Sebelum jam kerja berakhir, Naura memanfaatkan bonus instan dari divisinya. Gadis itu dengan santai berlenggang meninggalkan ruang kerjanya, kemudian menuruni lift untuk berangkat pulang. Tidak lama berdiri menunggu, akhirnya pintu lift terbuka, dan gadis merasa terkejut. Di dalam lift, terlihat Johan dan Alexander tersenyum menyambut gadis itu.
"Maaf Tuan Muda, permisi.." ucap Naura lirih. Gadis itu langsung menekan tujuan ke lobby gedung itu. Alexander tersenyum dan memberi isyarat pada Johan, dan wakil CEO itu hanya menganggukkan kepala.
Tidak berapa lama, pintu lift terbuka. Tanpa menoleh ke belakang, gadis itu langsung keluar dari pintu lift dengan diikuti oleh Alexander. Sedangkan Johan melanjutkan untuk menuju basement.
"Miss Naura.., tidak bisakah jalannya dikurangi sedikit kecepatannya. Mungkin kita bisa keluar bersama." tanpa diduga, Alexander mengajak Naura berbicara. Merasa segan dan kikuk dengan CEO nya itu, Naura menghentikan langkahnya. Alexander segera mensejajarkan langkahnya di samping gadis itu.
"Maaf Tuan muda.., saya agak grogi berjalan di samping Tuan muda. Sepertinya kita beda level, sehingga kurang nyaman kalau harus berjalan berdampingan." Naura berkata dengan suara lirih, gadis muda itu akan menambah kecepatan jalannya. Tetapi tanpa diduga, tangan Alexander tiba-tiba sudah mencekal pelan pergelangan tangan gadis itu. Tanpa meminta ijin pada Naura, CEO itu menggandeng tangan Naura, dan keduanya berjalan berdampingan. Melihat perlakuan CEO itu padanya, membuat Naura menjadi tidak berkutik. Gadis itu tidak memiliki keberanian untuk menolak perlakuan intim yang ditunjukkan oleh Alexander.
"Selamat sore Tuan Muda...," petugas receptionis berdiri dan memberi sapaan dengan ramah terhadap Alexander, sambil melirik pada Naura. Sejak petugas itu bekerja di perusahaan ini, belum pernah sekalipun dia melihat kedekatan CEO perusahaan dengan karyawan perempuan, ataupun dengan perempuan dari luar perusahaan mereka. Saat ini, dengan mata kepalanya sendiri, receptionis itu menyaksikan CEO perusahaan Androlux menggandeng tangan seorang staf perusahaan yang belum lama bergabung dengan perusahaan itu.
"Kamu lihat kan semua karyawan di lobby, mereka memandangmu dengan tatapan iri. Dengan berjalan berdampingan denganku, semua menjadi keinginan dari semua perempuan di perusahaan ini. Harusnya kamu merasa bangga, jika aku memilihmu untuk berjalan di sampingku." mendengar perkataan dari Tuan Alexander, tiba-tiba Naura merasa muak. Tiba-tiba gadis itu merasa jijik mendengar perkataan CEO itu, Tidak diduga, Naura melepaskan cekalan tangan Akexander, kemudian menghempaskan tangan itu di sampingnya. Dengan cepat, Naura segera bergegas meninggalkan Alexander berjalan sendiri.
Semua karyawan di lantai bawah, yang melihat kejadian itu menahan nafas, Selama ini, CEO perusahaan ini kurang menyukai interaksi intim dengan para bawahannya, terutama bawahan perempuan. Tetapi saat ini, seorang bawahan yang belum lama bergabung dengan perusahaan ini, memperlakukan Tuan Mudanya dengan sinis. Di luar dugaan orang-orang disitu, Tuan Muda Alexander malah tersenyum mendapatkan perlakuan tidak hormat dari Naura. Dengan tergesa, CEO perusahaan mengejar Naura yang sudah terlihat meninggalkannya.
Di depan pintu lobby, terlihat Johan sudah berdiri dan membukakan pintu mobil untuk masuk Alexander. Melihat Naura yang berjalan menuju padanya, dengan sigap Johan menangkap lengan gadis itu kemudian menahannya.
"Tuan Johan.., tolong lepaskan tangan saya! Saya harus segera menuju ke halte, untuk mencegat bus kota." Naura melihat ke arah tangannya yang ditahan oleh Johan.
