Lamunan Armorboy tentang isi buku yang menjelaskan Ras Yunin berakhir. Sekalinya keluar, sisi mulut Armorboy terangkat membentuk sebuah senyum. "Jika aku bisa menangkap wanita itu, lalu menghadiahkannya ke pangeran, kira-kira apa yang aku dapatkan dari pangeran ya?!" Dalam pikirannya, Armorboy membayangkan pangeran menjadikannya orang kepercayaan, atau memberinya sebuah wilayah sendiri, atau juga menggantinya dengan kekayaan tiada tara atas jasanya membawa wanita Ras Yunin yang notabene banyak orang mendambakan ingin memilikinya. "Tapi..." Di jeda ini, mata mesum Armorboy sekali lagi menatap tubuh seksi Sabrina. "...akan sangat sia-sia jika langsung memberikannya ke pangeran! Mungkin sebelum memberikannya..." Armorboy menjilati bibirnya yang kering searah jarum jam, sebelum melanjutkan omongannya. "...aku bisa mencicipinya sebentar!" Niat jahat ditambah niat mesum yang ditujukan kepada Sabrina secara tidak sadar keluar dari tubuh Armorboy.
Kedua hal itu tidak butuh banyak waktu untuk sampai ke Sabrina. Sabrina yang menerima kedua niat buruk itu seketika menghentikan tangannya yang sedang mencuci daging, dan mengangkat wajahnya, menatap ke arah di mana datangnya kedua niat buruk itu. Namun yang didapatinya hanya pemandangan pepohonan yang sepi, tidak ada siapa-siapa, hanya dedaunan yang jatuh tertiup angin. Mendapati tidak ada orang, Sabrina melanjutkan kegiatannya yang sempat terhenti.
Kembali ke Armorboy, masih di tempat yang sama, yang berbeda hanya kali ini dia tampak menyandarkan punggungnya ke batang pohon, menyembunyikan dirinya dari pandangan Sabrina.
"Hampir saja tadi ketahuan, untung refleksku sangat cepat!" Armorboy mengelus-elus dadanya untuk menenangkan jantungnya yang berdetak kencang akibat Sabrina yang tiba-tiba menatap ke arah tempatnya berada.
Belum juga merasa tenang, mata Armorboy sudah harus membelalak. "Shit!!!" Disusul Armorboy menjulurkan kepalanya sedikit dari balik batang pohon, kembali menatap Sabrina untuk memastikan sesuatu.
Sesuatu itu adalah warna pupil mata Sabrina. Tadi, sepersekian detik saat ingin bersembunyi, Armorboy sempat mendapati pupil mata Sabrina yang berwarna emas, dan Armorboy tidak ingin percaya pada apa yang barusan dilihatnya itu. Sebab, hadiah atas kontribusi kepada pangeran yang dibayangkannya tadi tidak akan menjadi kenyataan bila pupil mata Sabrina tidak berwarna perak. Seperti yang diketahui, di samping rambut perak, ciri-ciri lain Ras Yunin adalah pupil mata berwarna perak.
Kali ini, tampaknya Armorboy benar-benar mencurahkan semua fokus perhatiannya pada Sabrina, agar tidak ada kesalahan dalam memastikan warna pupil mata Sabrina. Saking fokusnya, indra seorang Assassin yang biasa digunakan Armorboy sebagai alarm dari serangan mendadak bahkan sampai dilupakan.
Bagi seorang Assassin, tidak, yang benar semua jobclass, ini merupakan suatu bentuk kecerobohan yang sangat fatal. Berada di tengah-tengah hutan liar yang berisi berbagai macam monster yang bisa kapan saja menerkam, tanpa menyisihkan sedikit fokus untuk mengamati area di sekitar diri sendiri, itu sama saja mencari mati.
Seperti yang barusan dibahas, beberapa meter di belakang Armorboy terdengar suara lirih [Kresek! Kresek!] yang silih berganti dengan jeda kurang lebih 1 detik. Dari suara yang dihasilkan dapat disimpulkan bahwa bunyi itu berasal dari dedaunan kering yang terinjak kaki, entah siapa pemilik kaki itu yang pasti makhluk hidup berkaki dua.
Dari posisi Armorboy, suara itu lambat laun terdengar semakin jelas. Sementara Armorboy sebagai tempat tujuan pemilik langkah kaki itu, tidak perlu ditanyakan lagi, dia tidak akan menyadari ada seorang yang mendekat ke arahnya.
Suara itu terus mendekat hingga akhirnya suara itu tak terdengar lagi pada jarak kurang lebih dua meter dari tempat Armorboy berdiri.
[Apakah wanita itu sangat cantik?!] Terdengar suara lagi, tapi bukan suara langkah kaki, suara itu berasal dari tempat pemilik langkah kaki itu berhenti.
"Lebih dari sangat cantik!" Akibat terlalu fokus pada satu hal membuat Armorboy lupa pada hal lainnya. Salah satunya lupa bahwa dia sedang sendirian di sana, Armorboy mengira dia sedang berbicara kepada temannya.
[Memang, di dunia ini tidak ada wanita yang lebih cantik dari ibuku?!] Suara pemilik langkah kaki itu terdengar seperti anak laki-laki kecil.
