Achilles sungguh sangat ingin berterima kasih kepada Steven karena akhirnya ia bisa membuat Arsen menurut juga. Sudah bosan ia menjomblo sama seperti sahabatnya itu. Padahal ya Achilles belum lama putus dengan kekasihnya. Dan hal yang sering kali membuatnya putus dengan kekasihnya tidak lain dan tidak bukan itu karena seorang Arsenio.
Wanita mana yang tahan jika pacarnya lebih mementingkan temannya dan tidak mempunyai waktu untuknya. Bertemu jika hanya untuk memuaskan hasrat belaka. Achilles memang menganut kepercayaan yang berbeda dari Arsen, terlebih lagi ia lama tinggal diluar negeri jadi ya gaya hidupnya sudah biasa mengikuti kebudayaan barat dan hal seperti itu lumrah dilakukan oleh orang yang sudah dewasa. Tapi Achilles tidak pernah sekalipun mengajari Arsen untuk berbuat hal yang sama sepertinya, karena Achilles tahu kalau itu tidak boleh dilakukan dikepercayaan yang Arsen yakini.
Arsen dan Achilles memang sengaja datang kekota ini untuk memberikan kado kepada Steven, karena ya Arsen dan Steven sudah mempunyai perjanjian sesibuk apapun mereka jika salah satu diantaranya ada yang ulang tahun mereka wajib memberikan kado secara langsung.
"By the way, kan gue udah request sepatu yang gue mau! Kenapa lo malah beliin yang ini sih!" omel Steven ketika membuka kado yang diberikan oleh Arsen.
"Kalo lo gamau yaudah sini balikin" ujar Arsen.
"Enak aja!! Udah dikasih kok mau diminta lagi!" dengan cepat Steven menjauhkan sepatu itu dari jangkauan Arsen.
"Kemarin tuh sebenernya ada sepatu yang lo mau, tapi ya Arsen ngalah sama cewek" adu Achilles pada Steven.
"HAHH!! Seorang Arsenio ngalah sama cewek??" ucap Steven tak percaya.
Karena ia tahu betul bagaimana keras kepalanya Arsen jika menginginkan sesuatu.
"Lo yakin Chills?" tanya Steven memastikan.
"Yupzz!!" ucap Achilles tersenyum mengingat perjanjian apa yang mereka buat akan wanita itu.
"Gila sih" takjub Steven.
"Berisik lo berdua" omel Arsen kemudian pergi meninggalkan mereka berdua.
"Ceweknya cantik emang?" tanya Steven penasaran.
"Sexy enggak?" tambahnya.
"Cantik sih, tapi kalau sexy enggak tahu deh" ucap Achilles.
Mereka berdua pun melanjutkan perbincangan mereka mengenai gadis itu. Tapi Achilles tidak memberi tahu Steven kalau mereka membuat kesepakatan mengenai gadis itu.
Sementara itu, setelah setengah jam berlalu akhirnya perawatan yang Ataya dan Vallerie lakukan selesai juga. Total waktu yang mereka butuhkan untuk melakukan perawatan kurang lebih selama tiga setengah jam dan juga biaya yang Ataya keluarkan cukup membuat Vallerie merasa sayang.
"Enak banget ya" ucap Ataya kepada Vallerie yang berjalan disampingnya.
"Enak sih enak, tapi sayang uanya tahu" omel Vallerie.
"Ah elah lo mah!" kesal Ataya.
"Buruan masuk" Ataya meminta Vallerie untuk segera masuk kedalam mobil.
"Lo lupa kalau gue gak bisa nyetir ya!" omel Vallerie pada Ataya karena Ataya sudah masuk lebih dulu kekursi penumpang, sedangkan dirinya tidak bisa menyetir mobil.
Dengan wajah yang ditekuk, Ataya keluar dari mobilnya dan pindah ke kursi pengemudi. Valleriepun masuk dengan senyum dan duduk disebelah Ataya.
"Lo sih gue ajarin nyetir mobil kaga pernah mau!" omel Ataya padanya.
"Gue takut Ataya, kalau misalnya gue nabrak gimana?" jujur Vallerie, memang selama ini baik Ataya maupun bunda Aira selalu membujuk Vallerie agar mau berlatih menyetir mobil. Tetapi Vallerie selalu menolak, karena baginya terlalu berisiko kalau belajar mengemudi mobil dengan mobil orang lain. Ia takut jika nanti terjadi sesuatu dan ia tidak bisa mempertanggungjawabkannya.
