Chereads / Bukan Dia Tapi Aku / Chapter 2 - Pencarian Cinta

Chapter 2 - Pencarian Cinta

Keesokan sharinya supaya tidak mendapatkan complain bahkan amukan dari Jonny, pegawai hotel sudah menyiapkan dini hari segala sesuatu yang nantinya akan dibutuhkan selama rapat. Berhubung sudah dilakukan semaksimal mungkin jadi rapat bisa berjalan lancar.

"Jhonny, i'm coming!" seru Rommy.

"Lho bukannya kamu di rumah? Kalau bini kamu nyariin gimana? bisa berabe aku. nanti dikira nyulik suami orang," timpal Jhonny kaget.

"Tenang saja. Tho, aku perginya ke penginapan teman cowok bukan cewek. Jadi gak bakal disangka selingkuhan," papar Rommy nyelonong masuk.

"Kamu habis dari mana? kamu mau minum apa biar saya pesankan," tawar Jhonny.

"Saya mau 1 botol bir," tungkas Rommy.

"Gila kamu! kamu kira tempat ini diskotik. Main asal pesan," sahut Jhonny menoyolkan jidat Rommy.

"Iya kan bisa saja. Kita di sini kan tamu. Jadi bebas dong mau pesan apa," jawab Rommy.

"Kalau kamu kekeuh pesan bir. Silahkan kamu bisa angkat kaki dari sini!" gertak Jhonny.

"Ampun Tuan Jonny yang ganteng. Oke deh terserah kamu aja," jawab Rommy.

"Bro, kalau gak salah kamu punya apartemen. Kenapa kamu milih nginep di hotel yang berbayar layaknya sultan? Tenang, maksud aku memang sih kamu Sultan tapi dengan cara mu seperti ini sama saja kamu menghamburkan uang," celetuk Rommy.

"Sok tahu kamu!" Jonny melangkah menuju balkon.

"Hey, bukannya aku sok tahu atau ngelarang kamu. Oh ya persiapan apa yang sudah kamu siapkan buat ngedate nanti?"

"Persiapan? Hallo ... Kamu kira ini meeting dengan pejabat negara perlu dipersiapkan segala. Ini kan acara cuman ngedate jadi gak usah berlebihan. Nanti kalau sudah waktunya menikah pasti akan saya persiapkan sebaik mungkin," jelas Jhonny.

"Oke deh terserah kamu aja," sahut Rommy.

"Rom, kamu serius mau nginep sampai hari Sabtu tiba? jangan-jangan kamu mau ngacangin aku ngedate," ucap Jhonny.

"Ye elah ini orang bukannya terima kasih ditemenin malah di suudzonin," jawab Rommy.

"Iya, makasih Rommy yang superrr baik hati ...." Jonny mencubit pipi Rommy.

"Jonny, kita nonton Drakor yuk," ajak Rommy memegang remot tv LED sambil rebahan.

"Malas ah, kamu aja." Jhonny menarik selimut karena dinginnya cuaca hujan.

"Gila masih jam segini mau tidur aja. Uda seperti anak kecil aja," ujar Rommy mengganti menjadi channel you tube.

Jhonny berbaring dan mulutnya bungkam seribu bahasa.

"Ya elah malah tidur beneran nih orang," ucap Rommy menengok ke belakang.

Ting ... tong ....

"Permisi, pesanan datang," ucap pelayan tamu.

"Iya, masuk aja gak dikunci," jawab Rommy.

"Ini Pak, pesanan white coffenya saya taruh di meja."

"Oh, ya tunggu. Ini saya ada tip tambahan kamu. Kamu bisa kan tolong bawakan menu favorit hotel saat musim dingin?" sahut Rommy.

"Tentu bisa Pak. Nanti akan saya bawakan ke sini. Kemungkinan 1 jam makanan bisa sampai sini soalnya saya masih harus ngantar pesanan ke kamar lain," kata pelayan hotel.

"Oke, no problem."

1 jam kemudian makanan musim dingin datang. Rommy makan sendirian ditemani nonton Drakor. Daging kambing dipercaya mampu menghangatkan tubuh. menu tongseng kambing sebagai makanan yang akan menemani Rommy saat cuaca dingin dan hujan saat itu.

