Situasi dalam warung arak tersebut semakin menegangkan. Apalagi ketika tiga anggota Organisasi Naga Terbang itu semakin dekat jaraknya dengan Lima Harimau Dari Selatan.
Para pendekar tersebut memang belum melakukan sesuatu apapun. Tetapi suasana dalam warung arak itu sudah mencekam. Hawa pembunuhan seolah-olah telah menyelimuti seluruh ruangan.
Tanpa sadar, para pengunjung yang mempunyai latar belakang biasa, sudah pergi meninggalkan tempat itu. Sekarang yang tersisa di sana hanyalah Lima Harimau Dari Selatan, tiga anggota Organisasi Naga Terbang dan Li Yong sendiri.
"Apakah kalian adalah Lima Harimau Dari Selatan?" tanya seorang anggota itu setelah dia berada persis di hadapannya.
"Benar. Aku Lo Te, Kakak pertama Lima Harimau Dari Selatan," jawabnya dengan tegas.
"Bagus. Kalau begitu, sekarang juga kalian harus ikut kami,"
"Ke mana? Kenapa kita tidak bicara di sini saja?" tanya Kakak kedua ikut nimbrung dalam pembicaraan.
"Tidak bisa. Ini adalah persoalan yang sangat serius, sehingga siapapun tidak ada yang boleh mendengarkan,"
Lima Harimau dari Selatan itu saling pandang satu sama lain. Seakan-akan mereka sedang meminta pendapatnya masing-masing.
Setelah beberapa saat kemudian, tiba-tiba Lo Te yang berperan sebagai Kakak pertama telah angkat bicara kembali, "Baiklah. Kami akan ikut bersama kalian," jawabnya sambil bangkit berdiri.
"Bagus. Mari kita pergi."
Ketiga anggota Organisasi Naga Terbang itu langsung berjalan keluar. Lima Harimau Dari Selatan segera ikut di belakangnya, tak lupa juga mereka menaruh biaya makannya di meja.
Bersamaan dengan kejadian tersebut, entah disengaja atau tudak, tiba-tiba Lo Te si Kakak pertama sempat melirik sekilas ke arah Li Yong.
Entah apa maksud dari lirikan tersebut, yang jelas Li Yong sendiri tidak mengetahui tujuan pastinya.
Suasana dalam warung arak semakin sepi. Pengunjung yang tersisa di sana hanyalah Li Yong seorang.
Sebenarnya pemuda itu ingin mencari informasi tentang Hartawan To, lebih tepatnya, dia ingin menyelidiki lebih lanjut terkait peristiwa hilangnya kuburan Kakek Li Beng.
Namun entah kenapa, hatinya tiba-tiba merasa tertarik dengan kejadian yang baru saja berlangsung di depan matanya tersebut.
Oleh sebab itulah, setelah membayar biaya makan, Li Yong langsung pergi dan berniat membuntuti tiga anggota Organisasi Naga Terbang serta Lima Harimau Dari Selatan.
Dia ingin mengetahui kejadian itu lebih lanjut lagi.
Malam semakin larut. Semilir angin musim kemarau membawa hawa dingin yang menyusup sampai ke tulang belulang. Malam ini bulan hanya muncul separuhnya, bintang-bintang yang bertaburan pun tidak sebanyak biasanya.
Saat ini Li Yong sedang bersembunyi dibalik sebatang pohon cemara. Di depannya, dalam jarak sekitar tiga tombak, terlihat ada beberapa orang yang sedang berdiri saling berhadapan.
Mereka bukan lain adalah tiga anggota Organisasi Naga Terbang dan Lima Harimau Dari Selatan.
Setelah beberapa waktu berusaha mencari jejak mereka, akhirnya perjuangan pemuda itu tidak sia-sia. Dia benar-benar mampu menemukan jejak orang-orang tersebut.
Tugasnya saat ini hanya perlu memasang telinga setajam mungkin. Oleh karena itulah, sekarang Li Yong tampak seperti orang mati. Jangankan berbicara, bahkan tubuhnya pun tidak bergerak sama sekali.
Kalau saja dadanya tidak naik turun karena bernafas, niscaya dia benar-benar serupa seperti orang tak bernyawa.
"Sekarang sudah aman," kata salah satu anggota Organisasi Naga Terbang.
"Sekarang, cepat berikan peta harta karun itu," timpal anggota yang lainnya. Sambil bicara demikian, matanya terlihat menatap tajam ke arah Lo Te si Kakak pertama.
Lima Harimau Dari Selatan saling pandang. Mereka kebingungan sendiri.
