah.
"Huwwwwwwoooo mati gue mati, ampunnn"
"Hahaha kakak takut ya? "
"Eh engga, gue takut mati Res. Tinggi bener ini"
"Hahahahahah merem kak merem. Kakak engga bakal liat ketinggian ini lagi"
"Mual kalau merem Res"
"Yaudah nikmatin aja kak. Yok nikmatin yok. Haaaaaaaa wooooooo seru banget"
Kereta semakin cepat melaju membuat semua yang menaiki wahana berteriak tidak karuan.
"Alhamdulillah, akhirnya selesai penderitaan di atas langit kita Res"
"Ih seru banget kaya gitu kok kak. Masa di bilang penderitaan. Aneh-aneh aja kak Radini ni"
"Mau mati rasanya Res hahaha"
"Naik lagi yok kak"
"Hah? Halilintar lagi? "
"Iya. Yok kak. Seru banget soalnya"
"Gila, cari yang lain dulu Res. Kan banyak loh wahana nya. Masa kita naik sampe berulang kali di halilintar? "
"Heheh kali aja kakak mau lagi. Kalau kakak mau lagi, ayo kak! Aku juga mau"
"Duhh, yang lain dulu ya. Nanti kalau kamu mau lagi gapapa, aku temenin. Tapi aku engga ikut naik, aku tunggu di bawah. Oke"
"Hahaha Oke kak"
"Tapi ini udah hampir magrib Res, paling kita bisa main beberapa wahana lagi. Kamu pilih deh mau naik wahana apa lagi! "
"Emmm iya ya kak. Yaudah kita naik arung jeram aja gimana? Atau masuk ke istana boneka kak? "
"Kalau menurut kakak sih, mending istana boneka dulu deh. Soalnya kalau main arung jeram kan kemungkinan baju kita pasti ada basah karena cipratan air. Entah banyak atau engga, tapi pasti ada cipratan airnya"
"Iya juga ya. Tapi aku pengennya naik arung jeram kak"
"yaudah kalau kamu mau naik arung jeram dulu. Oke, kita cari petunjuk dulu ke arah mana buat sampai di sana"
"Itu kak ada peta, kita liat sana"
"Oh ya, yuk kita ke sana, kita baca"
Resti membaca maps sembari minum air mineral yang memang sudah di siapkan dari rumah. Sedangkan Randini membaca maps sembari memakan cemilan yang ia bawa.
"Ohhh dari maps ini kita bisa liat. Istana boneka ada di sebelah kanan kita Res. Kalau arung jeram? Hmmmm . Oh ini, dia ada di sini. Satu jalur dengan istana boneka"
"Oh iya kak? Mereka satu jalur? Bagus deh kalau gitu, kita engga perlu capek-capek kalau gitu"
"Yaudah yuk. Kita jalan ke sana, mungkin perjalanan kita sekitar 20m buat sampai ke wahana arung jeram"
"Iya gapapa kak, nikmatin aja perjalanan nya sambil kita liatin orang-orang yang main wahana lain. Iya kan? "
"Iya juga Res. Yaudah yuk jalan"
"Ayok kak"
Sekitar 15 menit Radini dan Resti menyusuri jalan. Akhirnya mereka sampai di depan wahana arung jeram.
Petualangan ini akan di mulai ketika pengunjung naik ke perahu berbentuk bundar yang memuat sekitar 7-8 orang penumpang. Kemudian, perahu akan melintasi area Arung Jeram Dufan yang didesain dengan mengandalkan teknologi pompa yang mengalirkan air hingga 1.000 liter per detik sehingga tercipta arus air yang deras dan kencang. Belum lagi, Arung Jeram Dufan dilengkapi jeram buatan sepanjang 325 meter yang sungguh akan bikin adrenalin semakin terpacu.
Tentu saja, Resti dan Radini sudah tidak sabar ingin naik wahana ini. Tapi lagi-lagi mereka harus bersabar antri karena memang masih sangat banyak orang yang ingin juga melakukan petualangan arung jeram ini.
Oke, tidak butuh waktu lama untuk antri, 5 menit berlalu dan kini giliran mereka ber 2 yang duduk di kursi perahu berbentuk bulat itu. Mereka bersiap dan tak lupa sabuk pengaman melingkar di bagian pinggang.
"Siap Res? " Randini yang bertanya pada Resti dengan senyuman lebarnya
"Siap dong kak. Seru nih main air. Hahaha"
"Siap-siap basah ya"
"Hahaha semoga engga basah semua ya kak. Aku engga bawa ganti baju soalnya"
"Eh iya, kakak juga engga bawa baju ganti. Ah, urusan gampang lah itu. Nanti juga kering sendiri baju kita kalau basah"
Tiba-tiba perahu berbentuk bulat itu sudah meluncurkan badannya dengan pelan. Ya, pelan tapi pasti mengarah ke arah aliran air yang semakin deras, mengakibatkan banyak percikan air yang masuk ke dalam perahu dan membasahi baju orang orang yang ada di dalamnya.
"Hahaha, kak basah baju ku" Teriak Resti kegirangan bajunya basah
"Hahah baju kakak juga basah Res. Gimana nih? " Tertawa, panik, girang, heboh. Lengkap semuanya.