"Hmmm ... aroma daging kambingnya sungguh mantap sekali." uap kuah aroma kambing diendusnya.

"Bro, bangun. Ini aku bawakan menu tongseng masih hangat. Dijamin enak banget," ucap Rommy menggoyahkan badan Jonny.

"Uhhh ... apa sih ngantuk banget. Kamu makan sendiri aja," tolak Jhonny dengan mata terpejam.

"Benaran nih gak mau? ini beneran enak lho. Beda banget sama yang kita makan di emperan."

Rommy mendekatkan mangkok berisi tongseng daging kambing di hadapan Joni tapi tetap saja Joni tidak bangun dari tidurnya.

Hari sudah mau menjelang pagi. Betapa kagetnya saat di kamar berantakan dipenuhi oleh bungkus snack dan mangkok kotor.

"Rommy, Rommy datang sudah berantakin aja," keluh Jonny sembari memanggil cleaning servis.

"Huwaaa ... kamu udah bangun Jhon. Bersih banget. Perasaan malam berantakan banget ini kok udah bersih aja. Apa sulapan ya?" lontar Rommy.

Datanglah petugas cleaning servis membawa alat pel dan alat kebersihan lain. Sementara Jhonny menunaikan kewajibannya buat mandi.

"Rom, kalau kamu ingin sarapan kamu tinggal calling ke no 112," ucap Jhonny mengeringkan rambut.

"Kamu pagi buta gini mau ke mana?" tanya Rommy.

"Di perusahaan ada kedatangan klien turis dari Amerika jadi aku mesti datang ke sana lebih awal," sahut Jhonny.

"Kamu gak ingin makan dulu? Emang bisa fokus meeting kalau gak makan?" tanya Rommy.

"Aku nanti makan di kantor aja atau paling makan roti sama susu sudah cukup," beber Jhonny meneteng tas.

"Kamu pulang jam berapa?" tanya Rommy

"Aku palingan besok sore baru nyampe hotel."

"Apa? sore? lama banget meetingnya," sontak Rommy.

"Iya soalnya aku habis meeting langsung take ke Bogor," ucap Jhonny.

"Ke Bogor ngapain? meeting lagi? sesibuk itu kah kamu?" berondong Rommy.

"Udah dulu ya, udah keburu nih waktunya," ucap Jhonny menghilang dari pandangan Rommy.

"Pantes saja sampai telat nikah. Nih orang mesti yang ada di otak meeting dan meeting lagi," ucap Rommy.

***

Jhonny bukanlah seorang pemimpin perusahaan yang gampang mengukur waktu. Bahkan sampai ruangan pun diterapkan sistem kedisiplinan. Sebagai figur yang disiplin terhadap peraturan tentu tidak asal memilih sekretaris. Sekretaris yang terpilih merupakan yang siaga dalam segala perintah. Roni salah satu orang yang dipilih untuk dijadikan sekretaris. Gerakannya yang siaga tidak perlu diragukan kecekatannya. Roni sudah tahu bahwa hari ini ada meeting penting sehingga dia harus datang lebih awal sebelum Jhonny datang.

"Ruangan sama berkas apakah sudah dipersiapkan?" tanya Jhonny.

"Sudah semuanya Pak," jawab Ronny menyilangkan tangannya di bawah.

"Oke kalau gitu. Masih ada waktu tiga puluh menit. Jadi bisa untuk sarapan," ujar Jhonny.

"Oh ya Ronny, tolong pesankan oatmeal dan susu. Segera ya,!" perintah Jhonny.

"Baik Pak, siap laksanakan,!" seru Ronny dengan suara lantang nan tegas dari Ronny berjalan menuju dapur.

10 menit kemudian oatmeal dan susu datang. Jhonny sarapan sambil mengecek email yang masuk ke ponselnya.

"Ron, menurut kamu berkas yang kita buat nanti bakal disetujui gak sama investor?"

"Menurut saya bisa Pak, soalnya menurut perjanjian di situ tertulis kita memberikan pajak dan harga komoditas jauh lebih terjangkau daripada sebelumnya. Tidak itu juga Pak, perusahaan juga menawarkan barang yang berkualitas tinggi."

