Chereads / SEMUA TENTANG CINTA / Chapter 19 - THE STORY

Chapter 19 - THE STORY

"Nay, ayo!" Raka memanggil Kanaya.

Nampak Kanaya hanya diam hingga bayangan Mila menghilang pun Kanaya masih diam, seakan terguncang hatinya.

Karena apa yang terjadi hari ini, bertubi-tubi sejak bertemu pria asing di perpustakaan dan Mila yang ternyata ngefans berat pada Raka, membuat Kanaya tidak bisa berpikir secara manusia normal.

Dan ia juga tidak pernah mengalami hal semacam ini sebelum nya.

Raka pun mulai menggenggam tangan Kanaya agar ia meninggalkan tempat itu dengan segera.

Kanaya menuruti gerakan Raka, seolah hilang tenaga, ia hanya berjalan dengan pandangan kosong.

Raka membuka kan pintu mobil untuk Kanaya, dan ia pun masuk dari pintu di arah sebaliknya.

"Nay, gue minta maaf atas semu ucapan Mila yang nggak baik ke lu barusan." Kata Raka mencoba memperbaiki keadaan yang sudah menjadi berantakan.

"Kenapa lu yang minta maaf? Emang lu pacaran sama dia atau semacam nya? Sampai lu yang harus mewakilkan dia untuk minta maaf?" Akhirnya Kanaya bisa berucap, meski sudah mengumpulkan tenaga, suara nya masih terdengar sangat pelan dengan mata tertunduk kebawah.

"Nay! Dengerin gue ya, Please!" Raka memegang wajah Kanaya, dan menghadapkan tepat di wajah nya.

Ia melihat dengan segenap hati, ketulusan Raka pun nampak dari pancaran mata yang bersinar saat menatap Kanaya.

"Gue cuma peduli sama perasaan lu, gue nggak mau lu mikirin omongan Mila yang nggak bermutu.

Gue itu nggak pacaran sama Mila dan nggak akan pernah.., meskipun satu kampus atau mungkin satu dunia tau dia suka banget sama gue. Tapi gue nggak ada rasa apa-apa sama Mila, secuil upil pun nggak Nay!" Jelas Raka menatap wajah Kanaya yang masam dan bersedih.

Raka juga menghapus air mata yang keluar setitik demi setitik dari pelupuk mata indah milik Kanaya.

"Jujur ya, gue percaya banget sama semua yang lu ucapin Raka, tapi kenapa Mila sampai begiti kasar nya ngatain gue yang dia sendiri nggak kenal bahkan nggak tau siapa gue kan." Kanaya terisak menangis dalam tangan Raka.

"Pssttt psstt!" Raka sedikit memajuka duduknya, dan meraih tubuh Kanaya lalu memeluk dengan erat.

"Udah udah, jangan dipikirin omongan Mila, dia itu bisa berbuat apapun supaya gue nggak punya temen, apa lagi gue juga baru pertama kali jalan sama cewe kaya begini. Dia pasti shock banget, Nay!" Ucap Raka dengan perlahan.

"Eh! Tapi ngapain lu pake peluk-peluk gue!" Ketus Kanaya mundur dan menjauhkan tubuh nya dari tubuh Raka.

"Lu ambil kesempatan dalam kesempitan banget sih! Gue nggak suka!" Kanaya semakin marah begitu sadar akan sikap Raka yang baginya hanya memanfaatkan keadaan Kanaya yang bersedih.

"Oke oke! Gue minta maaf lagi, dan gue nggak bermaksud untuk berlaku seperti apa yang lu tuduhin ke gue!" Jelas Raka, seraya mengangkat kedua tangan, merasa bersalah dengan sikap nya yang terlalu perhatian terhadap Kanaya.

"Iya oke!" Ketus ucap Naya.

"Sekarang lu bisa bantu gue untuk dapat kerjaan dan tempat tinggal kan? Sesuai dengan janji lu!" Kata Kanaya, langsung teringat pada niat awalnya. Serta menghapus air mata dan air di hidung menggunakan telapak tangan.

