Chereads / SEMUA TENTANG CINTA / Chapter 24 - TEMAN RAKA

Chapter 24 - TEMAN RAKA

24. Teman Raka

"Jadi lu anggap gue seperti mereka juga ya, Ka?" Tanya Kanaya, berpikir ia tidak istimewa seperti yang di bayangkan.

"Maksud nya??" Raka nampak kebingung-an dengan pertanyaan Kanaya.

"Ohh, nggak apa-apa, Ka. Ya udah anterin gue pulang ke kos aja ya." Pinta Kanaya, menunjukan kecewa dengan pernyataan Raka.

Raka mengangguk dan mengendarai motor dengan sangat hati-hati dan berjalan sangat pelan.

"Raka! Kenapa pelan banget jalan nya?" Tanya Kanaya, dari balik punggung Raka.

"Iya kaya nya motor gue ngambek nih." Teriak Raka, agar suara nya terdengar Kanaya.

"Maksudnya gimana?" Kanaya tidak mengerti ucapan Raka yang menggantung.

"Iya kayanya motor gue harus istirahat lagi." Lagi teriak Raka, dan menatap Kanaya melalui kaca spion motor.

"Gue nggak ngerti deh maksudnya apaan." Kanaya masih belum paham dengan ucapan Raka.

Kemudian Raka menghentikan motor nya di sebuah parkiran pinggir jalan.

"Maksud gue adalah, kita duduk disini sambil istirahatin motor gue dulu." Raka memperjelas maksudnya, sambil menengok pada Kanaya.

Kanaya pasrah seakan tidak punya pilihan, ia melepaskan helm serta jaket, mengikuti Raka, dengan wajah sedikit murung.

***

Raka mengajak Kanaya duduk di bangku taman, pemandangan disini penuh dengan lampu-lampu, serta orang berpasangan dan bermesraan menikmati suasan malam.

"Nay, udah dong jangan begitu muka nya. Gue jadi serba salah nih." Ujar Raka, merasa bingung.

"Emang muka gue kenapa?" Tanya Kanaya, dahi nya mengernyit.

"Jutek gitu, gue jadi takut, Nay." Ungkap Raka dengan hati-hati.

"Senyum ya, Pleaseee!!" Raka memohon dengan wajah yang menggemaskan.

Karna wajah Raka begitu lucu saat memohon, Kanaya pun otomatis melengkungkan senyum yang paling manis untuk Raka.

"Nay, kalau ada ucapan gue yang salah, tolong di maafin ya. Gue janji nggak akan ngeluarin perkataan yang bikin lu sedih, marah, kecewa, kaya begini lagi. Gue janji Nay." Raka menatap mata Kanaya dalam-dalam.

Dingin nya malam, dan ramai nya keadaan di sekitar tak membuat Raka malu mengungkapkan perasaan di hati nya.

"Dari sejak pertemuan kita di gedung parkiran tua dan tanpa di sengaja itu, gue udah jatuh cinta sama lu, di tambah hari-hari belakangan ini kita bersama, seakan membuat gue nggak mau jauh dari lu." Ungkap Raka dengan jelas dan sangat berani.

"Gue rasa ini terlalu dini untuk di ungkapkan, tapi semakin lama di biarin, perasaan gue semakin sakit, Nay. Terlebih lagi kalau liat lu di gangguin sama orang macam Dimas itu." Raka mencoba memberikan alasan dan wajah nya menunjukan pengharapan penuh.

Wajah Kanaya bingung dan ia masih terdiam mendengar laki-laki aneh ini mengungkapkan perasaan hatinya.

"Kalau lu nggak bisa jawab sekarang, nggak apa-apa. Tapi setidaknya lu udah tau perasaan gue sama lu yang sebenarnya." Kata Raka masih menatap kedalam mata Kanaya.

"Hahaha.., lu pasti lagi bercanda kan?" Sahut Kanaya cengengesan dan tertawa kecil.

"Emang lu liatnya muka gue lagi bercanda ya, Nay?" Raka menunjukan wajah yang lebih serius dari sebelum nya, serta memajukan wajah nya mendekati wajah Kanaya.

"Jadi ini semua lu lakuin karna berusaha mau jadikan gue pacar lu? Tapi banyak orang yang bilang lu nggak pernah sama cewe dan gue sempat berpikir lu nggak normal." Jawab Kanaya apa ada nya sesuai dengan apa yang di pikirkan.

