Chereads / Tak pernah usai. / Chapter 15 - BAB 15

Chapter 15 - BAB 15

Matahari yang terik sekarang benar-benar tepat ada di atas kepala. Antrian yang cukup panjang di depan loket ini membuat hampir semua orang mengibaskan apapun yang ada di tangannya untuk mengusir rasa panas dan juga mengusir keringat yang mungkin sudah mulai membasahi tubuh.

Begitupun dengan Abi, dan ke dua temannya. Mereka ber tiga melakukan hal yang sama seperti Orang-orang yang sedang antri lainnya. Mengibaskan selembar kertas ke arah wajah mereka masing-masing.

"Kok antri begini ya Dam? " Aji yang mulai risau karena terlalu panjang antrian membeli tiket, dan udara yang semakin panas.

"Iya ya Ji, kenapa antri begini. Padahal kan kita sengaja pilih hari Selasa berharap enggak macet dan antri begini. Bayangan gue, kita bakal cepet masuk ke arena dan bisa cepet main seluruh wahana di dalam" Adam yang juga tak kalah cepat mengibaskan kertas yang di pegangnya dengan cepat.

"Duhh, bete banget gue kalo antri kaya begini deh. Pegel berdiri antri nya. Malah panas banget, udah keringetan semua nih badan gue" Aji yang semakin sering menyeka keringat di dahinya.

"Sabar teman-teman, sebentar lagi kita sampai depan loket tiket nya kok. Tuh liat di depan kita, sudah mulai berkurang kan orang yang antri tiket" Abi menunjuk ke arah depan mereka dan sesekali juga menyeka keringat di pipi nya.

"Oke-oke sabar. Semua lelah ini akan terbayar setelah kita masuk ke dalam dan memainkan semua wahana yang ada di Dufan" Aji yang mulai sangat lelah mengelus dadanya berharap rasa lelah nya tetap tertahan.

Ternyata memang cukup lama mereka ber 3 berdiri untuk antri membeli tiket ini. Tapi, sekitar 15 menit berlalu, mereka sudah mendapatkan tiket masing-masing dan mulai berjalan masuk ke dalam Ancol.

"Alhamdulillah, lega. Akhirnya kita berhasil membeli tiket ini" Ucap syukur Aji

"Iya alhamdulillah ya" Adam dan Abi ikut sumringah

Tidak sesuai ekspetasi mereka, ternyata hari ini Taman Impian Jaya Ancol sangat padat pengunjung. Entah hari ini ada acara apa, tapi biasanya setiap hari weekdays tidak pernah seramai dan sepadat ini. Mobil motor pun juga sama padat nya dengan banyaknya orang-orang yang berjalan kaki. Seluruh parkiran untuk motor dan mobil penuh, sehingga banyak kendaraan yang kesulitan untuk memarkirkan kendaraan nya masing-masing.

"Kita mau naik bus wara-wiri atau kita jalan kaki aja sampai pantai di depan? " Adam membuka pertanyaan sembari tetap menyusuri jalan.

"Naik mobil aja lah yuk" Aji yang mulai merasa gerah dalam tubuhnya dan ingin cepat sampai ke tujuannya.

"Aku terserah kalian ber dua aja. Mau jalan kaki boleh, mau naik mobil wara-wiri juga boleh kok" Senyum ikhlas dan kesabaran terpancar dari wajah Abi

"Oke, kita naik mobil wara-wiri aja kalau gitu. Gue juga capek soalnya kalau harus jalan kaki sampai Dufan" Timpal Adam yang mulai memijit betis kaki nya.

"Yaudah yuk, kita ke halte bus nya dulu. Itu di depan kayaknya halte bus wara-wiri deh guys" Aji menunjuk halte yang kira-kira masih berjarak 100m dari posisi mereka.

Berjalan menuju halte bus di depan mereka. 7 menit mereka sudah sampai di halte tersebut. Banyak orang-orang yang berdiri di sana, tampaknya mereka semua juga menunggu bus wara-wiri di sini.