Bagaimana mau memberikan peta harta karun, kalau mereka saja tidak mengetahui informasi tentang peta itu sendiri?
Untuk sesaat lamanya, kelima bersaudara itu tidak dapat bicara. Mereka menutup mulutnya masing-masing.
"Kenapa kalian diam saja? Ayo cepat berikan!," bentak anggota Organisasi Naga Terbang tersebut.
"Berikan apa?" tanya si Kakak kedua tiba-tiba angkat bicara.
"Berikan apa, kau bilang? Tentu saja berikan peta harta karun Kerajaan Wei, apakah kau tuli?"
Nada suara anggota itu semakin meninggi. Amarahnya juga makin berkobar. Apalagi ketika dia melihat ekspresi lawan bicaranya yang tampak seperti orang bodoh.
"Aih, kami benar-benar tidak tahu informasi tentang peta harta karun itu," ucap Kakak kedua mencoba meyakinkan lawan bicaranya.
"Dusta. Kau pasti berdusta," tegas anggota tersebut.
"Aku tidak berdusta. Apa yang aku katakan memang sejujurnya,"
"Hemm, sepertinya kalian ingin kami menggunakan cara kasar," tukas seorang anggota Organisasi Naga Terbang yang lainnya.
Sambil berkata demikian, ketiga orang itu pun terlihat mulai menyiapkan kuda-kuda. Sepertinya mereka memang berniat untuk menggunakan kekerasan.
Dalam pada itu, tanpa sengaja, si Kakak pertama Lima Harimau Dari Selatan melirik sekilas ke arah batang pohon cemara yang terdapat di sana. Tiba-tiba mulutnya mengulum senyum ketika dia melihat ada seseorang yang berdiri dibalik pohon itu.
Mendadak dirinya berjalan ke arah pohon cemara tersebut. Setelah dekat, dia langsung menarik tangan Li Yong. Malah si Kakak pertama segera merangkulnya. Seolah-olah dia memang sudah mengenal baik dirinya.
"Ah, kemana saja kau sobat. Sudah beberapa hari ini aku mencari dirimu, gara-gara peta harta karun milikmu itu, kami sudah berkali-kali hampir mati," kata si Kakak pertama sambil tertawa nyaring.
"Sekarang, mana peta harta karun itu? Kalau kau masih menganggap kami sahabatmu, cepat berikan peta itu kepada mereka," lanjutnya sambil menunjuk ke arah tiga anggota Organisasi Naga Terbang.
Ternyata Li Yong telah dijadikan kambing hitam!
Bersamaan dengan kejadian tersebut, Li Yong menjadi kebingungan sendiri. Sebenarnya pemuda itu ingin bicara, tapi si Kakak pertama tidak memberikan waktu untuk hal tersebut. Dia malah terus berbicara mengenai peta harta karun yang menjadi incaran anggota Organisasi Naga Terbang.
Bahkan seiring bertambahnya waktu, empat anggota Lima Harimau Dari Selatan mulai ikut nimbrung. Dan mereka pun melakukan hal yang sama seperti si Kakak pertama, yaitu membicarakan peta harta karun Kerajaan Wei.
Seolah-olah memang Li Yong lah yang mengetahui informasi tentang peta tersebut. Bahkan mereka membuat seakan pemuda itu yang memegangnya.
Pada awalnya, tiga anggota Organisasi Naga Terbang merasa tidak percaya. Tapi lambat laun, mau tak mau mereka harus mempercayainya juga. Apalagi Li Yong tampak tidak ada niat untuk membantah ucapan mereka.
"Hei bocah, benarkah kau mengetahui tentang peta harta karun Kekaisaran Wei?" tanya seorang anggota sambil memojokkan Li Yong.
"Harta karun apa? Aku tidak mengetahui apapun. Mendengarnya pun baru kali ini," jawab Li Yong.
Meskipun posisinya saat ini mulai terdesak oleh keadaan, namun ekspresi wajahnya masih tetap dingin seperti es. Bahkan cara bicaranya juga sama seperti biasanya. Hambar dan tanpa emosi.
"Kau jangan berbohong, berikan peta itu sekarang juga. Kalau tidak, kami pastikan hidupmu akan dipenuhi dengan rasa penyesalan,"
"Aku benar-benar tidak tahu,"
Suara Li Yong mulai meninggi. Pemuda itu berpikir, kalau didiamkan terus, orang-orang tersebut pasti akan bertindak semau hatinya.
Sementara itu, ketika melihat keadaannya mulai aman, tanpa diketahui oleh siapapun, anggota Lima Harimau Dari Selatan itu semuanya pergi secara diam-diam.