Chereads / Gadis Es / Chapter 2 - Awal Mula

Chapter 2 - Awal Mula

Aku Amelia Yuuki. Umur 8 tahun 3 bulan. Lebih dari dua tahun lamanya, aku sudah bekerja di dunia hiburan. Tepatnya sebagai live streamer di berbagai media sosial. Khususnya di GoTube.

Apa yang aku hiburkan, tentunya umum di bidang musik. Karena aku tidak sekolah dan selalu di kamar, aku punya banyak waktu luang.

Tapi tunggu, jangan salah paham.

Ada berbagai keadaan khusus yang menimpa diriku yang mengakibatkan aku selalu di kamar dan tidak keluar apalagi sekolah. Tapi juga bukannya aku tidak melakukan apa-apa. Ayah memberikanku berbagai peralatan komputer lengkap, dari hardware, software, dan semacamnya. Sehingga aku pun bisa terhubung dengan dunia luar tanpa halangan apapun. Dari situlah aku menemukan minatku untuk pertama kalinya.

Itu ada pada acara GoTube, tentunya dari live streaming ajang pencarian bakat dunia. Pada saat itulah aku terpaku dan terpesona pada penampilan seorang lelaki tua, berpenampilan hitam elegan, berambut putih campur hitam dan berkacamata. Jari-jarinya dengan indah, lihai, dan cepat berhubungan dengan pianonya, tampak seperti satu tubuh.

Bahkan matanya tertutup, kepala tegak.

Sangat profesional.

Tuts demi tuts, not demi not, ditekan dengan elegan, tetapi cepat. Membuat suara-suara indah bergema keluar dari komputer memenuhi ruangan ini dengan alunan indah.

Pada saat itu, aku terpenuhi dengan inspirasi dan motivasi. Kehidupan bosan dan kesepian dalam kamar akan segera lenyap. Segera aku memanggil ayah untuk bisa membelikan piano. Aku tentu memberikan alasanku, karena ayah sebelumnya terkejut untuk apa aku menginginkan ini. Sederhana saja, aku ingin belajar bermain piano seperti kakek tua dalam komputer.

Segera, ayahku membelikan piano dua hari kemudian. Dari pandangan orang lain, ayahku memang kaya. Tetapi bagiku dia hanyalah seorang ayah pekerja keras. Karena aku selalu berada di dalam kamar, tidak pernah bertanya, dan tidak diberi tahu atau mencari tahu apapun. Aku tidak mengetahui pekerjaan ayah atau ibu. Lagipula aku juga tidak peduli.

Pertama kali bermain piano aku sangat kacau. Untungnya ibuku pernah berpengalaman memainkan piano. Katanya waktu SMA dia juga ikut les piano dan pernah memainkan keyboard sekali pada waktu festival di sekolahnya. Tapi dia tidak meminatinya lagi setelah lulus. Dia lebih memilih desainer sebagai minat utamanya dari kecil dan masuk universitas jurusan itu.

Piano adalah minat kedua untuk menghabiskan waktu luang, katanya.

Tapi ibu bisa jadi guru pianoku saat ini, untuk mengajarkan dasarnya saja agar aku setidaknya bisa memainkan lagu sederhana. Pada kala itu usiaku hampir 6 tahun. Aku selalu dimanjakan sejak kecil. Ini mungkin karena keadaanku sejak kecil yang selalu mengkhawatirkan.

Selama yang aku tahu, sejak kecil aku selalu berada di rumah sakit, tanpa mengetahui alasannya. Pada saat itu, aku masih belum bisa memahami apa-apa. Jadi aku sama sekali tidak menyadarinya. Hingga dokter menyatakan bahwa aku sudah boleh pulang. Tetapi dengan perlakuan khusus yang akan diberikan kepadaku. Aku bisa mendengarkan beberapa percakapan antara orang tuaku dan dokter, tetapi aku yang tidak berpengetahuan, tidak bisa memahami apapun.

Yang penting, katanya aku harus tetap berada di ruangan dingin. Asalkan suhunya tidak melebihi 10⁰ Celcius. Aku akan baik-baik saja. Aku tidak tahu mengapa, aku hanya merasa nyaman saja dengan suhu itu.

Oleh karena keadaan inilah aku tidak pernah pergi keluar apalagi sekolah.

Walaupun aku tidak sekolah, bisa dibilang aku adalah anak genius. Ayah dan ibu juga sering memujiku seberapa cepat aku meresap berbagai ilmu yang mereka ajarkan. Pengetahuan tentang komputer, dasar-dasar piano, juga tentunya beberapa pengetahuan umum.

Oleh karena itu, ibu memutuskan untuk mencarikan aku guru privatku sendiri. Agar permainan pianoku semakin profesional. Tetapi syaratnya dia harus bisa bertahan dari suhu dingin selama beberapa jam. Dan ayah menambahkan syarat khusus agar bisa menjaga kerahasiaannya. Aku tidak tahu apa maksudnya. Tetapi aku tahu bahwa kontrak belajar akan berlangsung selama tiga tahun. Jadi aku ingin bisa memaksimalkan hasilnya.

