Chereads / Cintaku Terkunci Di Namsan Tower / Chapter 13 - BAB 13. Akal Licik Jose

Chapter 13 - BAB 13. Akal Licik Jose

Chika yang masih teringat dengan kejadian semalam masih bingung memaknai arti kejadian tersebut. Walaupun Chika sudah bangun sejak tadi tapi dia masih bergulung di atas tempat tidur merasakan nyamannya kehangatan selimut yang membungkus seluruh tubuhnya.

Pikirannya melamunkan kejadian semalam dan ada rasa tidak percaya di dalam dirinya.

"Apa mungkin Kak Damian menyukaiku? Perasaan Kak Damian tidak pernah menyukaiku bahkan ketika pertam aku mengenal Kak Damian sepertinya Kak Damian bersikap biasa saja. Tidak pernah Aku menangkap ada rasa suka didalam dirinya. Mungkin Sany salah menilai dan asal ngomong saja. Kak Damian tidak mungkin menyukainya gadis yang berwajah jauh dari kata cantik, dari keluarga sederhana bahkan sebatang kara lagi."

Sebenarnya Chika wanita yang sangat cantik hanya saja dia tidak ingin berpenampilan terlalu berlebihan, kesederhanaan adalah moto hidupnya. Untuk apa berlebihan kalau kita nyaman dengan kesederhanaan bukan? Chika merasa dirinya kurang cantik karena Jose mantan kekasihnya selalu mengatakan hal yang sama berulang -ulang kali. Bahkan Chika sampai hapal apa yang dikatakannya.

"Icha kamu itu harus banyak olahraga, lihat tubuhmu yang gemuk kamu harus mau menguruskan tubuhmu," katanya lagi.

"Apa iya tubuhku gemuk? Perasaan ngak dech dari dulu memang tubuhku begini. Tidak gemuk dan juga tidak terlalu kurus."

Chika memperhatikan Jose mengucapkannya sambil melihat model yang sedang berlatih memperagakan baju hasil desaian S'HI branded hasil rancangan Chika dan Sany. Sore itu Chika lupa dengan janji mereka yang akan nonton bareng, jadi dengan sabar Jose menunggunya selesai kerja. Model – model yang berseliweran di depan matanya membuat perhatian Jose teralihkan, matanya menatap semua model dengan pandangan menggoda. Sany yang melihatnya merasa heran.

"Kok bisa Jose ada di sini? Untuk apa? Hati -hati loh Cha lihat tukh pandangan Jose melihat anak – anak sedang memperagakan busana. Matanya seperti serigala yang kelaparan," bisik Sany memperingatkan Chika.

"Iya San, dari tadi matanya lihatin melulu. Bahkan membandingkan tubuhku dengan para model. Masak aku di suruh diet. Gila ngak San? Mau bagaimana lagi aku kurusnya. Perasaan badanku ya sudah cukup ideallah. Pakai jeans saja aku sudah no 27," kata Chika lagi.

"Rumput tetangga lebih hijau, Cha. Kamu harus hati – hati lho tidak tertutup kemungkinan Jose akan menghianatimu," lanjut Sany lagi.

Chika dan Sany kini menatap Jose yang terus saja memperhatikan model mereka yang masih melenggang lenggok berjalan seolah – olah di atas catwalk memakai hasil desain mereka. Tatapan Jose tidak ubahnya seperti Don Juan yang kelaparan.

"Iya apa boleh buat lah San, kalau dia memang berniat ingin menghianatiku. Aku tidak mungkin menjaga hatinya 100 persen untuk diriku bukan? Aku masih percaya padanya untuk saat ini. Bukti selingkuh belum pernah aku temukan, tetapi jika aku menemukannya maka aku pasti akan meninggalkannya."

"Ternyata memang apa yang dikatakan Sany benar, Jose bukanlah pria yang setia."

Seperti doa Chika langsung menemukan bukti perselingkuhannya tepat di depan mata Chika. Memang perasaan Chika sangat sakit melihat itu semuanya tetapi Life must go on bukan? Mau tidak mau Chika harus sadar dan harus bisa melepaskan diri dari Jose.

"Tetapi dasar manusia licik dia tidak mau mengembalikan tabungan bersama kami, lebih tepatnya bukan bersama tetapi sebagian besar uang yang tersimpan adalah hasil kerja keras Chika. Jose adalah lelaki yang kerja serabutan, wara wiri sibuk tidak menentu. Tapi lagaknya seperti orang yang paling sibuk sedunia," pikir Chika lagi.

