Chereads / Bukan Dia Tapi Aku / Chapter 5 - Mantan Modus

Chapter 5 - Mantan Modus

"Lepasin gak! Iih... geli tau," bentak Jhonny.

"My darling, saya gak mau lepasin kamu sebelum kamu kecup saya," sahut Belinda bergelayut manja.

"Astaga Belinda. Kamu itu ya memang sudah dibilangin. Saya bilang lepasin ya lepasin!!" Jhonny mendorong badan Belinda.

"Kamu kasar banget sih sama saya!" kata Belinda.

"Suruh siapa kamu peluk-peluk gak jelas seperti tadi," jawab Jhonny.

"Saya ini kekasih kamu, Darling," ucap Belinda.

"Apa kamu bilang tadi? kekasih?! where have you been all this time?!"

"Oke, asal kamu tahu selama ini saya sibuk kuliah di luar negeri," ucap Belinda.

"Oke fine. Saya tidak masalah kalau kamu kuliah di luar negeri atau ke luar dunia pun gak masalah but can you explain to me who the guy in your insta story photo is?"

"Itu cuman teman saya doang di luar negeri gak lebih. Kamu jealous?" Belinda mencubit pelan hidung Jhonny.

"Teman macam mana yang kamu maksud. Ooh, saya tahu yang kamu maksud TTM gitu?" langkah Jhonny maju sembari menatap tajam Belinda.

"Kamu gak usah sok jual mahal gitu Darling. Saya tau kalau sebenarnya kamu masih sayang kan sama saya?" ujar Belinda.

"PD!" seru Jhonny membanting pintu.

"Dasar cowok! saya pastikan kamu akan jatuh ke pelukan mu lagi," cicit Belinda menyunggingkan senyum.

Rasanya sudah malas sekali kalau akan balik ke hotel lagi. Jhonny memutar otaknya menentukan arah langkahnya ke mana dirinya akan pergi. Duduk di coffe shop itu satu-satunya cara yang digunakannya sekedar untuk merelaksasi diri. Di saat dirinya suntuk Jhonny mendapatkan kiriman pesan WA dari Rhandy.

"Jhon, sorry banget saya keluar kamar pakai gak ijin segala. Gak tau tuh kamar udah saya kunci belum," tulis Rhandy disertai emoticon minta maaf.

Mendapatkan pesan WA dari Rhandy, dirinya sudah mengetahui kalau orang yang keluar terakhir kali ialah Rhandy. Rasanya ingin menumpahkan amarahnya lewat telepon.

"Hallo, kamu di mana? bisa-bisanya sih kamu ninggalin kamar orang gak dikunci. Main seenaknya sendiri keluar masuk kamar. Kalau kemasukan maling gimana? Hah?! mau tanggungjawab apa?! Asal kamu tahu gara-gara sifat kelupaan kamu hari ini saya kena dampaknya!" serang Jhonny.

Rhandy yang ditelepon Jhonny dengan nada tinggi tersebut sudah tahu biasanya ada yang tidak beres terjadi di kamarnya.

"Apa yang sudah terjadi?" tanya Rhandy.

"Si cabe rawit masuk ke kamar saya," jawab Jhonny kesal.

"Si cabe rawit maksud kamu siapa? penjual cabe menggelar dagangannya di kamar kamu atau gimana sih maksudnya gak jelas. Jangan pake inisial gitu dong saya jadi bingung," ucap Rhandy.

Masa kamu gak tahu sih. Belinda lah maksudnya. Siapa lagi kalau bukan si cewek tengil itu," beber Jhonny merasa jijik saat menyebut Belinda.

"Apa? jadi Belinda datang ke kamar kamu? berani banget tuh cewek masuk ke kamar? Eh tapi but the way kok bisa tahu nomor kamar kamu dari mana?" berondong Rhandy.

"Kurang tahu tuh saya, yang jelas saya hari ini lagi bete masuk kamar," ucap Jhonny.

"Kamu nih di mana?" tanya Rhandy.

"Di coffe shop. Bingung nih mesti ngapain. Lagian malas juga kalau keluar hotel," ucap Jhonny melemah suaranya.

"Oh, ya bukannya tadi ini kamu habis ngedate. Gimana respon keluarga nya?"