"Oke kalau gitu. Jadi saya gak sia-sia nyuruh kamu bikin berkas itu," ucap Jhonny dengan tangan yang masih terus menyuapi diri sendiri.

Investor asing datang terlewat enam menit dari jadwal biasa. Meeting dengan investor asing kali ini Jhonny lebih banyak diam dan hanya bisa memaparkan proposal agar menarik perhatian mereka.

"Your proposal is very interesting but I have to review directly to the location (proposal anda sangat menarik tetapi saya harus meninjau langsung ke lokasi)

"Of course. we will accompany you to get there. (Tentu saja. kami akan menemani anda sampai disana)."

Pemberangkatan ke bogor terbilang cukup dekat jadi tidak memakan waktu lama. Peninjauan di mulai dari yang dasar berupa tahap pembangunan perusahaan cabang dan itu hanya sampai menjelang maghrib.

"Ronny, kamu bisa kan antar balik ke hotel?"

"Bisa Pak. Apa sih yang gak bisa buat si bos ganteng yang satu ini."Ronny mengawalnya dari belakang sembari membawa tas kerja Jhonny.

Sementara Jhonny akan bertolak kembali ke hotel disitu pula Rommy sedang karaokean di ruangan pribadi Jhonny bersama Rhandy tanpa seijin Jhonny.

Prokk ... prookkk ....

"Merdu banget suaranya sampai kedengaran dari parkiran bawah tanah."

"Eh, kamu Jhon. Bukannya kamu tadi bilang pulangnya besok," sontak keduanya mata terbelalak.

"Terus kalau andai saja aku pulangnya besok kamu bakal ngobrak-abrik seisi ruangan ini," geram Jhonny.

"Hehehe ...." Senyum nyengir bagaikan kuda nampak terlihat pada keduanya.

"Udah-udah saya gak mau tahu sekarang kalian bereskan semuanya. Saya mau mandi habis itu mau rehat," ucap Jhonny lesu.

"Pak bos, saya boleh ijin pamit pulang tidak?"

"Eehh ... kamu mau ke mana? titip buangkan sampah ke luar," kata Rommy.

"Bentar tadi kamu nyuruh siapa?" sela Jhonny tatapan tajam.

"Dia." Jari Rommy menunjuk ke arah Reo.

"Kamu jadi orang manja banget sih. Buang sampah aja gak mau. Reo kamu mending langsung balik saja dan kalian berdua tolong bersihkan sampah kalian ini. Kalau gak ...."

"Iya ... ya. Oke, kita buang nih sampahnya," ujar Rommy muka ditekuk.

"Jhon, kamu pasti capek ya? mau saya buatkan teh hijau biar badan kamu berasa relax," tawar Rhandy yang cukup dewasa.

"Modus kamu Ndi. Bilang saja gak mau membersihkan," celetuk Rommy.

Jhonny membawa handuk langsung menyalakan air hangat shower. mandi air hangat setelah bepergian mampu meregangkan ketegangan otot-otot maupun syaraf otak sehingga badan menjadi segar kembali.

"Gara-gara kamu sih Rom," tuduh Rhandy.

"Saya pikir kamu sudah minta ijin sama Jhonny. Taunya pulang-pulang dia langsung ngambek."

"Gapapa lha. Kayak gak kenal Jhonny aja," jawab Rommy.

"Daripada kita pusing mikirin hal-hal tadi mending kita ke bioskop aja," cetus Rommy.

"Tapi, kamu yang traktir ya ... terus gimana dengan Jhonny?"

"Gak usah lah, dia lagi jadi singa," celetuk Rommy.

"Bilang apa kamu tadi? Aku kayak singa?" sela Jhonny saat digosipkan seperti singa.

"Hahaah ... kabuuurr ...."

"Hey, kalian mau ke mana?" teriak Jhonny.

***

Namanya saja Rhandy dan Rommy dua sejoli kawan yang memiliki kesamaan karakter. Tidak seperti Jhonny yang terlalu serius terhadap pekerjaannya. Mereka justru kerap mengunjungi tempat-tempat bar. Rhandy salah satu pemilik bar merasa dirinya bebas booking kapanpun dia mau. Tempat yang nyaman sangat cocok dijadikan nongkrong buat bahas soal rencana perjodohan Jhonny dengan sepupu Rommy.