"Tahanlah sebentar Miss Naura.., Tuan muda Alexander sepertinya ada yang akan dia bicarakan denganmu." tidak berusaha mendengar permintaan Naura, Johan malah mempertegas jika CEO memiliki perlu dengan Naura. Mendengar perkataan itu, tubuh Naura menjadi lemas. Tidak mungkin Naura akan melakukan tindakan anarkhi dengan berbuat kasar terhadap CEO dan wakil CEO menggunakan kemampuan taekwondonya. Setelah mengambil nafas, Naura diam berdiri di depan Johan.
*********
Di dalam mobil.
Dengan tidak berdaya, akhirnya Naura mengikuti keinginan dari CEO dan wakil CEO perusahaan tempatnya bekerja. Dari pada membuat keributan di depan pintu lobby disaksikan oleh banyak karyawan, Naura memilih untuk mengalah. Tetapi jika kedua laki-laki itu melakukan sesuatu padanya di luar perusahaan, tanpa memandang kedudukan kedua laki-laki itu, Naura memutuskan untuk mengeluarkan jurus-jurus yang sudah dia pelajari dalam taekwondo.
"Kenapa diam Naura.., mana kegarangan yang tadi kamu tunjukkan di dekat lobby?? Aku sangat suka melihatnya, dan percayalah jika aku tidak akan marah menerima perlakuan itu darimu. Tetapi hanya khusus kamu yang melakukannya, bukan orang lain." dengan suara pelan, tiba-tiba Alexander membuyarkan lamunan gadis itu. Dari belakang kemudi, Johan melirik gadis itu sambil senyum-senyum.
"Hanya menegaskan saja Tuan muda.., jangan perlakukan saya seenaknya di depan orang banyak. Jujur Tuan muda.., perlakuan yang Tuan muda lakukan pada saya di lobby tadi, seperti melecehkan saya. Saya sangat tertindas Tuan muda..." seperti mendapat kesempatan, Naura mengeluarkan semua uneg-unegnya pada laki-laki itu. Melihat respon yang ditunjukkan oleh Naura, sangat mengejutkan Alexander dan Johan. Ternyata feeling mereka terhadap gadis itu benar, jika Naura bukan merupakan gadis murahan yang cepat merasa silau dengan kemewahan dan kemegahan. Bahkan di depan orang banyak, gadis itu berani melakukan penolakan terhadap CEO dan wakil CEO perusahaan tempatnya bekerja.
"Ya sudah.., aku minta maaf jika perlakuanku tadi sudah sangat menyinggungmu. Ternyata benar feeling yang kurasakan terhadapmu, kamu unik dan berbeda dengan gadis-gadis yang lain." tidak diduga, Alexander meminta maaf pada Naura. Bahkan dari depan, Johan terlihat terkejut dan melirik Tuan mudanya dengan heran.
Sejenak keheningan terjadi di dalam mobil itu, dan ketika tatapan Naura melihat bundaran dengan air mancur di tengahnya, gadis itu berbicara kembali,
"Tuan Johan.., seratus meter dari bundaran itu, tolong hentikan mobilnya. Saya harus turun disitu, karena tempat itu tidak jauh dari tempat tinggal saya." dengan sopan, Naura meminta Johan untuk menghentikan mobilnya di depan bundaran. Johan tidak berani menjawab, laki-laki itu melirik Tuan Mudanya melalui kaca di depan, dan terlihat Alexander menganggukkan kepalanya.
"Baik Miss..., tolong beri tahu aku ya, jika sudah sampai di lokasi." ucap Johan sambil terus mengemudikan mobilnya. Tidak lama kemudian, Naura memberi kode pada Johan untuk menghentikan mobilnya, dan wakil CEO itu mengikuti perintah Naura. Tetapi yang menjadi keheranan Naura, Johan mematikan mesin mobil setelah memastikan memarkir mobil dalam posisi yang benar, yang tidak mengganggu pengguna jalan lainnya.
Setelah mobil terparkir dengan benar, Alexander membukakan pintu mobil untuk Naura. Tanpa banyak bertanya, Naura langsung turun dari mobil.
"Terima kasih Tuan Muda.." ucap Naura kemudian berjalan meninggalkan kedua laki-laki itu.
"Tunggu Naura.." gadis itu terkejut, dan menatap kepada Alexander.
"Jangan panggil aku dengan sebutan Tuan Muda jika di luar perusahaan. Panggil aku dan Johan dengan panggilan kakak. Ijinkan kami untuk mampir ke rumahmu, siapa tahu ada teh panas yang dapat menghilangkan dahaga kami." sambil tersenyum smirk, Alexander berbicara pada Naura.
Merasa tidak nyaman jika menolak permintaan itu, tidak ada pilihan lain bagi Naura selain menganggukkan kepala. Ketiga orang itu segera berjalan memasuki jalan masuk menuju rumah Naura.
*********