"Nay, selama tiga minggu lu nggak pernah libur, besok lu libur ya!" Ucap Ci Ason, di mobil. Ia berniat mengantar Kanaya sampai di restauran.
"Wah besok boleh libur? Asyiikk!" Karna terlalu bahagia, Kanaya bertepuk tangan sendiri.
"Harus nya kan setiap minggu lu libur, tapi nggak pernah lu ambil jadwal libur." Lagi jelas Ci Ason yang duduk di depan bersebelahan dengan driver.
"Hehehe, iya karna Aku juga bingung mau ngapain di kos, nggak ngapa-ngapain juga kalau libur. Mending kerja aja deh. Hehehe.." jelas Kanaya pada Bos perempuan nya itu secara jujur dan dengan sumringah.
"Iya kan bisa jalan-jalan sama pacar lu, bisa nengokin mama lu, bisa melalukan apa aja." Ci Ason membayangkan hari libur yang menyenangkan.
"Hehehe, aku kan nggak ada uang dan aku juga nggak punya pacar ci." Malu-malu Kanaya menjawab ucapan Ci ason.
"Bisa aja lu! Si Athong cerita, laki-laki yang kemarin anterin lu, itu kan pacar nya lu. Bapak nya dia itu punya perusahaan dimana-mana, juga bukan perusahaan kaleng-kaleng!" Ungkap Ci Ason, seolah-olah sudah mengetahui apa yang di miliki keluarga Raka.
"Aku nggak peduli Ci mau keluarga nya punya apa, hehehe. Aku akan baik kalau dia juga punya pribadi yang baik dan sayang sama aku." Kata Kanaya, sambil membayangkan wajah Raka sedang tersenyum pada nya.
"Emang dia nggak baik sama lu?" Tanya Ci Ason mengernyitkan dahi, wajah nya penuh memperlihatkan rasa penasaran sambil menengok ke belakang, tempat Kanaya duduk.
"Justru karna dia baik Ci-" ucap Kanaya terputus, saat ia melihat sudah sampai di tujuan.
"Ci terima kasih banyak udah anterin aku sampe sini." Kata Kanaya, menggendong ransel nya.
"Iya sama-sama, besok lanjutin cerita lu yang tadi ya!" Ujar Ci Ason, dengan wajah yang usil menggerakan-gerakan alis nya.
"Hahaha iya Ci, kalau aku inget ya. Dah! Ci Ason." Kanaya pun segera keluar dari mobil.
Ia berlari menuju tempat finger print dan langsung mengganti pakaian seragam yang di keluarkan dari tas ransel dengan cepat.
Mencuci tangan, serta mengikat rambut menjadi lebih rapih.
Dan ia pun kini siap melayani para tamu yang datang, restauran ini selalu ramai karna menjadi tempat favorit para pasangan baik muda maupun tua.
Selain menyajikan makanan yang memiliki cita rasa tinggi, di restauran tempat Kanaya kerja ini pun selalu mendatangi pemain saxophone serta piano yang sangat handal dan ahli memainkan musik agar suasana menjadi terasa lebih romantis.
Selama Kanaya hidup menjadi orang kaya, ia tidak pernah melihat papa nya dengan mama nya seromantis pasangan tua yang sering ia layani di restauran ini.
Sering kali juga, opa-opa yang datang kesini memberikan surprize untuk pasangan nya yang sudah oma-oma.
Kanaya paling senang melayani pasangan yang sedang merayakan wedding anniversary dengan angka yang sudah terbilang banyak, karna ia selalu berandai-andai, mama dan papa nya bisa hidup sedamai, sebahagia dan seromantis ini.
Di restauran ini, meskipun Kanaya terbilang anak baru saat itu, tidak ada satu senior pun yang berani mengerjai atau membuat Kanaya tidak betah.
Karna di restauran ini hampir semua tau bahwa Kanaya ponakan dari Ci Ason yang adalah sahabat owner restauran.
Sungguh nasib yang beruntung Kanaya bisa mengenal Raka, karna seandai nya tidak ada Raka, ia pasti akan bingung akan menjadi seperti apa, mencari kerja yang belum pasti bisa menerima nya.