"Ayo dong Chika, kita buka tabungan bersama. Kita bisa membeli rumah kecil idaman kita. Kita nabung dulu, setelah dekat hari H-nya aku akan melamar kamu. Tapi aku selalu mempunyai keinginan sebelum kita mendapatkan rumah idaman kita maka aku akan terus menunda pernikahan kita," bujuk Jose.

Chika awalnya ragu, memang dia menabung untuk membeli rumah sederhana untuk dirinya sendiri dan awalnya dia tidak memasukkan Jose di dalam rencananya, karena uang sewa tiap tahun harganya selalu mencekik leher. Jadi Chika berusaha keluar dari rumah kontrakannya untuk menghindari pengeluaran yang sangat banyak. Yudha Wijaya berniat membantu keuangan Chika tetapi dia menolak niat baik itu.

Jose yang mengetahui niat Chika untuk membeli sebuah rumah segera menyampaikan ide itu supaya Chika mau memberikan uangnya dan menyebutnya sebagai tabungan bersama.

"Uang ku juga ada di dalam Cha, walaupun tidak banyak tapi itu adalah hasil kerja kerasku," katanya dengan bangga.

Chika yang ragu mencoba berpikir kembali, karena dia sendiri sebenarnya ragu dengan Jose. Apakah Jose dapat dipercaya sepenuhnya atau tidak. Jose yang masih melihat keraguan di wajah Chika terus saja membujuknya.

"Apa kamu tidak mempercayaiku Cha? Kalau kamu tidak mempercayaiku berarti kamu tidak mencintaiku bukan?" tanya Jose dengan wajah cemberut.

"Lho apa hubungan tabunganku dengan cinta Jose? Itu kan dua hal yang berbeda. Cinta mengenai perasaan sementara tabunganku itu hasil kerja kerasku selama ini bahkan sebelum mengenalmu," kata Chika dengan kebingungan.

"Apa kamu tidak mempercayaiku?" tanya Jose lagi.

Sebenarnya Jose sudah mengintip uang tabungan Chika dengan melihat buku tabungannya yang tergeletak di laci lemari Chika secara diam – diam. Jose memang memiliki kunci rumah Chika, karena kadang kala ketika mereka akan pergi bersama Jose terlalu awal datangnya sehingga Chika memberikan sepasang kunci rumah agar Jose dapat dengan nyaman menunggunya.

Jose bersiul melihat banyaknya uang yang tertera disana dan dia tidak menyangka Chika mempunyai uang sebanyak itu. Jose tersenyum licik memandang buku tabungan itu, dan dia mempunyai ide untuk menguasainya.

"Cha jawab dong apa kamu tidak mempercayaiku?" tanya Jose lagi.

"Percayalah tidak mungkin aku ngak percaya bukan? Tapi aku mau membeli rumah mungil dengan uang itu Jose." Katanya lagi.

"Rumah? Apa kamu tidak mendengar perkataanku aku juga akan akan menyimpannya untuk kita berdua. Aku juga ingin membeli rumah untuk kita berdua tempati kelak. Apa bedanya? Apa kamu tidak ingin memasukkan aku ke dalam rencanamu? Berarti secara tidak langsung kamu meminta putus ya? Apa benar kamu mau putus dengan aku?" cecar Jose tidak berputus asa.

"Kok malah jadi mikirnya macam – macam, rumah yang akan kubeli kan kamu juga bisa tinggal disana. Ngapai coba buka tabungan bersama? Buat repot lagi. Kalau nanti kita menikah kaita cukup hanya menggabungkan tabungan kita berdua." Cetus Chika dengan mantap.

"Aku malu, kalau begitu. Semua orang akan tahu rumah itu hanya milikmu seorang. Apa kamu mau orang lain memandang rendah kepadaku? Padahal aku ini kan calon kepala keluarganya?"

"Lho kamu ini selalu berpikiran aneh. Kok mikinya sejauh itu?" tanya Chika dengan heran.

"Pastilah aku berpikiran seperti itu, bagaimana harga diri aku untuk membentuk keluarga kalau aku sendiri tidak dihargai sebagai kepala keluarganya? Termasuk kamu sepertinya kamu sudah mulai tidak menghargai aku lagi. Kalau Kamu mencintai aku, kamu pasti akan menghargaiku dan tentu saja Kamu akan mengikuti kemauanku. Jadi kamu sekarang tidak mempercayaiku," katanya sambil merajuk.