Chereads / Tak pernah usai. / Chapter 16 - BAB 16

Chapter 16 - BAB 16

Waktu sudah menunjukkan pukul 13.00 Wib. Kali ini matahari benar-benar tepat ada di atas kepala. Panas terik dan angin kencang membuat debu berhamburan di udara.

Di depan gerbang Dufan terlihat masing-masing pintu berdiri 1 penjaga. Mereka bertugas mengecek tiket pengunjung. Abi dan ke dua temannya pun saat ini sudah melewati petugas tersebut dan sudah berada di dalam Dufan.

"Alhamdulillah kita sudah ada di dalam. Jadi kita mau ke mana dulu nih? " Adam terlihat bingung karena ingin menaiki semua wahana yang ada di depan matanya.

"Kita naik kora-kora dulu yuk" saut Aji

"Oke deh. Abi gimana? Keberatan engga kalau kita main kora-kora pertama? " Tanya Adam meyakinkan bahwa Abi juga setuju

"Iya gapapa. Yuk"

Mereka berjalan ke arah wahana kora-kora. Ke 3 laki-laki remaja ini terlihat sangat gembira dan antusias melihat semua wahana yang disediakan di Dufan ini. Tidak lama, terlihat wahana kora-kora tepat di depan mata. Tapi, untuk naik ke wahana ini sangat membutuhkan kesabaran yang tinggi, kenapa? Karena antriannya yang sangat panjang.

"Antri banget wey ini" Aji yang melemah melihat antrian untuk naik wahana ini

"Iya ya. Yaudah gapapa lah, antri aja, sabar. Nanti juga ada giliran kita naik ke sana" Adam yang tetap semangat walaupun antriannya sangat panjang

Sekitar 10 menit mereka antri, akhirnya giliran mereka yang naik wahana ini. Mereka ber tiga duduk berdempetan. Entah kenapa, mereka memilih kursi yang paling belakang, padahal kursi belakang ini biasanya paling di hindari semua pengunjung karena dari kursi tersebut ibarat ajal semakin mendekat. Ayunan kora-kora ini membuat kursi paling belakang terasa benar-benar akan jatuh dari ketinggian entah berapa meter di atas tanah.

"Huwwwwwwwoooooooo asik banget woy" Teriakan Aji yang memekakan telinga semua orang, tapi kali ini teriakan nya aman karena semua orang yang ada di wahana ini semua berteriak. Entah berteriak karena takut atau berteriak karena senang.

"Haaaaaaaaaaa keren banget. Hahhahahh. Lebih tinggi lagi. Ayo lebih tinggi. Woooooooooouuu" Adam yang kali ini jail berteriak di telinga Aji, tapi Aji sama sekali tidak menghiraukan itu.

"Hahahha seru banget ya Allah. Wooooooo" Abi pun tak kalah kencang suaranya

Sekitar 8 menit mereka terombang-ambing di atas wahana itu, akhirnya wahana berhenti tanda waktu nya bergiliran dengan pengunjung lain yang juga sudah mengantri sedari tadi.

Abi dan ke dua temannya turun dari wahana tersebut dengan wajah yang sangat bahagia, sesekali mereka terbahak karena menceritakan keseruannya saat di atas wahana itu.

"Astaghfirullah ya Allah" Adam dan Aji menghentikan langkah kakinya karena suara kaget Abi mengejutkan mereka.

"Ada apa Bi? " Aji yang penasaran langsung menatap mata Abi.

"Ini sudah jam 13.45 Wib. Kita belum sholat Zuhur. Aku lupa sangking keasikan nya. Astaghfirullah" Adam dan Aji yang menatap serius ke dua bola mata Abi karena terlihat sangat panik.

"Ya ampun Bi. Ini masih ada waktu nya buat sholat Zuhur kok. Engga usah sepanik itu, yuk kita cari mushola dulu kalau gitu" Adam Menarik tangan Abi berjalan mencari musholla terdekat.

Keliling mencari papan petunjuk atau peta Dufan yang mampu mengarahkan mereka ke mushola terdekat.

"Ini kita udah muter-muter kok engga nemu mushola nya ya? " Aji menggaruk kepala nya mulai putus asa

"Sabar, kita cari satpam sekarang atau kita tanya petugas kebersihan atau bisa juga kita tanya penjaga di salah satu wahana" Abi yang langsung berlalu menemui petugas kebersihan.