"Banyak banget pertanyaan lu sih. Gue jawab satu per satu ya." Ujar Raka masih mempertahankan posisi seperti tadi.

"Yang pertama, gue lakuin ini bukan sebagai alat sogokan untuk menjadikan lu pacar gue. Gue tulus bantuin lu, seperti gue bantu anak-anak untuk belajar.

Meskipun nanti nya lu nolak gue, gue nggak akan menyesal pernah berbuat baik sama lu." Ungkap Raka dengan kesungguhan hati nya, tanpa mengada-ada.

"Yang kedua, iya gue akuin kalau gue nggak pernah mau deket sama cewe yang pernah beberapa kali deketin gue, tapi bukan berarti gue nggak normal dong ya!

Gue cuma belum nemuin yang pas di hati gue, Nay." Raka masih mencoba membuka semua tentang dirinya.

"Lagi pula kalau gue nggak suka pun nggak salah dan nggak perlu di paksain lah! Nama nya hati, kalau nemu yang pas ya kaya gue pertama kali liat lu, perasaan jantung gue berdetak nggak beraturan." Raka masih memberi penjelasan, berharap Kanaya mengerti setiap ucapan nya.

"Jadi ? Lu nembak gue nih?" Sahut Kanaya, sembari melirik dengan wajah usil.

"Gue nggak nembak lu, gue cuma lagi ungkapin tentang perasaan gue." Raka membenarkan posisi duduk dan melempar tatapan nya ke orang yang sedang berlalu lalang, seolah tidak peduli lagi dengan kejahilan Kanaya.

"Hei Raka! Gue nggak sempurna jadi pasangan buat lu. Kenapa lu nggak mikirin sampe jauh ke depan?" Kanay tidak enak hati, karna ia pun teringat akan Mila yang jauh lebih sempurna untuk menjadi pasangan Raka, di banding diri nya.

"Apa yang harus gue pikirin?? Gue cuma mau bahagia dan gue bahagia saat bersama lu, Nay. Sampe sini paham ya?"

"Bukan gue nggak mau jadi pacar lu, gue mau lu kenal gue dan keluarga gue dulu. Jangan sampe lu ilfeel saat tau siapa gue dan background keluarga gue yang sebenarnya, Raka." Kanaya menundukan kepala. Kanaya menjadi minder karna keluarga nya yang tidak sempurna, belum lagi, Raka bukan laki-laki sembarangan.

Terlalu banyak kelebihan pada diri Raka, sehingga sampai saat ini, Kanaya belum bisa melihat kekurangan Raka.

"Jadi sebenernya lu mau? Asal gue udah ketemu keluarga lu?" Raka memastikan ucapan Kanaya.

"Hee emmm.." Kanaya menggangguk perlahan, dan tersenyum.

Raka merentang kedua tangan nya, lalu dengan hati-hati dan penuh perhitungan, memeluk Kanaya.

"Raka, gue nggak tau cara nya pacaran. Gue nggak pernah pacaran!" Bisik Kanaya malu-malu, dalam pelukan Raka ia merasa tenang.

"Hahaha, tenang aja. Lu nggak sendiri. Gue juga nggak pernah pacaran. Kita jalanin aja sesuai hati kita, karna gue juga nggak tau bagaimana seharusnya." Jawab Raka tertawa kecil, dan mengecilkan volume suara nya. Sehingga hanya Kanaya yang mampu mendengar perkataan Raka.

Kanaya ikut tertawa dengan pengakuan Raka, "laki-laki se sempurna lu belum pernah pacaran hingga di usia yang terbilang matang sekalipun, lucu juga ya." Ucap Kanaya dalam hati.

"Eh, tapi ngomong-ngomong siapa sih laki-laki yang di perpustakaan tadi?" Tanya Kanaya yang sejak awal mau bertanya namun lupa karna banyak kegiatan dan sekarang tiba-tiba saja ia teringat dengan kehadiran sosok lelaki misterius itu yang sedikit memaksa kehendaknya, saat itu.

"Ooh, itu sahabat gue, Guntur Pangestu. Tapi biasa gue panggil masbro aja." Jawab Raka, sambil terus memeluk Kanaya dengan penuh kehangatan dan rasa sayan yang ia miliki dan mampu di rasakan juga oleh Kanaya.