Pagi hari telah tiba kembali. Li Yong bangun ketika mentari belum muncul seluruhnya. Begitu bangun, dia langsung membersihkan dirinya dan memesan sarapan.
Setelah semua persiapan awal selesai dilakukan, dia langsung pergi dari penginalan tersebut.
Tujuannya sekarang adalah pergi ke Perkampungan Keluarga Lin.
Walaupun pagi hari, tapi dia tidak perduli. Pemuda itu bukan tipe orang yang suka datang secara tersembunyi. Daripada seperti itu, dirinya lebih suka datang secara terang-terangan.
Sekarang pun dia akan melakukannya!
Ang Ma baru saja selesai makan rumput. Sahabatnya itu tampak bersemangat.
Pelayan yang bertugas mengurusi kuda-kuda pengunjung ada di sana. Dia sedang memberi makan kuda-kuda yang lainnya.
Tapi ketika dirinya melihat Li Yong, pelayan tersebut langsung datang dan menghampirinya.
"Selamat pagi, Tuan Muda. Semoga hari ini menyenangkan," katanya menyapa.
"Terimakasih,"
"Bagaimana dengan kudaku ini?" tanyanya melanjutkan.
"Kuda Tuan Muda sudah saya rawat sebaik mungkin. Kalau sekarang Tuan Muda ingin menggunakannya, kuda ini pasti sudah siap," jawab si pelayan.
"Baik,"
Li Yong merogoh saku bajunya. Dia memberikan tip kepada pelayan tersebut.
"Ang Ma, mari kita pergi,"
Ang Ma si Kuda Merah meringkik. Setelah itu dia langsung berlari sekencang angin.
Wushh!!!
Debu mengepul tinggi ketika Ang Ma berlari sekuat tenaganya.
Perjalanannya ke Perkampungan Keluarga Lin bisa dibilang cepat. Sebelum tengah hari tiba, Li Yong sudah ada di sana.
###
Pemuda itu sedang berjalan bersama hewan peliharaannya. Di depan sana, Li Yong melihat ada sebuah perkampungan yang mewah dan megah. Tanpa perlu bertanya kembali, dia sudah mengetahui bahwa itu pasti Perkampungan Keluarga Lin.
Setelah beberapa saat berjalan, akhirnya dia tiba di pintu gerbang utama. Dua orang penjaga langsung menyambutnya dengan ramah.
"Selamat siang, Tuan Muda," kata salah seorang sambil tersenyum hangat.
"Ehmm, apakah ini Perkampungan Keluarga Lin?"
"Benar, Tuan Muda,"
"Aku ingin bertemu dengan orang bernama Lin Dong,"
"Oh, silahkan, silahkan. Tuan Lin kebetulan sedang ada di dalam,"
Penjaga itu bicara dengan ramah dan penuh senyuman hangat. Wajahnya menampilkan persahabatan. Selesai bicara demikian, rekannya langsung menghampiri Li Yong dan memintanya untuk menyerahkan kuda.
"Kuda Tuan Muda pasti aman. Kalau ada apa-apa, kami siap mengganti dengan nyawa sendiri," ujarnya meyakinkan.
"Baiklah. Aku percaya,"
Li Yong mengangguk setuju. Setelah itu dirinya langsung masuk ke dalam.
Kejadian seperti sekarang, mengingatnya kepada kejadian di kediaman Hartawan To. Bedanya, kalau dulu dia dicekal oleh puluhan orang, maka yang sekarang dia justru disambut dengan hangat.
Halaman Perkampungan Keluarga Lin sangat besar. Tidak kalah besarnya dengan halaman rumah Hartawan To. Di sana sini terdapat sebuah paviliun kecil tapi mewah. Ada taman bunga yang indah, ada pula kolam ikan yang berair jernih.
Li Yong terus melangkah. Sampai saat ini, tidak ada orang-orang yang berusaha menghalangi dirinya. Walaupun banyak yang tahu, tapi ternyata di antara mereka tidak ada yang mengganggunya.
Orang-orang itu tetap acuh tak acuh. Malah sebagian lagi ada yang melemparkan senyuman bersahabat kepadanya.
Li Yong sedikit merasa heran. Di tempat itu, dia adalah orang asing.
Tapi kenapa orang-orang itu tidak menghiraukan kedatangannya?
Belum berpikir lebih jauh lagi, tanpa terasa dia sudah tiba di pintu utama.
Di sana, dua orang pria cukup umur sedang berdiri berdampingan. Sepertinya mereka adalah penjaga pintu.