Penyebutan kata 'ibuku' menyadarkan Armorboy bahwa dia sedang berada di hutan belantara sendirian. Sekalinya sadar, [deg] jantung Armorboy bergetar, bulu kuduk berdiri, dan penuh kesigapan Armorboy melompat satu langkah ke samping, menjauh dari sumber suara.
Entah dari siapa suara itu berasal, musuh atau teman, dalam posisi yang sedang di alami Armorboy, respons pertama yang ditunjukkan akan sama, memasang kuda-kuda siap bertarung. Untuk Armorboy yang seorang Assassin, dalam keadaan sempit, tak ketinggalan menyempatkan diri mengambil senjatanya berupa scimitar kecil yang tergantung di pinggangnya.
"Kau~" Armorboy sadar telah melakukan kesalahan, dan dia juga siap menerima serangan dari orang yang berbicara itu. Tapi tak tahunya, orang yang berbicara itu bukan seorang musuh seperti yang ditakuti Armorboy, melainkan hanya seorang bocah gemuk.
Mengetahui itu hanya seorang bocah, Armorboy menghela napas. "Dasar bocah bau, kau benar-benar membuatku jantungan! Aku pikir tadi bandit sialan itu berhasil menemukan lokasiku!" Mengakhiri kalimatnya, Armorboy menyimpan kembali senjatanya ke tempatnya.
Lalu memandang dari bawah ke atas bocah yang dimaksud, bertubuh gemuk, tingginya kurang dari 2,5 kaki, dalam setelan pakaian jogging yang di dominasi warna putih, berdiri dengan tangan terlipat, menatap Armorboy dengan wajah tersenyum seakan tidak ada takut-takutnya bahwa yang ada di depannya itu adalah orang bersenjata.
Untuk bocah biasa sudah dipastikan akan lari terbirit-birit, atau paling tidak, akan berteriak memanggil orang tuanya, tapi tidak untuk bocah yang satu ini yang tidak lain adalah Rendy.
"Bandit?!" Senyum di wajah Rendy menghilang, berganti alis mengerut.
Keputusan yang diambil Rendy untuk mencari tahu pemilik niat buruk itu membuahkan hasil di luar dugaan. Selain bisa tahu pemilik niat buruk itu sekaligus targetnya, Rendy juga bisa mendapatkan informasi tentang keberadaan sekelompok bandit dari pemilik niat buruk itu. Adanya informasi tersebut cukup penting, terutama untuk menghindari serangan diam-diam.
"Ya benar! Mereka berada 1km ke arah sana!" Jari Armorboy menunjuk ke arah di mana dia datang. "Lebih baik kau segera menginformasikannya kepada orang tuamu untuk cepat-cepat pergi dari sini sebelum mereka datang kemari!" Bukan maksud Armorboy menjadi orang baik, dia hanya ingin segera mengusir Rendy dari sana, agar dapat melanjutkan mengamati Sabrina.
Dari keinginan Armorboy, dapat diketahui bahwa Armorboy lupa, bocah yang ada di depannya pernah menyebut ibunya adalah wanita yang sedang dia amati. Bukannya Armorboy merupakan seseorang yang mudah lupa, melainkan banyak faktor yang menyebabkannya tidak menyadarinya. Sebelumnya karena kurang fokus, kali ini karena Rendy memakai kupluk putih sehingga Armorboy tidak tahu warna rambut yang dimiliki Rendy. Bila tidak ada kupluk, dalam sekilas pandang, Armorboy bakalan langsung menyadari bahwa bocah yang ingin segera dia usir merupakan anak dari wanita yang sedang dia amati.
Sayangnya Rendy tidak menyadari maksud yang tersirat dalam perkataan Armorboy. Dia masih berdiri di sana, tidak ada tanda-tanda ingin pergi, malah mengomentari kalimat Armorboy dengan nada sombong. "Itu hanya sekumpulan bandit, apa yang perlu dikhawatirkan?! Sangat mudah bagi ibuku untuk mengatasinya!" Kesombongan yang keluar dari mulut Rendy bukan tanpa dasar.
Berdasarkan perhitungan kasar, ibunya sekarang berada di level 36. Angka tersebut didapat dari membunuh 68 Shadowwolf yang dibuat 'sekarat' oleh Golem Kerangka Raksasa. Dengan aturan setiap 1 makhluk hidup yang dibunuh akan memberikan 1% EXP/Level yang dimiliki makhluk hidup tersebut kepada si pembunuhnya. Maka, Shadowwolf berlevel 52-54 yang dibunuh ibunya akan memberikan rata-rata 0.53 level, dan dikalikan 68 Shadowwolf, di dapatkanlah level 36.
Disamping level 36, ibunya juga memiliki cincin set Armor yang terbuat dari gabungan beberapa equipment seperti 10 Helmet, 10 Armor, 10 Gloves, 10 Pants, 10 Boots, dan jangan lupakan juga Weapon Knuckle yang terdiri dari gabungan 10 Weapon bertipe acak. Total Stat kedua equipment tersebut, cincin set armor dan weapon, setara dengan seseorang berlevel 20. Hal itu menjadikan ibunya mampu menghadapi seseorang di level 56, dan menurut ibunya, seseorang di level 56 sangat jarang ada di ras human. Kalaupun ada, mereka bukan seorang anggota bandit kecil, melainkan seorang penguasa, entah seorang raja, pemimpin guild, atau ketua asosiasi.