Chereads / Tak pernah usai. / Chapter 14 - BAB 14

Chapter 14 - BAB 14

Adbizar P.O.V

Kok bisa ya temen-temen ku udah pada punya pacar dan gebetan? Gimana sekolah mereka? Apa mereka enggak pusing mikirin pelajaran dan pacar mereka dalam waktu bersamaan?

Bahkan untuk membayangkan nya saja aku engga sanggup. Terlalu banyak pelajaran yang harus aku pelajari di pesantren sana. Terlalu banyak hafalan juga yang harus aku setorkan ke ustad.

Terkadang aku penasaran juga gimana rasanya bisa deket dengan perempuan. Tapi aku? Menyentuh tangan lawan jenis ku saja aku tak mampu karena jelas lawan jenis ku bukan mukhrim ku. Dan itu haram hukumnya menyentuh yang bukan mukhrim.

Oh iya, Adam. Kok bisa Adam deket sama Shinta anaknya tante Frida ya? Pakaian nya aja serba kebuka seperti itu. Seharusnya walaupun Shinta belum bisa menutup aurat nya, tapi kan bisa pakai baju yang lebih sopan. Bukan pakaian yang kurang bahan kaya waktu itu. Kok bisa ya Adam suka dengan perempuan seperti itu. Heran jadinya.

Tapi, ku akui Shinta memang lucu sih. Dari gaya pakaiannya kemarin, kelihatannya dia perempuan yang tomboy. Kelakuan ke dua temannya pun tidak jauh beda dengan si Shinta ini.

Ah sudahlah, kenapa aku jadi mikirin Adam dan Shinta? Toh mereka yang menjalankan hubungan nya, bukan aku. Kok malah aku yang repot. Hahaha

☘️☘️☘️

Author P.O.V

Selasa, 23 juli 2018

Matahari terbit dari timur, menampakan wajahnya yang begitu terang nan indah. Awan terlihat begitu bersahabat pagi ini.  Suasana pagi hari yang di awali dengan ayam berkokok, burung berkicau dan ibu-ibu yang duduk di depan rumah nya masing-masing menunggu bapak penjual sayur datang.

Ya, hari ini Abi memiliki janji dengan ke 2 sahabat nya, Adam dan Aji. Abi pun sudah bergegas bersih-bersih badan dan sedikit membantu kegiatan ayah dan ibunya pagi tadi. Sebelum ke dua temannya datang ia harus sudah rapi pikirnya.

Waktu sudah menunjukan pukul 10.00 Wib. Alarm sudah terdengar dari handphone Abi, dan tentu saja tak lama alarm itu berbunyi, suara telepon dari Aji juga berbunyi.

"Hallo Assalamu'alaikum, Bi, lo udah siap belum? " Terdengar suara Aji jauh di dalam telepon sana

"Iya hallo, Waalaikumsalam Ji. Udah kok, aku udah siap. Kita ketemu di mana? "

"Lo tunggu di rumah aja Bi, gue sama Adam jemput ke sana naik Grab car"

"Oh oke, aku tunggu kalian di rumah ya. Assalamu'alaikum"

"Oke. 15 menit lagi gue sama Adam sampe sana. Waalaikumsalam"

Aji mematikan telepon nya. Abipun segera bergegas merapikan barang-barang yang akan di bawa nya ke dufan. Oh ya, kali ini Abi mengenakan celana bahan yang casual, kaos, jaket, juga sepatu kets kesayangannya. Rambutnya pun tertata rapi dengan topi di atas kepala nya. Dia rasa, akan sangat panas saat di dufan nanti, karena mereka akan sampai di lokasi kira-kira saat matahari tepat di atas kepala.

12 menit berlalu, Abi sudah rapi dengan tas gembloknya. Mencari ayah dan ibu nya untuk meminta izin keluar rumah bermain bersama temen-temen nya.

