Chereads / FROM 2053 TO THE PAST / Chapter 5 - Chapter 5 Pantai 2025

Chapter 5 - Chapter 5 Pantai 2025

Desir ombak menyapu pasir halus di pantai yang penuh dengan wisatawan asing yang sedang beraktivitas dari mulai berjemur, berselancar sampai membuat istana pasir. Suasana sangat ramai dan damai, dimana-mana orang - orang ramai berkumpul, bersenang-senang dan bercanda gurau seperti tidak ada invasi dari makhluk luar angkasa.

Di salah satu sudut pantai yang jauh dari keramaian. Sekelompok orang berjalan membawa kamera dan beberapa alat lainnya. Di paling belakang terlihat sosok seorang gadis nan cantik rupawan blasteran Korea Myanmar bernama Nam Jenn Yun seorang model majalah dewasa asal Korea yang sedang naik daun.

Nam Jenn panggilannya, gadis mungil berambut panjang hitam legam dengan paras asia dan berkulit putih mulus ini merupakan idola para pria masa kini. Hari ini Nam Jenn akan melakukan pemotretan untuk majalah FJM salah satu majalah dewasa di tempat asalnya tinggal, Nam Jenn melakukan pemotretan di salah satu pulau terindah yang terletak di negara kepulauan Indonesia.

"Baik semuanya disini kita akan lakukan pemotretan! Mohon bantuannya…" Ucap seorang pria berkumis tebal dengan kacamata hitam menempel dijidatnya. Pria ini adalah Qwooj ketua sekaligus produser dalam pemotretan kali ini. " Nam Jenn mohon bantuannya yaa!" Qwooj menyapa Nam Jenn sambil sedikit membungkuk badannya menunjukan rasa hormat pada modelnya yang sedang tenar belakangan ini.

Nam Jenn mengangkat tangannya " baik pak Produser!" Balas Nam Jenn sambil tersenyum riang gembira. Pemotretan kali ini akan memajang wajah Nam Jenn pada cover majalah FJM yang sudah terkenal sebagai majalah dewasa.

Bagi Nam Jenn ini adalah kesempatan emas baginya untuk menaikkan pamornya sebagai seorang model. Wajah Nam Jenn akan terpapang di cover FJM edisi musim panas tahun ini, jelas itu akan mendongkrak kepopulerannya di dunia modeling. Nam Jenn berharap bisa lekas menuju paris kota yang diidamkannya untuk menjadi model besar yang dapat bersanding di acara-acara bertaraf internasional seperti Paris Fashion Week atau PFW.

Semua Kru bersiap-siap sementara Nam Jenn berganti pakaian di sebuah tenda kecil bersama penata riasnya Ursula dan asistennya yang bernama Genma.

"Aku tidak suka memakai stiker pada puting ku!" Keluh Nam Jenn yang sedang mengaca sambil memegangi plaster yang menutupi bagian puting payudaranya. "Apa tidak bisa dilepas saja!"

Ursula menegur Nam Jenn. " Nona Nam jangan seperti itu nanti warna pada plasternya akan pudar dan tak terlihat seperti warna kulit payudara anda Nona…" Keluhnya yang seorang penata rias model.

"Kau ini mana tahu rasanya pakai ini sie Ursula! Saat dibuka nanti pasti sisa perekatnya masih menempel di payudara ku, sungguh mengganggu!!!" Balas ketus Nam Jenn kepada Ursula layaknya seorang anak yang tidak suka diperintah oleh ibunya.

Karena pakaian pantai yang akan digunakan oleh Nam Jenn terlalu terbuka dan seksi maka bagian puting Nam Jenn sengaja dilekatkan plaster dan dipoles semirip warna kulit di payudaranya agar putingnya tidak nampak dari balik pakaian pantainya. Seandainya Nam Jenn mau berfoto erotis mungkin saja Ia tak perlu mengenakan plester tersebut.