"Ya gak gimana-gimana sih!" jawab Ataya enteng.
"Lagian mobil ini juga udah di asuransiin kok sama ayah" imbuhnya.
"Tetep aja sih, gue takut lah" kekeh Vallerie.
"Udah buruan jalan!! Nanti buru-buru lagi lo siap-siapnya" ujar Vallerie memperingati.
Tanpa menunggu lama, Ataya pun langsung mengemudikan mobilnya. Tak sampai setengah jam akhirnya mereka sudah sampai dirumah Ataya. Butuh waktu 2 jam bagi Ataya dan Vallerie untuk bersiap-siap. Setelah selesai pun mereka berdua langsung turun dan disana ada bunda Aira dan om Burhan, ayah Ataya.
"Cantik-cantik banget sih ini anak gadis!! Mau kemana sayang?" tanya om Burhan kepada mereka berdua.
"Ayah gimana sih!! Belum tua-tua banget kok udah pelupa!" ucap Ataya.
"Kan mau ke ulang tahun Steven Yah" jelas Ataya lagi.
Om Burhan yang mendengarnya pun tersenyum simpul, bukannya lupa tapi ia memang sengaja bertanya seperti itu hanya untuk mencairkan suasana.
"Oh mau ke ulang tahun pacar toh!" ledek om Burhan.
"Kalau Vallerie mau kemana? Bukannya Vallerie gak punya pacar ya" ucapnya lagi.
"Vallerie nemenin Ataya aja nih om, dipaksa sama Ataya" jawab Vallerie tersenyum kikuk.
"Ayah,, gak boleh lah ngeledek Vallerie gitu. Kasian loh" ucap bunda Aira memperingati sang suami.
"Gak usah dimasukin ke hati ya Vallerie" bunda Aira menatap Vallerie sembari tersenyum.
"Iya bun, gak apa-apa kok! Santai aja kan ya om" ucap Vallerie berusaha biasa saja.
"Tuh Vallerienya aja gak papa kok bunda yang sewot sih" ledek om Burhan pada istri satu-satunya itu.
"Udah ah!! Ayah sama bunda ini buat lama aja" kesal Ataya.
"Kita berangkat dulu dah!! Yuk Val!! Dah ayah, Dah bunda" ucap Ataya langsung jalan keluar meninggalkan mereka.
Vallerie pun mengikuti kepergian Ataya, walau sebelumnya ia mencium tangan bunda Aira dan om Burhan dulu tidak seperti Ataya.
"Kita naik mobil lo Ataya?" tanya Vallerie begitu berada diluar rumah.
"Ya enggak dong Vallerie yang cantik" ucap Ataya gemas dengan pemikiran sahabatnya ini.
"Terus naik motor pake gaun kaya gini? Dilihatin orang-orng kali Ataya" tanya Vallerie lagi tidak percaya.
"Kaga sih!! Gue udah pesen mobil online kok! Yakali naik motor Val, mau masuk angina apa" omel Ataya.
Tak lama kemudian mobil online yang Ataya pesan tiba juga didepan rumah Ataya, dan mereka berdua pun segera masuk kedalam mobil itu.
"Pak bisa cepet enggak?" tanya Ataya didalam mobil kepada bapak-bapak pengemudi itu.
"Saya usahain ya kak, soalnya ini jam-jam macet pulang kerja" ujar bapak itu.
"Tolong ya pak" ujar Ataya lagi, ia khawatir kalau ia telat datang ke ulang tahun sang kekasih.
"Iya kak" bapak itu menjawab sembari mengangguk dan langsung menjalankan mobilnya.
"Kenapa sih gak bawa mobil sendiri aja Ataya?" tanya Vallerie bingung.
"Ya nanti biar pulangnya dianterin Steven lah Vallerie, lagian kalau gue bawa mobil sendiri pasti si Steven ngomel" jelas Ataya.
"Terus gue?" tanya Vallerie dengan polosnya.
"Lo…
HAI KAKAK-KAKAK SEMUA??? GIMANA NIH CERITA YANG AKU BUAT??MENARIK ENGGAK? AKU HARAP KAKAK-KAKAK SEMUA SUKA YA, JANGAN LUPA LIKE DAN KOMENNYA YA KAK. DAN JUGA KALAU ADA DIANTARA KAKAK-KAKAK YANG MERASA HIDUPNYA SEPERTI VALLERIE, AUTHOR BAKAL SENENG BANGET KALAU KAKAK-KAKAK MAU SHARING. DITUNGGU KELANJUTANNYA YA KAK.