'Ibuku', sekalinya mendengar kata itu, alis Armorboy mengerut. Merasa pernah mendengar kata itu sebelumnya tapi lupa di mana. Secara otomatis otaknya mencoba mencari ingatan tentang hal itu, dan didapati ingatan saat Armorboy mengamati Sabrina yang kedua kalinya, atau lebih tepatnya awal pertemuan Armorboy dengan Rendy.
'Bocah gemuk ini menyebut wanita itu sebagai ibunya, bukankah itu berarti...' Kenyataan pupil mata Rendy berwarna emas, seketika memupuskan harapan Armorboy untuk dapat menghadiahkan seorang wanita Ras Yunin kepada pangeran, lantaran wanita yang selama ini dianggap sebagai Ras Yunin, ternyata bukan.
Seperti yang diketahui, penampilan anak akan tampak mirip dengan orang tua mereka, dan bila bocah di depan Armorboy memiliki pupil mata berwarna emas, tak menutup kemungkinan ibu dari bocah itu akan memiliki pupil mata berwarna emas juga.
'Yah tidak apa-apa, tidak bisa berkontribusi kepada pangeran! Setidaknya masih ada kesempatan untukku mendapatkan wanita itu! Tapi...' Pandangan Armoy tertuju pada Rendy. '...anaknya ada di sini, lalu di mana suaminya?!' Rasa penasaran menghampiri Armorboy, terutama penasaran terhadap status yang dimilikinya, apakah suami itu memiliki status yang tidak bisa Armorboy singgung atau hanya rakyat jelata.
Mengetahui status adalah hal yang sangat penting, sebab hal itu berkaitan langsung dengan pilihan rencana yang ingin Armorboy eksekusi. Bila statusnya tak lebih tinggi dari ayahnya, Armorboy berniat mengambil wanita itu begitu saja. Sementara kebalikannya, Armorboy berniat menggunakan cara halus. Masuk ke kehidupan di antara mereka, lalu sedikit demi sedikit menjerumuskan si suami agar berselingkuh dengan wanita lain. Dengan si suami tidak setia, akan ada perpecahan di rumah tangga mereka, sehingga menciptakan kesempatan untuk Armorboy mendekati wanita itu.
"Ngomong-ngomong aku belum memperkenalkan diri! Namaku Arsenio Brady, anak kedua dari keluarga Arsenio, penguasa Kota Ylora! Aku ada permintaan, bisakah Adik Kecil yang ganteng ini membawaku untuk bertemu Ibumu yang kuat itu?! Ada bisnis yang ingin aku bicarakan dengannya!" Wajah Brady tersenyum, serta nada bicaranya terdengar sangat ramah-tamah sebagaimana saat berbicara kepada anak kecil.
Jangan tertipu dengan ekspresi yang ditampilkan Brady, itu hanya akting. Kenyataannya, di balik senyum itu terdapat akal bulus. Meski Rendy tidak tahu akan rencana licik Brady, bukan berarti dia akan menurunkan penjagaannya terhadap orang asing. Terlebih Rendy sudah tahu bahwa Brady adalah pemilik niat buruk yang membawanya ke sana.
Sudah tahu, lalu mengapa masih mendekati Brady? Rendy tidak ada pilihan, dia dan ibunya sedang tersesat. Mereka membutuhkan seseorang yang bisa memandu mereka keluar dari hutan itu.
Itulah kenapa saat Brady meminta bertemu Sabrina untuk membicarakan bisnis, tidak ada penolakan dari Rendy. "Selanjutnya jangan panggil aku Adik Kecil, kau bisa memanggilku Fatty Ren! Perihal permintaanmu, aku bisa mengabulkannya! Tapi sebelum itu..." Mata Rendy menatap tubuh Brady yang bak seorang pengemis. Dari bawah ke atas, tidak ada yang bagus untuk dilihat. Equipment yang dikenakannya compang-camping, penuh baret di sana-sini, dan penyok di beberapa tempat. "...akan lebih bagus jika kamu bersih-bersih terlebih dulu! Aku tidak ingin nafsu makanku nantinya berkurang gara-gara penampilanmu!" Mungkin akibat dulunya waktu hidup di bumi, Brady adalah seseorang yang dihormati, bukan seseorang yang harus menghormati, menjadikan dia secara tidak sadar mengucapkan kalimat suruh yang diselingi alasan yang terdengar tidak menempatkan di mata status Brady sebagai anak dari Penguasa Kota.
Kalimat itu tentunya memantik emosi Brady yang terkenal di kota akan kebanggaan dirinya yang tinggi. Akan tetapi gara-gara tujuan Brady yang belum tercapai, Brady menyembunyikan emosinya di balik wajah tersenyumnya sembari otaknya mencatat penghinaan itu.
"Sepertinya Adik Kec~" Di sini Brady salah mengucapkan nama panggilan Rendy, dan buru-buru memperbaikinya. "~Fatty Ren bakalan berkurang nafsu makannya! Soalnya Kakak tidak membawa Tas Penyimpanan sehingga Kakak tidak punya equipment pengganti!" Kalaupun membawa Tas Penyimpanan, tidak ada niatan dari Brady untuk mengganti equipment yang dikenakannya setelah apa yang Rendy katakan. Dia akan memilih berpura-pura tidak membawa.