Rasa nya tidak mungkin ada keramahan seperti yang ia rasakan di kedua tempat ia bekerja saat ini.
***
Sama seperti hari-hari kemarin, Kanaya pulang pukul 01.30 setelah membantu membersihkan restaurant, dari restaurant yang sudah tutup sejak pukul 00.30
Hari ini, ia pulang lebih telat dari hari kemarin, karna semua karyawan mendapat gaji juga.
Ada yang di transfer, ada yang menerima cash.
Kanaya salah seorang yang menerima gaji secara cash, karna belum sempat membuat kartu ATM.
Seorang kepala pelayan restaurant, di percaya untuk membagikan amplop yang sudah tertulis nama penerima nya.
"Nay, ini gaji kamu dari bos." Ucap seorang laki-laki berusia 46 tahun, dengan sopan dan lemah lembut menyerahkan amplop putih bertuliskan KANAYA.
"Terima kasih banyak Pak Dody!" Seru Kanaya, ia mengambil amplop itu, sambil membungkukan tubuh, menghormati lawan bicara nya.
"Oh ya, besok jadwal nya kamu libur ya, Nay. Di ambil kan?" Tanya seorang laki-laki yang adalah kepala pelayan itu pada Kanaya.
"Di ambil Pak, hehehe. Naya kangen mama." Jelas Kanaya dengan senyum nya.
"Pasti besok bisa melepas rindu. By the way beruntung nya lagi, kamu dapat libur dua hari dari bos." Jelas Pak Dody sambil tersenyum juga.
Makin berseri wajah Kanaya mendengar kabar bahagia itu, ia pun menempelkan kedua tangan nya di dada dan membungkuk berkali-kali, sambil mengucapkan terima kasih.
"Iya Nay, sama-sama, lagi pula saya hanya menyampaikan apa yang di perintahkan oleh bos. Ya sudah, kamu boleh pulang sekarang, Hati-hati ya! Karna ini sudah larut malam." Kata Pak Dody yang jadi tidak enak hati karna Kanaya terlalu berlebihan dalam mengucapkan terima kasih.
Kanaya senang, karna selama hampir tiga minggu, ia tidak pernah mengambil jadwal libur, ia memberikan permohonan hari liburnya kalau sudah mendapat gaji saja, dan semua itu di terima oleh owner nya.
Hati Kanaya yang begitu bahagia.
Kanaya keluar pintu dengan rasa takut, karna ia membawa uang gaji nya. Ia takut akan banyak pemalak di jalanan yang akan ia lalui.
Kanaya melangkah perlahan sambil berpikir keras.
Ia menghentikan langkah tepat di depan pintu keluar karyawan.
Dengan mata terbelalak dan mulut menganga ia pun sangat terkejut dan hampir pingsan saat melihat sosok laki-laki duduk di atas motor beat nya.
"RAKA?" Kanaya masih tidak percaya, karna ia sering kali hadir dalam pikiran Kanaya.
Kanaya mengucek mata nya dan membuka mata semakin lebar, "ini pasti cuma khayalan gua aja! Udah sana pergi jauh-jauh. Gua bisa gila karna kangen sama lu." Gerutu Kanaya pads diri nya sendiru, seperti anak kecil yang ketakutan dengan apa yang di lihat nya.
Bukan nya pergi, sosok lelaki itu malah semakin tersenyum pada Kanaya.
Kemudian Kanaya mendekati apa yang ia lihat, kemudian mulai menyentuh wajah Raka.
Untuk memastikan bahwa keberadaan nya bukan hanya sebuah halusinasi karna kerinduan nya pada laki-laki yang pernah mengajak nya memiliki hubungan yang lebih dekat yang di sebut dengan pacaran.
"Aduh Nay, sakit ih. Udah deh jangan gila! Ayo pulang!"ucap laki-laki tampan itu sambil merintih kesakitan, saat Kanaya mencubit kedua pipi nya dengan kekuatan maksimal.
***