Sekarang, aku hanya berlatih sendirian memainkan piano. Guru privatku dijadwalkan akan tiba seminggu lagi. Itu juga yang ayah putuskan waktu mulai pembelajarannya. Di kamarku hanya ada aku dan pianoku. Kamarnya damai, sepi, tetapi dipenuhi oleh alunan musik pianoku. Kamarku juga tidak polos, banyak boneka lucu, dan berbagai vas bunga dan beberapa pajangan indah. Ruangan didesain berwarna putih dan biru. Luasnya dibuat persegi dengan ukuran sisi sekitar 10 meter.

Seperti ruang keluarga.

Tetapi hanya aku saja penghuninya.

Walaupun aku sendirian aku punya pelayan pribadi yang selalu mengurus keperluan sehari-hariku. Seperti makanan, minuman, dan obat-obatan. Meskipun begitu, pengunjung kamarku sampai saat ini hanya tiga orang. Ayah, ibu, dan pelayan pribadiku.

Dulu aku memang kesepian di dalam kamar terus.

Ayah, demi menghilangkan kesepian ini rela melakukan apapun yang aku inginkan.

Walaupun belum tentu aku menginginkannya, ayah sudah membelinya. Sampai aku bertemu internet dan piano.

Dulu hidupku penuh dengan kesepian di kasur ini. Hanya bisa melihat dunia luar melalui jendela kamar, yang jika dilihat akan tampak langit tinggi. Dengan burung yang melintasinya, sesekali.

Gedung-gedung tinggi pencakar langit.

Benda kecil yang bergerak-gerak di bawah dan rusuh.

Semua tidak menarik.

Waktu malam pun sama, lampu kerlap-kerlip dari berbagai gedung dan dari berbagai hal kecil yang bergerak dalam kecepatan tertentu.

Kata ibu itu adalah kendaraan seperti mobil dan sejenisnya. Itu terlihat seperti aliran kunang-kunang yang bergerak dalam dua arah.

Mungkin indah bagi yang pertama kali melihatnya.

Berbeda denganku, yang sering.

Dalam kamar, sembari tiduran, aku hanya ditemani oleh suara angin yang kadang keluar dari AC. Sebelumnya juga ada perawat yang selalu memeriksaku dan memberikan berbagai nasihat untuk orang tuaku dan memberikan obat. Dengan jaket tebal putih, mereka membicarakan sesuatu. Terkadang mereka tampak putus asa sesaat lalu tersenyum kemudian ketika melihatku.

Aku tidak tahu apa maksudnya.

Mereka hanya mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Aku hanya perlu istirahat dan meminum sesuatu yang pahit dari mereka. Katanya adalah suplemen nutrisi. Tetapi rasanya sangat tidak enak.

Karena tahu aku tidak suka, mereka menyelipkan juga sesuatu yang manis sebagai penengah rasa. Hanya agar aku bisa menelannya.

Setelah itu mereka pergi keluar. Pelayanku yang terakhir pergi. Karena harus membereskan berbagai hal di meja sebelum keluar.

Itulah hari-hari pahit semasa aku hanya bisa tidur-tiduran.

Setelah bisa dipastikan sehat sampai keadaan tertentu. Aku diberikan komputer itu oleh ayah, lengkap dengan berbagai hal.

Termasuk game. Katanya, untuk hiburan, ayahlah yang mengajarkanku. Katanya selama di kamar, agar tidak bosan, aku boleh memainkannya ketika ayah sedang bekerja.

Sebelumnya, memang, aku hanya bermain dengan ayah. Sampai aku bisa melakukannya sendiri. Game, internet, GoTube, dan berbagai keindahan komputer dan internet ini, ayahlah yang mengajarkanku. Aku tentu cepat belajar. Dalam waktu 3 bulan saja aku bisa mengoperasikannya sendiri.

Sebagai anak kecil berusia 6 tahun.

Kemudian berkat inilah aku bisa menemukan minatku.

Kurasa sudah saatnya guru privat pianoku datang. Aku menantikannya.

.....

Dua bulan berlalu sejak kedatangan guru piano baruku. Dalam kesepakatan, dia hanya akan mengajar dua kali dalam seminggu. Sisanya, aku lakukan secara mandiri atau konsultasi online. Itu pun hanya dua jam setiap pertemuan. Katanya susah jika dalam keadaan dingin ini.

Padahal bukan musim dingin.

Terlebih dia membenci dingin. Dia juga memakai pakaian tebal dan sapu tangan. Jadi pergerakan tangannya terlihat kerepotan.

Kebalikannya, bagiku suhu dingin adalah hal yang nyaman.

Ayah, Ibu, dan pelayanku juga berpakaian tebal ketika memasuki ruangan.