"Saya masih belum ketemu orang tuanya. Katanya Abinya masih ngisi pengajian. Uminya juga masih ada acara di luar," jawab Jhonny.

"Gapapa. Jangan lesu gitu dong. Tadi tau gak hampir aja kamu kebongkar. Untungnya Mama kamu bisa saya kendalikan. Ide kamu cemerlang juga," ucap Rhandy.

"Saya tau kamu pasti bisa ngatasin Mama. Kamu kan calon artis sinetron ikan terbang. Hahaha," ledek Jhonny.

"Hehehe... bisa saja kamu."

"Udah dulu ya Jhon. Saya akan balik ke sana setelah urusan di sini selesai," imbuhnya sembari memutuskan panggilan.

Jhonny membuka layanan google untuk mencari fasilitas hotel yang akan dia singgahi setelah penginapan di sini selesai. Belinda tidak ada habisnya terus mencari Jhonny di setiap sudut hotel. Tempat terakhir yang belum di cari ialah coffe shop. Hari weekend ini banyak turis dan wisatawan domestik ada di setiap titik sudut termasuk coffe shop. Bisa jadi hari keberuntungan Jhonny.

"Kemana sih my darling. Apa mungkin dia keluar hotel? Iihh... susah banget nyarinya!" kesal Belinda menggigit jari.

Jhonny yang melihat Belinda dari kejauhan. Sebagai pengusaha dia sudah pasti berbahasa Inggris. Dia membahur jadi satu dengan turis yang ada di sana. Berbicara sembarang selagi masih ada topik yang bisa dibicarakan. Belinda masih saja belum pindah dan berusaha bertanya pada setiap turis yang lewat. Dia terlupa saat mencari Jhonny hanya menggunakan lingerie.

"Hallo crazy beauty.Come here with my brother, let me accompany you," ucap Turis berwajah tirus.

"What, you say i'm crazy?! sorry again i'm not crazy!!" sontak Belinda matanya melotot.

Pandangan orang sekitar menghadap kepadanya. Bahkan sampai ada yang tertawa. Puas Belinda dipermalukan oleh turis asing tadi. Hanya ada kata "crazy beautiful".

"Uuhh... akhirnya ikan tengil itu cabut juga،" ceplos Jhonny.

"What did you say earlier?" tanya Turis tidak sengaja mendengar kalimat asing Jhonny.

"No," jawab Jhonny sembari pamit pergi.

Dirasa menurutnya sudah tidak aman lagi. Lalu Jhonny mau tidak mau dirinya harus menyibukkan diri di luar hotel. Dulunya Belinda hampir sering kali diajak kencan oleh Jhonny. Dia hampir ingat persis nomor polisi mobil Jhonny. Jhonny yang sudah ada rencana akan kabut dari Belinda harus berdiam diri menatap ban depan Jhonny keduanya ternyata bermasalah. Paling suka menaiki mobil pribadi daripada taksi. Dia terkesan sangat jengkel sekali. Gegara ban mobilnya dia bermasalah. Disamping itu Belinda yang merencanakan semuanya itu sudah tau dan berada di lokasi parkiran berpura-pura menawarkan tumpangan.

"Beep, beep...."

"Hallo My Darling," sapa Belinda dari bilik kaca mobil.

"Kamu lagi kamu lagi! bisa gak sih gak usah ngikutin saya," lontar Jhonny menyipitkan mata di bawa lampu mobil yang menyorot.

"Jangan marah-marah gitu dong. Emang saya salah apa? Oh ya kamu mau ke mana biar saya anterin," tawar Belinda ganjen.

"Saya mau ke mana itu bukan urusan kamu! Sana kamu mending pergi aja!" usir Jhonny menyentak.

"Saya minta maaf kalau selama kita pacaran sempat ada kesalahan," ungkap Belinda.

"Iya kesalahan kamu buuaaanyak sekali. Eh, asal kamu tahu semua kesalahan mu udah fatal gak bisa ditolerir," sungut Jhonny.

"Masa iya sih separah itu. Kamu tega sekali sama cewek. Tega kamu Dariling!" sudut bibirnya terangkat dan tersenyum kecut.

"Iih... dasar cewek aneh. Siapa duluan coba yang goda," timpal Jhonny menyunggingkan senyum.