🍁🍁🍁

Sedikit penjelasan, bus wara-wiri ini adalah sebuah fasilitas transportasi yang di sediakan oleh pihak Taman Impian Jaya Ancol untuk para pengunjung nya. Untuk naik bus ini, setiap orang di wajibkan untuk menghentikan bus tepat di halte, tidak bisa berhenti di sembarang tempat dan tidak bisa naik di sembarang tempat. Untuk naik bus ini juga tidak perlu mengeluarkan kocek, dengan kata lain naik bus ini tidak di kenakan biaya alias gratis. Tapi, tetap harus tau arah dan tujuan nya, karena bagian Taman Impian Jaya Ancol yang begitu luas sehingga bus-bus ini masing-masing memiliki rute yang berbeda. Ada yang bertuliskan Ancol timur, Ancol barat dan sebagainya. Jadi, untuk yang ingin memanfaatkan fasilitas ini harus benar-benar paham dan benar benar ingat arah dan tujuan nya ya.

🍁🍁🍁

Bus wara-wiri berhenti tepat di depan Abi dan kedua temannya. Tentu saja tidak menunggu lama, mereka langsung melangkahkan kaki nya untuk naik ke Bus itu. Sepanjang perjalanan, Abi yang sudah lama sekali tidak datang ke tempat ini merasa kagum, karena banyak sekali perubahan pada tempat ini. Semakin tertata rapi dan membuat kagum setiap mata yang memandang nya.

Bus melewati banyak halte karena di dalam Bus sudah penuh penumpang dan tidak mampu untuk menambah penumpang lagi. Bus melaju dengan pelan agar penumpang di dalamnya bisa menikmati pemandangan kanan dan kiri. Terbentang luas pantai di luar kaca jendela Bus ini.

"Dam, Ji, liat itu. Di pantai karnaval ada panggung besar dan megah. Kita ke sana yuk" Abi menunjuk ke arah pantai dan membuyarkan lamunan ke dua temannya

"Eh, iya Bi. Tapi mending kita ke Dufan dulu aja kayaknya deh Bi. Nanti sore sebelum pulang kita mampir dulu ke pantai karnaval ini. Gimana? " Aji yang sudah tak sabar ingin naik berbagai macam wahana Dufan.

"Oh oke deh kalau gitu. Tapi, beneran ya nanti kita mampir dulu ke pantai karnaval itu. Aku kepo apa yang ada di sana, dan ada acara apa di sana" Abi yang sangat penasaran ada acara apa di sana.

"Iya bi, nanti kita mampir ke pantai itu sebelum pulang. Gue juga penasaran ada acara apa di sana. Tumben juga ada panggung semegah itu di sana. Pasti ada acara besar di sana" Yang ternyata Adam juga penasaran dengan keberadaan panggung di pantai itu.

"Oke deh" Memberi jempol pada ke dua temannya

Tidak terasa, Bus sudah melewati banyak halte dan ke 3 laki-laki ini tiba di depan gerbang Dufan. Terlihat banyak sekali wahana yang menjulang tinggi ke atas dan terdengar teriakan-teriakan kencang jauh di dalam sana. Pengunjung pun banyak sekali, mereka berlalu lalang dan tertawa dengan teman-temannya. Ada juga yang asik berfoto-foto di depan pintu masuk Dufan.

"Alhamdulillah, kita sampai. Yuk kita turun" Aji dengan girang nya melangkahkan kakinya menuruni anak tangga Bus dan berjalan meninggalkan ke dua temannya

"Alhamdulillah, yuk turun Bi" Adam Menuruni anak tangga beriringan dengan Abi

"Woy Ji, tungguin kita lah" Teriakan Adam yang membuat semua mata di sana menatap nya termasuk Aji

"Eh,eh iyaa. Kalian lama banget sih lagian. Gue kan udah engga sabar masuk ke dalam" Menghentikan langkah kakinya dan menunggu ke dua temannya