Mungkin itu alasan yang sama.

Tetapi aku tidak mengetahui kenyataannya. Sebenarnya aku tidak menyadari kalau aku sendiri mengeluarkan aura dingin yang menyebabkan ruangan bersuhu 0⁰ Celcius. Sehingga tanpa menyadarinya, mereka sangat kedinginan di kamarku. Tetapi karena tidak ada yang tahu. Semua berlanjut tanpa masalah lain.

Tetapi walaupun banyak penjelasan guru yang melalui kata-kata dan juga pengajaran online atau demonstrasi online. Aku mampu menyerap ilmunya. Walaupun aku inginnya bisa sampai 3 tahun. Tetapi menurut kontrak baru, dia hanya bisa menjadi guru privat aku selama satu tahun.

Katanya, dia akan segera pergi keluar negeri untuk menjadi pengajar di suatu instansi.

Ayah juga tersenyum hangat, tidak mengomentari ataupun mencari pengganti. Oleh karena itu, selama satu tahun berharga ini. Aku ingin menyerap semua yang diajarkan oleh guru.

Hasilnya, guru memujiku tentang betapa cepatnya aku menguasai apa yang dia ajarkan. Walaupun hanya satu tahun. Dia tetap mengajar mulai dari kelas dasar, lalu naik tingkatannya hingga kelas advance. Semua dilakukan hanya selama satu tahun. Itu mungkin wajar menurutnya, karena aku bahkan tidak memiliki kegiatan lain selain belajar musik ini. Aku juga tahu, hampir 24 jam, aku habiskan untuk mendalami semuanya. Aku merasa ini juga lebih baik daripada hanya tiduran basi.

Serap ilmu dari guru, latihan secara mandiri, dan juga manfaatkan internet secara bebas. Akhirnya aku bisa dibilang paling baik dalam permainan piano, bahkan bagi anak usia remaja. Walaupun masih belum mendekati master yang profesional.

Itu sudah terbilang sangat baik.

Sampai akhirnya satu tahun berlalu, guru pergi.

Aku bahkan belum mengetahui namanya. Sampai saat ini aku hanya menyebutnya 'guru'.

Walaupun sendiri, aku terus berusaha. Berusaha agar permainan pianoku semakin baik. Dan aku menetapkan tujuan baru. Aku ingin membuat laguku sendiri. Berbekal ilmu dari guru dan berbagai pengajaran dan referensi dari internet. Aku terus mempelajarinya sendiri. Sampai sekitar 3 bulan berlalu.

Sampai akhirnya aku bisa menggubah laguku sendiri. Aku memutuskan untuk menguploadnya ke GoTube nanti dan beberapa sosial media lainnya. Tentunya, sebagai informan aku memiliki akunku sendiri untuk akses ke berbagai platform media sosial saat ini. Seperti GoTube, yang paling terkenal.

Karena aku memiliki perangkat yang lengkap, urusan merekam tidak ada masalah lagi. Aku juga sudah diajarkan oleh ayah cara mengedit video agar menjadi lebih menarik. Ditambah semuanya memiliki kualitas terbaik di dunia. Aku sangat merasakan kenyamanan dari berbagai hal. Kebetulan tema laguku juga kebebasan dan rasa terima kasih. Kombinasi yang aneh. Kebebasan karena aku ingin bebas dan rasa terima kasihku pada guru dan orang tuaku.

Kemudian aku berhasil membuat komposisinya.

Sebagai permulaan aku menampilkannya di depan ayah dan ibu terlebih dahulu. Hasilnya dia memuji dan senang atas videoku. Jadi, segera aku menguploadnya ke GoTube. Dan menyebarkannya ke berbagai akun media sosialku. Hasilnya juga tanggapan positif. Walaupun ada beberapa yang bermain-main dan menyangkalnya. Tetapi, lebih banyak yang ke arah positif.

Ini membuatku senang. Dan aku terus melanjutkannya sampai akhir tahunku.

Total, aku berhasil membuat lima laguku sendiri. Dan membuat banyak video kreasinya dari itu.

Walaupun katanya terbilang bagus. Ada beberapa hal aneh disini.

Total subscribers ini melebihi perkiraanku. Padahal baru lima bulan. Tetapi sudah melewati 1 juta.

Ini sangat aneh jika secepat ini. Pada saat itu, aku tidak menyadari ini, sebenarnya orang tua akulah penyebab dari semua ini. Sampai pada akhirnya aku tidak mengetahui hal ini selamanya.

Kemudian di musim dingin ini, ibu membuat proposal agar aku bisa tampil di depan umum. Katanya tidak masalah, karena di luar juga dingin.

Setelah beberapa pertimbangan aku akhirnya menyetujuinya.

Sampai akhir pun, aku tidak tahu bahwa keputusan inilah yang membawa bencana. Menyebabkan luka permanen di hatiku.