"Masalah lu sama Mila bukan masalah gue, jadi gue nggak peduli. Gue hanya butuh kerjaan supaya gue bisa bertahan hidup di luaran ini." Kata Kanaya, langsung berusaha melupakan semua yang terjadi hari ini yang adalah hanya sementara.

Karna Kanaya pun tidak akan datang ke kampus Raka untuk yang kedua kali nya, bagi Kanaya kejadian hari ini hanya terjadi hari ini dan tak akan terulang kembali.

"Oke, gue anterin lu ke tempat lu akan bekerja. Maaf!" Jawab Raka dengan dingin dan langsung menginjak pedal gas perlahan.

***

'Ciiitt' suara ban mobil Raka berdecit, membuat semua mata yang berada di luar memandang mobil cantik milik Raka.

"Counter hape?" Tanya Kanaya, heran.

"Iya. Disini lu pasti di terima kerja. Dan gaji nya cukup untuk lu bayar kost serta makan sehari-hari, gimana?" Ungkap Raka, sikap nya menjadi dingin dan tidak biasa.

"Mau mau.., gue mau kerja disini." Jawab Kanaya bersemangat dan bibir manis nya melengkung tersenyum.

"Ayo." Kata Raka mengajak Kanaya keluar dari mobil.

***

"Bro." Sapa Raka pada salah seorang pemuda berwajah oriental yang terlihat sedang duduk memainkan gadget nya.

"Wah, jadi datang juga lo! Udah berapa lama nggak ketemu kita?" Sahut seseorang itu dengan logat chinese yang kental menengok Raka, memberikan senyum.

"Gimana bro, tentang yang tadi gue chatting ke lu, bisa langsung kerja besok?" Tanya Raka langsung pada maksud kedatangan nya.

"Ada dong bro, bisa langsung kerja hari ini sebenernya kalau lu mau." Jelas teman Raka, yang sudah menyiapkan apa yang Raka butuhkan.

"Hari ini gue masih mau nyari'in kosan buat dia." Ucap Raka menunjuk Kanaya.

"Ehh iya, sampe lupa deh gue. Kenalin dulu ini temen gue, kanaya nama nya." Kata Raka pada Athong.

"Nay, ini temen SMP gue Athong." Kata Raka pada Kanaya.

Kanaya dan Athong saling bersalaman, seolah terhipnotis pada pandangan pertama, Athong lupa melepaskan genggaman tangan nya.

"Woi! Wahh, aji mumpung banget nih orang." Raka mengejutkan Athong dan menepuk lengan nya dengan kasar.

"Wah ini sih bikin gue jadi semangat ke toko." Goda Athong saat melihat paras Kanaya yang cantik dan mempesona.

"Jangan macem-macem lu, bapaknya Kanaya polisi, galak pula. Jadi gue saranin lu nggak usah macem-macem." Ujar Raka sengaja menakuti Athong.

Dalam hati Kanaya tertawa mendengar bualan Raka tentang Ayahnya.

Tapi Kanaya sangat bersyukur Raka berkata demikian, supaya Athong tidak genit pada nya saat bekerja nanti.

"Wahh, kalau begitu, mendingan dia kerja sama iih (tante) gua aja ya, Ka." Jelas Athong menjadi down mental saat tau siapa Ayah Kanaya.

"Iyaa boleh." Sahut Kanaya seketika mengejutkan Raka dan Athong.

"Emang iih (tante) lu toko nya dimana?" Tanya Raka penasaran, karna sebelum nya tidak ada pembicaraan Athong akan mempekerjakan Kanaya di toko lain.

"Nggak jauh kok, dekat sini juga. Tapi se enggak nya gua nggak terpancing untuk menggoda dia kan." Jawab Athong, sambil melurik genit pada Kanaya.

Kanaya melihat tingkah Athong yang genit, malah jadi jijik sendiri. Karna sebelum nya ia tidak pernah sama sekali berinteraksi atau pun menjawab obrolan dari laki-laki.

Semua kebiasaan nya yang dulu berubah sejak mengenal Raka.

"Ayo deh ikut gua ke toko iih (tante) gua, sekalian gua kenalin langsung ke iih gua ya." Jelas Athong.

Kanaya dan Raka mengikuti langkah Athong yang jalan lebih dulu.

***