Meski model majalah dewasa Nam Jenn belum pernah berfoto erotis yang sampai menunjukan bagian intim dari tubuhnya, Nam Jenn menjadi model dewasa untuk menaikkan pamornya saja agar cepat terkenal.

"Bersabarlah kak! Selepas pemotretan plaster itu akan dilepas, kakak ini bukan model porno yang memamerkan puting sampai vaginanya ke fans kan." Genma asisten Nam Jenn membela Ursula. Nam Jenn ini banyak ngeluhnya membuat Genma terkadang harus bersikap disiplin kepadanya. "gunakan kembali beha bikini mu kak, nanti pak Qwooj yang mesum bisa melihat mu setengah telanjang!"

Walau kesal tapi yang dikatakan Genma adalah benar. Nam Jenn tidak bisa menolak, walau baginya tidak apa-apa ada yang melihat puting payudaranya namun ini juga untuk karir yang masih panjang. Jika menjadi model erotis maka sulit untuknya untuk ke paris.

Di tengah pembicaraan itu tiba-tiba sesosok pria dengan pakaian layaknya pembalap moto GP yang telah menguping pembicaraan Nam Jenn dan asistennya masuk ke tenda menyergap Nam Jenn yang hanya mengenakan bikini.

*****

Di sebuah pantai berkarang, Sasaki tiba di masa lalu. Sasaki pingsan tidak sadarkan diri berjam-jam di bibir pantai yang sedang pasang, perlahan air mulai naik dan ombak menarik tubuh. Saat dirinya tersadar tubuh hampir tenggelam, Sasaki lalu berusaha menggerakan badannya.

"Tubuh ku terasa berat kenapa ini? Sulit sekali rasanya untuk bergerak bangun, bahkan jari-jari ku pun tak bisa dikepalkan!" Sasaki kesulitan menggerakkan tubuhnya, tangan dan kakinya tak mampu membantunya bangun. "Aku juga kehilangan penglihatan ku!" Ucap Sasaki yang tak mampu membuka matanya. Efek dari cahaya yang tak berujung pada lintasan waktu membuat Sasaki hampir buta.

Semua yang dilihat sasaki sangatlah buram dan tidak jelas, Sasaki berusaha melebarkan kelopak matanya namun sia-sia, matanya sangat berat untuk terbuka dan keluar air mata. Air yang membasahi helmnya membuat penglihatan Sasaki makin buruk.

Sasaki berusaha berteriak minta tolong namun tidak ada yang menghampirinya, Sasaki panik jangan-jangan Ia tidak sampai ke masa lalu. Sasaki berusaha sekuat tenaga untuk bangkit, ombak yang terus menerpanya perlahan menarik tubuh Sasaki ke laut.

Sasaki yang hampir pasrah tiba-tiba mendengar suara beberapa orang dan juga langkah kaki yang berkerumun. Helmnya yang tertutup rapat menyebabkan gema kecil didalamnnya sehingga Sasaki bisa mendengar langkah orang-orang tersebut berada didekatnya. Sasaki juga mulai merasakan panas dari belakang tubuhnya yang terbaring tengkurap.

"Matahari? Ini seperti matahari menyinari badan ku! sudah ber jam-jam aku terbaring disini, air laut terasa naik dan matahari seperti bersinar dipunggung ku." Sasaki lalu menyadari satu hal "Tidak salah lagi aku di pantai dan suara langkah kaki ini pasti suara orang-orang sedang berkumpul. namun bukan karena ada penyerangan! Apa mereka sedang bermain di pantai." Pikir Sasaki yang merasa ini bukan tahun 2053.

5 jam lebih Sasaki terbaring di bibir pantai yang mulai pasang kembali setelah surut semalam, Sasaki tidak menyadari karena tidak bisa melihat perangkat yang terpasang pada seragam anti waktunya.

