"Astaga Ataya!! Lo kan anak ipa juga dulu, kenapa sih bisa sedodol ini!!" omel Vallerie.
"Kan memang bentuk payudara sama puting wanita itu enggak sama satu sama lain. Ada yang kaya gue, ada yang kaya lo, da nada lagi bentuk lainnya" jelas Vallerie kepada Ataya.
"Ya tapi itu gak adil tau!! Nanti kalau gue mau nyusuin suami gue nanti gimana dong?" ucap Ataya tanpa beban.
"Anjir lo!!" refleks Vallerie dan tiba-tiba ia teringat akan hal itu, dimana salah satu putingnya pernah dijilat oleh kakak iparnya yang sangat tidak bermoral itu.
"Ya kan gue udah pengen nikah Val, dan pasti kalau udah nikah sah-sah aja dong mau nyusuin suami kita" tambah Ataya semakin membuat Vallerie terdiam.
"Kok lo diem aja sih Val?" tanya Ataya yang melihat Vallerie diam dan merenung.
"Val" colek Ataya pada payudara Vallerie hingga membuat Vallerie terjengkit.
"Ihhh!! Ataya!! Dikira sabun colek apa susu gue!" kesal Vallerie sembari kembali menutupi kedua payudaranya lagi.
"Siapa suruh malah ngelamun!! Ngelamunin nyusuin suami lo juga ya nanti… Xi xi xi" tawa Ataya meledek.
"Ihh apaan sih!" kesal Vallerie.
"Udah lo mah tenang aja Val!! Suami lo mah dijamin puas kok!! Orang susu lo gede gitu ditambah tuh pentil tegak banget kaya tongkat kayu.. Ha ha aha…" tawa Ataya makin menjadi-jadi.
"Udah deh Ataya!! Berhenti ngayalnya!! Nanti kalau ada setan yang denger terus nyusu sama lo gimana" ancam Vallerie.
"Apaan sih!! Gak asik lo bawa-bawa setan" kesal Ataya yang memikirkan ucapan Vallerie.
"Yaudah makanya jangan ngomong terus!! Buruan mandi!! Mau masuk angin apa lo kelamaan buka baju malem-malem gini" ucap Vallerie membuat Ataya mengangguk.
Akhirnya mereka berduapun mandi dengan tenang, walaupun sesekali Ataya tetap mencolek-colek payudara Vallerie. Entah mengapa Ataya merasa sangat iri dengan payudara milik Vallerie, bagaimana bisa ia mempunyai payudara yang besar, ranum dan menggemaskan seperti itu. Sungguh Ataya ingin mempunyai payudara seperti Vallerie.
Setelah selesai mandi, Vallerie dan Ataya kembali kekamar Vallerie menggunakan handuk yang sudah mereka bawa sebelumnya.
"Nih!" ujar Vallerie memberikan celana dalam dan bra baru miliknya untuk Ataya.
"Bekas lo ya?" tanya Ataya langsung setelah menerima celana dalam dan bra itu.
"Kaga lah!! Ya kali gue ngasih bekas gue, ga etis banget sih masak daleman joinan" ujar Vallerie sembari memakai bra dan celana dalam miliknya.
"Kirain dah" ujar Ataya sembari tersenyum.
"Ini kegedean branya Val!! Gak ada yang lebih kecil apa??" tanya Ataya protes kepada Vallerie, karena setelah memakai bra yang diberikan oleh Vallerie ia merasa semakin insecure. Payudaranya benar-benar terlihat amat sangat kecil didalam bra itu, sedangkan Vallerie ia melihat kalau payudaranya penuh didalam bra itu malah terkesan tumpah-tumpah karena tidak muat.
"Kalau gak mau gak usah dipake aja deh Ataya!" kesal Vallerie karena Ataya sedari tadi mengomel terus.
"Iya deh iya!" dengan terpaksa Ataya pun memakai bra itu7, walaupun sebenarnya tidak nyaman dipakainya karena ya kegedean.
"Ngomong-ngomong ya Val, kenapa sih lo selama ini kalau pake baju pasti selalu tertutup?" tanya Ataya yang sudah berbaring diranjang milik Vallerie.
"Tertutup gimana dah? Orang gue juga masih belum bisa pakai hijab kok" bantah Vallerie, karena ia merasa tidak seperti apa yang Ataya katakan.
"Ya kalau itu gue tahu Val! Tapi kan disbanding gue lo lebih tertutup kali, padahal lo bisa aja kan pake baju yang sexy kaya gue. Ditambah susu lo juga mendukung lo buat pakai baju sexy" ujar Ataya memberi saran.