"Assalamu'alaikum, Pak maaf menggangu. Saya mau tanya, mushola ada di sebelah mana ya pak? " Abi Bertanya sambil membungkukkan sedikit badannya

"Waalaikumsalam, mushola ada di sebelah wahana histeria nak. Dari sini tidak jauh. Adek lurus aja nanti wahana histeria nya ada di sebelah kiri, mushola nya ada di samping sana ya dek. Ada toilet nya juga di sana"

"Baik. Terima kasih. Mari Pak, Assalamu'alaikum" Berlalu meninggalkan petugas kebersihan dan berjalan lurus menuju mushola yang di tunjukan Bapak petugas kebersihan tadi.

"Ahhh, ini dia wahana histeria" Aji menunjuk ke arah kiri dan matanya menscan sekitar wahana.

"Oh iya itu dia mushola nya" Abi mempercepat langkah kakinya.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Pukul 14.00 Wib

Di belahan muka bumi lain, tiga perempuan ribet juga sedang mempersiapkan perjalanannya menuju Dufan. Kali ini mereka tetap motor-motoran untuk menuju Dufan, bedanya adalah 3 orang perempuan ini semua membawa motor masing-masing, entah apa yang ada di pikiran mereka tapi mereka tidak ada fikiran untuk menggunakan angkutan umum.

"Ayah, Shinta pergi main dulu sama temen-temen ya" Berlalu meninggalkan ayahnya.

"Heh heh heh, kok gitu pamit nya Shin? Sini dulu kamu! " Berdiri dari sofa dan menghentikan langkah kaki Shinta

"Ada apa lagi yah? Shinta udah pamit, kurang apa lagi? " Memutar badan ke arah ayahnya dan memutar malas bola mata nya.

"Kenapa tidak sopan begitu? Pamit yang benar tu seperti apa? Kenapa langsung berlalu begitu saja? Kalau pamit itu tatap mata ayah nak, cium tangan ayah, ucap salam! " Suara yang begitu tenang menegur Shinta.

"Duhhh repot banget sih Yah. Aku udah telat, udah di tunggu temen-temen. Oke aku ulang kalau gitu. Ayah, Shinta pamit mau pergi jalan-jalan sama temen-temen. Daaah Assalamu'alaikum" Mencium tangan ayahnya

"Nah begitu, kamu mau pergi kemana? "

"Ke Dufan" Berlalu meninggalkan ayahnya.

"Hati-hati di jalan Shin" Teriak ayah karena Shinta yang sudah tidak terlihat batang hidungnya.

"Loh Shinta mau kemana yah? " Tanya mamah tiri menyuguhkan kopi dan biskuit untuk suaminya.

"Ke Dufan katanya Mah sama temen nya. Paling pergi sama Ana dan Radini" Menyeruput kopi buatan istrinya

Resti membuka gerbang rumah dan mendapati kakak nya yang sedang mengeluarkan motor dari garasi. Tidak tinggal diam, langsung saja Resti duduk di jok belakang motor kakak nya ini.

"Eh kak, mau kemana lo? "

"Eh kampret, turun lo! Motor gue udah berat, jangan nambah nambahin beban di atas motor gue"

"Jawab dulu, lo mau kemana? "

"Urusan lo apa sih? Kepo banget sama urusan gue? Heran"

"Engga ada sih, tapi pengen tau aja. Mau kemana sih emang lo? "

"Mau jalan sama Ana sama Radini. Mau ke Dufan. Udah turun lo dari motor gue! Gue udah kesiangan! "

"Hah Dufan? Gue mau ikut dong kak. Ya kak boleh ikut ya? " Rengek nya

"Engga. Engga ada lo ikut-ikut acara gue"

"Astaga pelit bener lo jadi kakak. Kalau lo engga ngajak gue, gue bakal aduin ke Ayah kalau lo ngerokok diem-diem di belakang Ayah. Hahahah" Ancaman yang mematikan kakaknya

"Yaudah yaudah. Ayok lo boleh ikut. Tapi lo bayar sendiri tiketnya. Mahal gue engga punya duit" Sial! Ini anak pegang kartu As gue.

"Oke, lo tunggu sini. Gue mau ambil tas sama pake sepatu. Jangan tinggalin gue, kalau gue turun dan lo udah ninggalin gue, lo bakal tau apa yang gue lakuin. Hahaahha" Ancaman ke dua kalinya

"Iya. Buruan deh lo. Engga pake lama! Gue udah di tungguin Ana sama Radini" Bener-bener sialan ini anak. Ngelunjak. Di kasih hati minta jantung.