"Ayah, ibu, Abi izin main ke dufan ya sama Aji dan Adam"

"Iya nak. Hati-hati di sana ya. Jangan tinggalkan sholat mu" Ibu menjawab Sambil memotong motong sayuran di dapur

"Iya, benar kata ibu mu. Kamu dan yang lain hati-hati di jalan. Sholat jangan di tinggal" Ayah yang sedang membetulkan keran air kamar mandi, langsung mendekat pada Ibu dan Abi

"Baik ayah, baik ibu"

"Lalu, kamu jalan jam berapa nak? Sudah siang loh ini. Nanti panas di sana" Tanya ibu yang masih fokus dengan pisau dan sayuran di tangannya

"3 menit lagi Adam dan Aji ke sini bu. Mereka naik Grab car menjemput Abi"

"Assalamu'alaikum Abi, Abi" Terdengar Suara dari luar rumah memanggil nama Abi, mereka Aji dan Adam

"Bu, ayah, itu Adam dan Aji sudah sampai. Mari kita ke depan. Kita bertemu mereka" Berjalan sambil menarik tangan ayah dan ibunya

"Waalaikumsalam" Ibu, Abi dan Ayah menjawab salam dengan kompak nya

"Eh nak Adam dan nak Aji sudah sampai. Pada mau jalan-jalan ya? " Tanya ayah Abi dengan basa-basi karena sebenarnya dia sudah tau anak-anak ini akan pergi kemana

"Iya om, tante. Kami bawa Abi jalan-jalan dulu ya. Nanti sore kami pasti sudah di rumah lagi kok" Adam menjawab sambil mencium tangan ayah Abi dan Ibunya

"Iya om. Kami pinjam Abi ya hehehe. Engga lama kok om, tan. Sore sampai rumah, paling lama jam 9 malam kita sampai ya om, tante. Karena kan kita engga tau kondisi jalan raya nanti waktu kita pulang gimana, entah macet atau malah lancar. Takutnya om dan tante khawatir kalau kita pulang telat" Timpal Aji sambil menjulurkan tangannya dan mencium tangan ayah Abi dan ibu Abi

"Iya, om dan tante paham kok nak. Yasudah kalian hati-hati di jalan ya. Selamat bersenang-senang. Jangan lupa sholat nya ya" Ayah Abi mengingatkan kembali untuk Abi dan ke dua temannya

"Yasudah kami pergi ya bu, yah. Assalamu'alaikum" Pamit Abi kepada ke dua orang tuanya sambil berlalu menuju Grab car dan melambaikan tangan untuk ke dua orang tuanya

"Kami juga pamit ya om, tante. Assalamu'alaikum" Adam dan Aji berpamitan dan langsung menyusul Abi ke Grab car yang memang sudah menunggu mereka di depan rumah Abi

Dan benar saja, selama perjalanan menuju dufan ke 3 anak laki-laki ini sangat bahagia. Mereka tertawa bersama di dalam mobil, nyemil makanan yang di bawa untuk bekal di sana. Dan tak lupa, pak supir pun di bagi makanan yang sedang mereka makan.

Memang benar, jalan raya di ibu kota tidak bisa di tebak. Ini bukan hari libur ataupun long weekend tapi jalanan yang di lalui hari ini sangat padat. Suara klakson yang berasal dari mobil dan motor sangat mengganggu telinga setiap orang yang mendengar nya. Tapi, Abi dan teman teman nya tidak memusingkan hal itu. Mereka menikmati setiap perjalanan yang mereka lalui. Macet, dan panas adalah hal yang sedang mereka rasakan saat ini.

Mereka malah asik bersendau gurau di dalam mobil dan bercerita tentang sekolah nya masing-masing. Malah sesekali Aji tetap sibuk menggoda dan memojokkan Adam perkara Keysa. Mungkin saat ini telinga Keysa panas, karena sepanjang jalan ini, Aji tetap menyebut nama itu.

Tidak terasa hampir 2 jam perjalanan mereka tempuh. Akhirnya mereka sampai di depan gerbang Ancol. Mereka semua turun dari dalam mobil Grab car dan membayar nya. Mereka hanya tinggal jalan sedikit ke depan dan bertemu tempat untuk membeli tiket masuk Ancol dan tiket terusan ke Dufan.