"Justru itu Ataya, gue gak percaya diri kalau pake baju sexy. Lo yang cewek aja liat payudara gue gitu responnya, apalagi yang cowok coba?" ucap Vallerie.
"Ya kenapa coba?? Lo harus bangga dong!! Gak semua cewek bisa punya payudara sebagus itu Val" ujar Ataya mencoba membuat Vallerie kembali merasa percaya diri.
"Gue tahu, tapi gue takut kalau nanti ada cowok berbuat yang enggak-enggak sama gue" ucap Vallerie sedih, lagi-lagi ia mengingat dimana ia dilecehkan oleh kakak iparnya sendiri.
Melihat Vallerie yang tiba-tiba sedih seperti itupun membuat Ataya tahu kalau pemikirannya ini tidak bisa dipaksakan kepada Vallerie.
"Yaudah kalau lo emang gak mau gak apa-apa! Tapi lo udah janji ya besok mau pakai baju yang gue pilihin" ujar Ataya.
"Iya, santai. Gue gak pernah ngingkarin janji gue kok" Vallerie tersenyum menjawab ucapan Ataya.
Sebenarnya dalam lubuk hati Vallerie yang paling dalam, ia juga ingin bisa memakai baju yang sexy, yang bisa menunjukkan keindahan tubuhnya. Tapi apa daya, orang tua dan kakak-kakaknya terlalu mengekang dirinya dan ditambah trauma akan apa yang dilakukan oleh kak Dimitri padanya. Akhirnya, diam-diam Vallerie hanya bisa memakai beberapa pakaian sexy yang ia miliki dikamar saja tanpa sepengetahuan siapapun, bahkan Ataya pun tidak tahu juga.
Setelah perbincangan itu, Ataya dan Vallerie mulai menyelami dunia mimpi mereka masing-masing.
Sinar matahari pagi mulai mengintip lewat sela-sela jendela kamar Vallerie.
"Auhhhhh!! Jam berapa ini!!" dengan mata yang masih terpejam Vallerie mencoba untuk sadar.
Ia mencari-cari keberadaan ponselnya untuk mengecek sudah jam berapa ini, dan saat melihat ponselnya ia pun langsung bangun.
"Udah jam 8 ternyata" Vallerie duduk diranjangnya, mencoba mengumpulkan nyawanya yang masih belum terkumpul sempurna.
Vallerie dan Ataya sebenarnya sudah bangun subuh tadi, tetapi karena masih mengantuk akhirnya setelah melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim mereka pun melanjutkan tidurnya hingga sekarang.
"Dasar kebo" gumam Vallerie melihat Ataya yang masih tertidur pulas.
Dengan hati-hati Vallerie turun dari ranjangnya dan keluar dari kamar.
"Anak gadis kok jam segini baru bangun" sindir mama Vio pada Vallerie.
"He ehe he" tawa Vallerie.
Untung saja ada Ataya yang menginap, kalau tidak bisa Vallerie pastikan kalau mamanya akan mengomelinya sejak tadi kalau habis subuh tidur lagi.
"Tuh mama udah masak nasi goreng buat sarapan kamu sama Ataya!" ucap mama Vio.
"Makasih mama" ucap Vallerie.
"Ngomong-ngomong mama mau kemana sih pagi-pagi gini?" tanya Vallerie heran melihat sang mama sudah rapi seperti itu.
"Mau bantu-bantu lagi to, kan belum selese" ucap mama Vio.
"Capek kali ma bantu-bantu mulu, dibayar juga enggak" omel Vallerie.
"Udah ah!! Kamu ini ngomel aja bisanya" ujar mama Vio.
"Mama pergi dulu, nanti kalau kamu mau berangkat kerumah Ataya taruh kunci ditempat biasa aja ya kalau mama belum pulang" ujarnya lagi lalu berjalan keluar meninggalkan Vallerie.
"Iya, ma" ucap Vallerie.
Sepeninggalan mamanya, Vallerie langsung pergi ke….
.
.
HAI KAKAK-KAKAK SEMUA??? GIMANA NIH CERITA YANG AKU BUAT??MENARIK ENGGAK? AKU HARAP KAKAK-KAKAK SEMUA SUKA YA, JANGAN LUPA LIKE DAN KOMENNYA YA KAK. DAN JUGA KALAU ADA DIANTARA KAKAK-KAKAK YANG MERASA HIDUPNYA SEPERTI VALLERIE, AUTHOR BAKAL SENENG BANGET KALAU KAKAK-KAKAK MAU SHARING. DITUNGGU KELANJUTANNYA YA KAK.