"Aku ingin bertemu dengan Tuan Lin Dong," kata Li Yong mendahului bicara.
"Silahkan, Tuan Muda," jawab penjaga itu sambil mempersilahkan.
Li Yong sedikit kaget. Dia benar-benar tidak menyangka kalau penjaga itu akan mempersilahkannya begitu saja. Padahal biasanya, orang penting seperti Lin Dong, tidak bisa ditemui oleh sembarang orang.
Apa yang sebenarnya sudah terjadi?
Li Yong semakin penasaran. Dia ingin mengetahui kejadian pastinya.
Pemuda dingin itu hanya mengangguk pelan. Setelah itu dia langsung masuk ke dalam. Begitu sampai di sana, seorang penjaga lain langsung menyambut dirinya. Dia membawa Li Yong ke sebuah tempat khusus.
"Tuan Lin, seorang pemuda ingin bertemu," ujar orang tersebut ketika sudah berada di depan pintu ruangan yang dimaksud.
"Biarkan dia masuk,"
Suaranya terdengar biasa. Tapi mengandung keramahan dan kehangatan.
Li Yong semakin terkejut. Dia masih ingat suara itu. Suara yang baru saja terdengar ternyata sangat mirip denga suara orang tua berjubah kuning yang kemarin bertemu dengannya di rumah makan.
Apakah? … Apakah?
Li Yong segera masuk ke dalam. Begitu dia berada di sana, dirinya langsung dibuat terkejut setengah mati.
Ternyata di sana sudah duduk seorang pria tua. Pria tua berjubah kuning dengan senyuman hangat dan ramahnya.
Tidak salah lagi, dia memang orang tua yang kemarin minum bersama dengan dirinya.
Apakah ini mimpi?
"Selamat datang, sobat muda," kata orang tua itu menyambut dengan senyuman yang selalu tersungging di bibirnya.
Li Yong mematung. Untuk beberapa saat, pemuda itu tidak tahu harus berkata apa.
"Silahkan duduk," katanya mempersilakan.
Li Yong langsung duduk di kursi yang telah disediakan. Sampai sejauh ini, pemuda itu belum bicara. Dia masih tetap membungkam mulutnya. Pemuda itu masih terkejut. Kejadian ini sungguh diluar dugaan.
"Silahkan minum dulu arak ini,"
Keduanya bersulang kembali. Setelah selesai, orang tua itu berkata lagi.
"Apakah kau terkejut?" tanyanya.
"Siapa pun pasti akan terkejut," jawabnya singkat.
Memang benar. Siapa pun orangnya, kalau sedang berada di posisi Li Yong sekarang, maka orang itu pasti akan terkejut.
Malah mungkin terkejut setengah mati!
"Hahaha, tidak perlu terkejut seperti itu. Tenanglah dan coba bicara lebih jelas lagi," ujar orang tersebut.
"Hemm, jadi, kau adalah Lin Dong?" tanya Li Yong memastikan.
"Ya, aku Lin Dong. Orang yang kau cari-cari selama ini,"
Perasaan pemuda itu semakin tenggelam. Saat ini, dia tidak tahu apa yang harus dilakukan olehnya.
"Kalau begitu, aku tidak perlu bicara apapun lagi," katanya.
"Kenapa?"
"Untuk apa aku bicara, kalau kau sendiri sudah mengetahui semuanya?"
Bagaimanapun juga, Li Yong bukanlah pemuda bodoh. Jadi untuk apa membuang-buang tenaga dan membicarakan semuanya?
Orang tua berjubah kuning yang bukan lain adalah Lin Dong itu mengangguk-anggukkan kepalanya. Dia mengerti maksud perkataan pemuda tersebut.
"Siapa yang menyuruhmu kemari?"
"Hartawan To," jawab Li Yong dengan jujur.
"Jadi, dia yang menyuruhmu untuk membunuhku juga?"
"Benar,"
"Aku lihat, kau bukanlah tipe orang yang mau diperintah. Tapi kenapa kau mau melakukannya?"
"Sebenarnya aku sendiri tidak suka melakukan pekerjaan ini. Tapi sayangnya, suka tidak suka, aku tetap harus melakukannya,"
kadang-kadang di dunia ini, memang ada satu hal yang tidak suka kita lakukan, tapi justru kita tetap harus melakukannya.
Lin Dong sangat paham akan ucapan Li Yong. Sebab dia sendiri pernah mengalami hal seperti itu.
"Jadi, apa yang telah dilakukan oleh orang itu kepadamu?"