"Rhan, kamu ada ide gak?"

"Soal apa?" jawab rhandy.

"Soal ngedate perdana Jhonny itu," ucap Rommy.

"Oohh ... itu. Aku ada ide. Kita booking aja tuh restoran pinggir pantai. Jadi gini kita minta restoran itu bikin dekor seromantis mungkin. Ada lilinnya, kalau perlu nanti dibikin balon love melingkar," usul Rhandy.

"Ide yang bagus tuh Rand. Nanti aku akan bilang saudara ku untuk minta ketemuan di restoran dekat pantai," ucap Rommy.

"Mending kamu telpon dia sekarang deh," ucap Rommy.

"Siap ...."

Tuuuttt ...

"Assalamualaikum Rossa," sapa Rommy.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh Kak Rom. Gimana Kak Rom, apakah ada kabar berita?" jawab Rossa.

"Gini Dek Ros, kamu masih ingatkah sama Jhonny yang aku ceritakan waktu itu?" Rommy mencoba menarik kembali ingatan Rossa.

"Iya Kak, masih ingat."

"Ros, Kakak mau minta tolong sama kamu nanti pas kamu diajak ngedate sama dia minta aja restoran dekat pantai," perintah Rommy.

"Saya Kak Rom?" sontak Rossa hatinya dag Dig dug der.

"Iya, kan kamu yang akan ngedate. Gapapa, kamu gak perlu sungkan. Dia orangnya enak terbuka. Jadi gak perlu canggung," ucap Rommy.

"Ta .. pi masa Rossa dulu yang ngajak. Gak etislah Kak. Rossa nurut aja lah Kak kalau soal tempat karena itu gak jadi masalah," tolak Rossa.

"Kamu tenang saja. Sudah Kak Rommy atur. Kamu tinggal bilang omongan Kak Rom , tadi."

Rommy tidak mau dengar penolakan dari Rossa di telepon jadi sehingga memutuskan langsung panggilan Rossa.

"Gimana Rom, saudara mu mau kan?" sahut Rhandy.

"Oke Rhand, beres."

Hari senin sebelum Rossa dan Jhonny datang ke lokasi Rommy dan Rhandy sudah datang duluan ke restoran mutiara samudra. Berhubung Rossa yang merekomendasikan tempat ngedatenya dia jadi dia sudah sampai lebih awal dari Jhonny. Rommy dan Rhandy memantau dari meja lain untuk memastikan semuanya berjalan sesuai rencana.

"Permisi, apa benar kamu yang namanya Rossa?" tanya Jhonny.

"Iya benar. Ini Pak Jhonny?" Rossa mendongak ke anugerah terindah di depan mata Rossa.

"Betul. Apakah saya boleh duduk?" Jhonny melemparkan senyum.

"Ooh... boleh Pak, silahkan." Rossa berdiri mempersembahkan duduk.

"Sudah nunggu lama ya? maaf datangnya telat tadi sempat ada perlu di kantor," ucap Jhonny.

"Tidak juga Pak," jawab Rossa.

"Rossa ini masih kuliah atau sudah kerja?" Jhonny membuka topik pembicaraan.

"Saya baru lulusan kemarin dan alhamdulilah sudah diterima mengajar di yayasan pondok pesantren Jannah," beber Rossa.

"Ooh ... jadi kamu seorang guru. Kalau boleh tau guru apa?"

"Bahasa arab."

"Bagus. Mata pelajaran yang luar biasa menurut saya. Ya karena menurut saya itu butuh pemahaman yang mendalam," tungkas Rhandy.

"Maaf Pak, sedari tadi kita ngobrol tapi belum pesanan minuman," ceplos Rossa.

"Astaga, jadi kamu dari tadi belum pesan apa-apa. Kamu pesan apa? biar sekalian saya bayar," jawab Jhonny.

"Saya minuman jus alpukat," jawab Rossa.

"Oke," ucap Jhonny, "mba ...." Jhonny melambaikan tangan ke pelayan restoran.

"Iya Pak, ada yang ingin dipesan?" tanya Pelayan restoran.