Ia perlahan mulai mampu menggerakan ujung-ujung jari jemarinya. Sasaki merangkak menarik dirinya dari bibir pantai yang sudah naik lagi air lautnya. Karena penglihatannya yang tak kunjung kembali, Sasaki menggunakan telapak tangannya untuk merasakan langkahnya. Sasaki manjauh dari bibi pantai ke daratan. Setelah tidaj merasakan air di sekeliling tubuhnya, Sasaki berhenti sejenak dan membuka helmnya.

Sasaki berusaha payah mengingat tombol-tombol yang berada di pergelangan tangannya. "Apakah bener tombol yang ini, baik akan ku coba saja. setidaknya aku tidak perlu menggunakan layar sentuhnya."

Sasaki berusaha melakukan pengaturan pada seragamnnya namun karena tidak bisa melihat Sasaki malah mematikan kaca pelindung pada helmnya. Deburan angin serasa menerpa ke wajah Sasaki karena kaca helm sedang di non aktifkan. " Angin dan aroma ini, tidak salah lagi aku berada di pantai." Ucap Sasaki girang karena berhasil mendarat dengan selamat.

Perjalanan waktunya berhasil, Sasaki tiba di masa lalu. Meski tidak tahu apa Ia tiba di tempat dan tanggal yang sudah ditentukan tapi ini menjadi kemajuan besar bahwa manusia bisa dikirim melintasi waktu dengan Chronos ke masa lalu.

"Aku tiba di masa lalu, tidak ada aroma dari udara busuk yang biasa diciptakan oleh Dendauls. Ini benaran di masa lalu!" Sasaki merasa dirinya tiba di tahun yang tepat.

Pada saat invasi ke Bumi, Dendauls perlahan merubah struktur alam bumi agar sesuai dengan planet mereka tinggal namun di tempat ini Sasaki tidak merasakan udara berbau seperti yang Ia rasakan di masa depan.

Setelah merasa senang karena dirinya berhasil tiba di masa lalu, Sasaki kembali memikirkan misinya, Ia tiba di tahun yang kemungkinan besar belum di invasi oleh Dendauls. Untuk memastikan kebenarannya Sasaki harus menemukan benda yang bisa membuktikan tahun yang dikunjunginya.

"Penglihatan ku tidak kembali Juga," keluh Sasaki, " Akan sulit jika aku bertemu dengan orang lain apalagi dengan seragam waktu ini, Aku harus berpikir cepat sebelum ditarik kembali ke masa depan oleh Chronos!"

Tidak mudah untuk Sasaki mengambil benda yang membuktikan perjalanan waktunya, matanya yang tidak bisa melihat ditambah pakaiannya yang aneh akan membuat heboh orang yang ditemuinya. Jika matanya bisa melihat normal Sasaki bisa melepas seragam anti waktu dan berjalan mencari orang atau tempat yang menjual barang-barang dan membelinya.

Sasaki terjepit, Ia cukup lama berada di masa lalu sedangkan aturannya hanya 1 jam, jika lebih dari itu maka Ben dengan Chronos akan menarik paksa Sasaki kembali ke masa depan.

Sasaki keadaan bingung Sasaki mendengar suara perempuan tak jauh dari tempatnya.

"Aku tidak suka memakai stiker di puting ku! Apa tidak dilepas saja!"

" Nona Nam jangan seperti itu nanti warna pada plasternya akan pudar dan tak terlihat seperti warna kulit payudara anda Nona…"

"Kau ini mana tahu rasanya pakai ini sie Ursula!Saat dibuka nanti pasti sisa perekatnya masih menempel di payudara ku, sungguh mengganggu!!!"

Mendengar percakapan seseorang, terbesit ide yang cukup nekat didalam otak Sasaki. Sasaki yang sadar ada yang salah harus segera menyeleseikan misinya dan kembali ke masa depan. Ia pun menguatkan tekadnya untuk melakukan hal nekat tersebut.

"Baik akan ku rampok wanita yang ku dengar barusan suaranya!" Sasaki memantapkan jiwanya, Ia yang tidak pernah merampok atau menodong akankah berhasil mengambil paksa barang dari seorang wanita.

Bersambung.....