Siapa sangka, mendengar jawaban dari Brady, Rendy berbaik hati, berniat memberi Brady equipment pengganti. Tangan Rendy merogoh saku jaket untuk mengambil Tas Penyimpanan. Dari Tas Penyimpanan itu, Rendy mengambil sebuah koin berwarna putih, dan melemparkan koin itu kepada Brady.
"Apa ini?!" Sekalinya menangkap koin itu, Brady melayangkan pertanyaan.
Brady tidak terlalu mengerti maksud dari Rendy. Dia sedang tidak membawa equipment pengganti, bagaimana malah di kasih sebuah koin, apakah Rendy bermaksud menyuruh Brady mengenakan koin itu sebagai equipment?
Secara tidak diketahui, tebakan Brady memang benar. Koin itu merupakan tempat berkumpulnya partikel nano sebelum nantinya partikel-partikel itu akan saling menyusun membentuk sebuah set Armor sebagaimana cincin-cincin buatan Rendy. Cara kerja kedua benda itu mirip, yang membedakan mereka hanya tujuan pembuatannya. Cincin dibuat menggunakan 50 bagian equipment, digunakan untuk keperluan pribadi. Sementara koin dipergunakan untuk keperluan komersial, tentunya dengan bahan yang lebih sedikit, yaitu 14 agar bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
"Koin Changer, produk equipment dari keluarga Zutto kami! Kamu adalah pelanggan pertama, sudah pasti harganya murah, hanya 20.000 Gold! Kamu bisa membayarnya saat kita sampai di kota!" Ternyata pemberian Rendy tidak gratis.
Bersamaan saat Rendy mengucapkan harga, Brady yang sedang mengecek informasi koin itu hampir terpeleset ke belakang waktu mendengarnya. "A-Apa?!! 20.000 Gold?" Harga yang dipatok Rendy mengagetkan Brady. "Dengan harga segitu aku sudah bisa mendapatkan Weapon grade Hardcore di pelelangan! Jadi, apa perluku mengeluarkan uang sebanyak itu hanya untuk sebuah set Armor buatan keluargamu yang kualitasnya masih dipertanyakan?!" Meski menggerutu tentang harganya, tidak ada tanda-tanda dari Brady akan mengembalikan koin tersebut.
Dalam diri Brady, bagaimanapun ada sedikit rasa penasaran terhadap koin tersebut. Penasaran bagaimana sebuah koin bisa berubah menjadi set armor, padahal itu buatan manusia, bukan dari Drop Item yang notabene dari dewa.
"Kalau tidak mau ya sudah, kembalikan!" Rendy menyodorkan tangannya ke depan, tanda minta koin itu dikembalikan.
Tidak tampak gerak-gerik Brady ingin mengembalikannya, dia masih terlihat menggenggam koin itu. "Siapa bilang tidak mau?! Aku hanya terkejut harganya yang mahal! Dahlah aku tidak mau terlalu lama membahas harga, aku ingin mandi dulu!" Selesai mengatakan kalimatnya, Brady pergi begitu saja ke arah bibir danau.
Melihat Brady yang sedang pergi mandi, tentunya sebagai seorang lelaki normal mustahil akan terus menerus memandanginya. Jadi, sembari menunggu Brady selesai, Rendy memilih duduk di salah satu batu berukuran sedang yang letaknya tak jauh dari tempatnya berdiri.
Menunggu, menunggu, terus menunggu hingga tak terasa beberapa menit berlalu. Dari arah di mana Brady tadi pergi, muncullah sesosok pria dalam penampilan yang sangat rapi. Atasan berupa Hem lengan panjang berwarna biru gelap, celana kain dengan warna yang mengikuti warna baju, dan alas kaki berupa sepatu formal berwarna hitam mengkilap.
Siapa sesosok itu? Tentu saja Brady yang sebelumnya memiliki penampilan bak seorang pengemis. Penampilannya yang sekarang benar-benar membuat aura ketampanan yang dimilikinya keluar. Anehnya, tak tampak kebahagiaan di wajahnya meski penampilannya sangat keren.
Tak tahu apa yang ada di otaknya, Brady berjalan dari arah belakang Rendy dengan wajah yang memperlihatkan campuran dari berbagai macam ekspresi, ada senang, takjub, depresi, dan yang lainnya.
Wajah itu tentunya menarik perhatian Rendy yang kebetulan menengok ke arah suara langkah kaki Brady yang mendekat. "Ada yang ingin kau tanyakan?!" Dalam benak Rendy, setidaknya tahu sedikit penyebab mengapa ekspresi wajah Brady bisa begitu.
Pasti gara-gara Koin Changer. Berdasarkan perkataan ibunya, Set Equipment buatannya sangat revolusioner, belum pernah sekalipun dalam sejarah ada yang seperti itu. Baru kali ini ada Set Equipment yang sangat portabel, bisa berubah bentuk dari besar menjadi benda kecil seperti Koin atau Cincin. Tak hanya itu, dari segi desain sangat unik, bentuknya memang tampak seperti pakaian biasa, bahkan ada beberapa ruang terbuka seperti milik ibunya. Tapi saat dilihat lebih teliti lagi, armor yang tampak seperti pakaian itu terbuat dari benang-benang logam, dan untuk yang terbuka, ada sebuah medan energi yang melindunginya. Disamping kedua hal itu, yang paling membuatnya revolusioner adalah Statnya, benar-benar merusak tatanan Grade Equipment yang sudah ada.